THE TWINS
Clara terjaga dari tidurnya karena merasa terusik dengan hawa dingin yang menusuk kulit. Tangannya yang juga terasa dingin ingin meraih sesuatu untuk ia jadikan selimut, namun tidak bisa.. Dikarenakan ada sesuatu yang menimpa tubuhnya.
Karena merasa kesal, ditengah matanya yang masih terpejam dengan sekuat tenaga Clara berusaha menyingkirkan benda yang tengah menimpanya itu.
Seketika mata Clara langsung terbuka sempurna saat telah berhasil menyingkirkan benda yang menimpanya, tapi bukan itu yang jadi masalahnya.. Melainkan suara lenguhan berat disertai goncangan tempat tidur yang Clara tempati, tepat di belakangnya.
Dengan perlahan Clara menoleh kearah belakang, yang seketika membuat wajahnya memucat dengan mata membola. Karena saat ini Clara tengah melihat sesosok tubuh kekar bertelanjang tengah memunggunginya, bisa dipastikan jika sosok itu adalah seorang pria.
"Apa yang sebenarnya terjadi??" Fikirnya, sembari memegangi kepalanya yang tiba-tiba pusing karena memaksakan untuk mengingat sesuatu. Yang dirinya ingat hanyalah dirinya sedang ikut merayakan pesta ulang tahun saudara tirinya yang bernama Bella. Dan dia juga mengingat jika dirinya hanya meminum minuman jus biasa yang diberikan Bella, dan setelahnya Clara tidak mengingat apa-apa lagi. "Apa minumannya bermasalah? Apa ini semua adalah rencana Bella?" Clara terus saja berfikir dan berusaha keras untuk mengingat apa yang terjadi setelahnya.
Tiba-tiba sekilas Clara melihat siluet dalam ingatannya tentang semalam, sebuah adegan panas yang dirinya lakukan. Clara pun segera menutupi mulutnya seraya terus menggeleng-gelengkan kepalanya, menolak apa yang diingatnya "Tidak, ini tidak mungkin. Semua ini pasti cuma mimpi," ucapnya dalam hati. Namun sekeras apapun Clara menolak, tapi bukti dihadapannya lebih nyata adanya. Ditambah saat ini Clara juga tengah tidak memakai sehelai benangpun ditubuhnya.
Tak terasa setetes air bening mengalir di pipi Clara, tapi segera dihapusnya, "Aku harus pergi dari sini," ucapnya sembari akan turun dari tempat tidur yang ia tempati saat ini. "Aawssh." baru saja Clara berdiri, terpaksa harus kembali mendudukkan tubuhnya, karena merasakan sakit serta perih secara bersamaan di organ sensitifnya. Namun itu semua tidak membuat Clara menyerah begitu saja, karena beberapa detik kemudian Clara sudah kembali bangkit walau tertatih sembari memunguti pakaiannya yang berserak di lantai. Tapi alangkah terkejutnya Clara atas kondisi bajunya saat ini, yang... Compang-camping.
Clara melihat kearah lain dan mendapati kemeja juga celana kain yang juga berserakan di lantai. Dengan setengah hati Clara memungut pakaian itu untuk ia akan kenakan, karena untuk memakai pakaiannya sendiri saat ini, adalah tidak mungkin. Clara yang meyakini jika pakaian itu adalah milik pria itu, segera membawanya ke kamar mandi.
Setelah beberapa saat, Clara kembali dengan tubuh yang segar lengkap dengan pakaian yang dirinya kenakan saat ini. Sekilas Clara menatap pantulan dirinya sendiri di cermin dengan meringis. Bagaimana tidak? Saat ini Clara.. Dengan tubuh rampingnya tengah terbungkus kain kemeja yang kebesaran dan celana kain kedodoran, layaknya kepompong. "Haah.. Daripada tidak ada sama sekali." desahnya seraya berlalu pergi tanpa melihat kebelakang lagi.
***
"Huuft... Aku yakin, ini semua adalah rencana Bella. Bella, tunggu pembalasanku," maki Clara setelah menaiki sebuah taksi. "Lagi pun, ada apa denganku, kenapa aku bodoh sekali? Bella tidak akan sebaik itu untuk repot-repot mengajakku merayakan pesta ulang tahunnya, kalau tidak dengan sebuah rencana. Aakhr!! sial!" sambungnya, menyalahkan diri sendiri.
Setelahnya mata Clara menerawang jauh dengan disertai tatapan kebencian.
FLASHBACK
"Clara, ikut aku yuk?"
Clara yang mendengar ajakan Bella yang begitu dadakan mengernyit heran seraya berkata, "Maksudnya?"
"Maksudnya.. Ya, kau ikut denganku." ucap Bella dengan entengnya.
Membuat Clara tersenyum miring sembari menggelengkan kepalanya pelan karena tak mengerti apa sebenarnya yang ingin Bella katakan, dan kembali fokus dengan buku yang dibacanya sedari tadi.
"Ayolah Clar..." bujuk Bella, dan ikut duduk di sofa sebelah Clara.
"Apa sih??" protes Clara sembari menyingkirkan tangan Bella dari bahunya.
"Hari ini adalah ulang tahunku.." Bella menjeda ucapannya untuk melihat respon Clara. Namun nyatanya Clara tak bergeming dan tetap fokus pada buku yang dibacanya. "Setiap tahun untuk merayakannya, aku mengadakan pesta kecil-kecilan bersama teman-temanku. Dan sekarang dengan kau juga. Karena kau sekarang adalah saudariku." Sambungnya.
"Tapi__"
"Ayolah Clar... Hari ini adalah ulang tahunku, apa kau tak ingin mengucapkan selamat?" Bella buru-buru memotong kalimat yang akan Clara ucapkan.
"Huuft... Selamat," ucap Clara dengan malas dan terpaksa.
Usai mengatakan itu, Bella tiba-tiba memeluk Clara sembari berucap, "Terimakasih. Dengan ini, secara tidak langsung kau telah menyetujui permintaanku. Akan aku anggap ini hadiah darimu," Bella mengurai pelukannya lalu tersenyum sembari menatap Clara, "Ayo berangkat sekarang, semuanya pasti sudah menunggu kita di tempat pesta." Lanjutnya setelah beberapa saat memberi jeda.
"Kita?"
"Iya kita. Aku sebelumnya sudah memberitahu teman-temanku kalau kau juga akan datang."
"Tapi aku tidak__"
"Sudahlah Clar... Pergilah sana bersama Saudarimu. Hitung-hitung ini adalah awal yang baik untuk hubungan persaudaraan kalian." entah dari mana datangnya, tiba-tiba papa Clara, Handika Bramastya datang dan menyela perkataan Clara.
"Benar apa kata Papa Sayang... Kau pergilah bersenang-senang bersama Saudarimu, Bella." Sambung ibu tiri Clara, Riska.
"Semenjak mamamu tiada, kau__"
"Ayo berangkat." Clara buru-buru memotong ucapan papa Handika seraya bangkit dari duduknya dan berjalan lebih dulu melewati ketiga manusia yang menurut Clara tidak tau diri dan bermuka dua.
"Eh? Apa kau tidak ingin berganti pakaian terlebih dahulu?" tanya Bella dengan setengah berteriak.
Clara yang hampir sampai di pintu utama, hanya melambaikan tangannya tanpa harus repot menoleh. Karena Clara begitu malas melihat orang dibelakangnya itu.
Selain ibu dan saudari tiri Clara.. Tak ada lagi yang menyadari jika keduanya saling mengedipkan mata dan tersenyum penuh arti.
FLASHBACK OFF
"Jalan," perintah Clara pada sopir taksi setelah beberapa saat terdiam.
Namun sudah lewat beberapa detik, taksi belum juga bergerak.
"Hey! Apa yang Anda lakukan? Cepat jalan! Apa Anda takut saya tidak sanggup membayar?" tegur Clara pada si sopir taksi dengan perasaan jengkel. "Tunggu sebentar." Sambungnya seraya akan meraih sesuatu seperti dompet, di sakunya. Namun belum juga menyentuh pakaian yang dirinya kenakan, Clara tersadar jika dirinya saat ini tidak sedang mengenakan pakaiannya sendiri, dan juga mengingat jika pun dirinya memakai pakaiannya pun percuma, karena semalam tidak membawa apa-apa efek dari rasa kesalnya pada orang rumah.
Tapi Clara yang sudah terlanjur lebih dulu berkata jika dirinya memiliki uang untuk membayar taksi tersebut, berpura-pura mengecek semua kantong pada pakaian yang dirinya kenakan saat ini. Dan... Voalaa, Clara benar-benar menemukan sebuah dompet di salah satu saku celana yang ia kenakan.
Clara segera mengambilnya dan membuka dompet tersebut. "Hem... Ternyata Pria brengsek itu lumayan tajir juga." ucap Clara pelan sambil mencebik saat melihat isi dompet tersebut. "Apa Anda lihat ini? Saya sanggup untuk hanya sekedar membayar uang taksi ini. Jangankan hanya membayar ongkos taksi, membeli taksi ini pun, saya sanggup," lanjutnya seraya memperlihatkan dompet yang saat ini dirinya pegang.
"Bukan seperti itu Nona... Saya tidak menjalankan taksi ini karena Saya merasa sedikit aneh dengan penampilan Anda. Itu saja. Maaf jika perbuatan saya salah dimata Anda."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
YuWie
ayo clara jgn cemen..yg badas gitu
2024-01-24
1
Yati Rh
mampirr niiihhh..
2024-01-15
1
LISA
Aq mampir Kak
2024-01-14
1