Clara yang tak tau apa-apa.. malah terjebak pada malam panas dengan seorang pria yang tak dikenalnya akibat dari jebakan seseorang. Dan dihadapkan pada kenyataan jika dirinya tengah hamil akibat malam panas pada malam itu.
Akankah clara mempertahankan kehamilannya itu, atau malah sebaliknya? Dan siapakah pria yang telah menghamilinya? Dan siapa yang telah menciptakan konspirasi tersebut?
Yuk simak kisah clara disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Shine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
"Jadi menurut Anda perbuatan saya salah Nona Bella? Dan menurut Anda yang benar itu adalah membiarkan ini semua, begitu?" Clara bertanya namun dengan memojokkan Bella. "Ooh... jika seperti itu, maka kita tidak sejalan dan sepemikiran," sambungnya. "Pantas saja...." lanjutnya ambigu.
"Apa maksudmu? Kau... Maksudku... Apa Anda menuduh saya melakukan kecurangan di sini?" tanya Bella yang tak terima dengan yang diucapkan Clara, apalagi ucapannya yang terakhir seolah mengandung banyak pertanyaan dan tuduhan di dalamnya.
"Siapa yang menuduh Anda, Nona?! Justru Anda sendiri lah yang menuduh diri Anda sendiri," ucap Clara.
"Kau__"
"Baiklah, saya rasa rapat kita hari ini cukup sampai di sini. Sekarang saya ingin melihat ke gudang penyimpanan barang, terutama ingin melihat mentahannya," Clara segera menyela, tak memperdulikan apa yang akan dikatakan Bella lagi, karena menurutnya itu tidaklah penting. "Siapa yang mengurus bagian gudang?"
"Sa-saya Nona," ucap salah seorang pria.
"Bagus," ucap Clara mengapresiasi keberanian orang itu yang segera menjawab pertanyaannya. "Baiklah terimakasih atas waktu yang kalian berikan. Sampai jumpa di rapat berikutnya. Ngomong-ngomong soal rapat, biasanya berapa kali pertemuan dalam setahun rapat diadakan?" ucapan Clara kali ini tak ada satupun yang menjawab. "Ada apa? Kenapa tak ada satupun yang menjawab pertanyaan saya? Apakah sesulit itu pertanyaan saya, sehingga tak ada satupun dari kalian yang bisa menjawab nya?" tetap sama, tak ada jawaban. Tapi tatapan semuanya menarik perhatian Clara, karena tatapan mereka mengarah kearah satu tujuan yang sama. Membuat Clara pun ikut mengikuti arah pandang semua orang, dan ternyata tatapan itu tertuju pada satu orang, yaitu Bella.
Begitu pun tuan Arkhana dan asisten Leo yang juga ikut mengikuti arah pandang semua orang.
"Harusnya aku sudah menduganya," fikir Clara.
"Apa? Kenapa kalian semua menatap saya? Apa kalian ingin saya pecat, hah?" ancam Bella, membuat Clara jadi menggelengkan kepalanya tak percaya dengan apa yang dilakukan Bella.
"Mengancam saja yang dia tau, apa hanya itu yang bisa dirinya lakukan?!" fikir Clara.
"Baiklah, semuanya bubar. Setelah hari ini akan selalu ada pertemuan setiap sebulan sekali. Tapi jika ada pertemuan dadakan seperti sekarang ini, kalian harus selalu siap, mengerti semua..?!" seru Clara, dan kembali menganggap seolah Bella tak ada.
"Mengerti Nona..!!!" semuanya menjawab dengan serempak.
"Kau! Yang bertugas di bagian gudang," panggil Clara.
"Sa-saya Nona?" tanya orang yang dipanggil oleh Clara.
"Iya.. Anda, memang siapa lagi? Apa ada yang lainnya lagi yang bertugas di sana?" ujar Clara.
"Ti-tidak Nona, tidak ada."
"Ada apa? Kenapa kau sepertinya gugup begitu?" tanya Clara pura-pura tak mengerti, padahal yang sebenarnya Clara terus saja memperhatikan orang itu sedari dirinya mengetahui jika dialah orang yang bertanggung jawab penuh atas luar dan dalam gudang.
"Ti-tidak Nona, tidak seperti itu...."
"Anda tenang saja Tuan.., Saya bukan anjing gila yang akan sembarangan menggigit apa saja yang melewatinya dan dilihatnya," ucap Clara sembari tersenyum, namun hanya sesaat, karena sesaat kemudian raut muka serta tatapannya berubah sembari kembali berucap, "Tapi saya akan menjadi seekor singa, jika wilayah kekuasaannya sedang terancam," dengan tatapan yang ia tujukan tidak pada siapapun, tapi samar melirik Bella yang berada tak jauh darinya. Dan saat Clara menatap kembali ke arah orang gudang itu, muka orang itu menjadi pucat pasi, "Hehehe... Ada apa? Saya hanya bercanda..., Sudahlah, sepertinya saya tak pandai dalam hal membuat lelucon. Ayo pergi sekarang," ucap Clara seraya akan berjalan mendekati orang itu, namun panggilan Bella menghentikan langkahnya.
"Kenapa, Nona?" tanya Clara seraya menatap Bella. "Anda pergilah lebih dulu. Tunggu saya di sana," ucap Clara memberi perintah pada orang itu, karena melihat tatapan Bella yang tak biasa.
"Baik, Nona. Saya permisi."
"Ada apa No__"
"Kau seharusnya tidak melakukan hal ini?" sela Bella dengan tatapan tajam dan nafas memburu.
"Apa yang saya lakukan? Saya tidak melakukan apa-apa. Saya hanya melakukan pekerjaan saya di sini. Saya berhak tau bukan..?" ucap Clara dengan santai. "Jika saya tidak tau apa-apa, buat apa saya berada di sini? Apa yang harus saya lakukan jika saya saja tidak mengetahui penyebab permasalahan yang membuat Sierra pearl ini bisa berada di ujung tanduk. Sama saja seperti di perintah menghidupkan kembali pohon yang hampir mati, dan sudah nyata jika itu gara-gara rumput liar dan hama yang berada di sekelilingnya. Percuma jika kita hanya terus menyiramnya, bahkan dengan air suci sekalipun. Jika kita saja tidak diperbolehkan mencabut rumput liarnya, menyingkirkan hama itu, serta tidak diizinkan memberikan pestisida yang benar untuk pohon itu. Lalu bagaimana caranya pohon itu akan kembali berkembang? Jika sumber masalahnya saja tidak disingkirkan. Sama saja bohong bukan?" ucapnya lagi dengan perumpamaan, dan yang diakhir kalimatnya jari telunjuknya menunjuk-nunjuk kepalanya sendiri, pertanda Bella harus berfikir panjang daripada hanya berbicara kosong saja. "Baiklah, jika tidak ada lagi, saya mohon undur diri karena saya sudah ditunggu," lanjutnya seraya menekan kalimat terakhirnya.
"Kau__"
"Cukup!" tuan Arkhana yang sedari tadi diam, menyela ucapan Bella. "Pergilah," ucapnya lagi, yang kali ini ditujukan untuk Clara. Yang disambut Clara hanya dengan anggukan.
***
Di gudang...
"Dimana orang itu? Ck, kenapa aku bodoh tidak menanyakan namanya terlebih dahulu.." decak Clara karena kesal.
"Permisi! Apa Anda melihat orang yang bertanggung jawab di gudang ini?" tanya Clara pada seorang wanita yang sedang lewat.
"Pak Bayu?"
"Bayu?" ulang Clara.
"Iya Nona.. Orang yang bertugas di gudang.. Yang saya tau adalah pak Bayu. Dan biasanya kalau jam segini dia ada di belakang gedung."
"Belakang gedung? melakukan apa memang di sana?" tanya Clara sekedar mengorek informasi.
"Biasanya sedang merokok dan bersantai saja, Nona."
"Bersantai?? Bukankah ini masih jam kerja?"
"Entahlah Nona, saya juga tidak mengerti. Biasanya juga pekerjaannya sering dilimpahkan ke bawahannya.. Apalagi jika ada anak magang, maka semuanya akan dilimpahkan pada anak magang itu.. Dengan alasan jika itulah pekerjaan anak magang di sini," ucap wanita itu dengan panjang lebar.
"Benarkah? Kau jangan asal bicara.. Nanti justru berujung pada pencemaran nama baik."
"Sungguh Nona Azura.. Saya tidak mungkin berbohong pada Idola saya..." ucap wanita itu sembari memperlihatkan dua jarinya.
"Darimana kau tau semua itu?" tanya Clara.
"Karena saya adalah salah satu dari anak magang itu, dulunya. Padahal sewaktu masih dipimpin pak Baskara, saya tidak pernah mengalami hal semacam itu. Semua itu terjadi semenjak ada pemecatan dan pengangkatan serentak yang dilakukan Nona Bella beberapa tahun yang lalu. Pak Baskara juga terkena pemecatan serentak itu, dan akhirnya digantikan pak Bayu," ucapnya diiringi helaan nafas berat.
Dan pernyataan wanita itu kali ini membuat Clara terkejut.