Dalam istilah kata orang yang makan nangkanya kita yang kenak getahnya.
Apa jadinya jika kita sebagai pria yang harus menikahi wanita yang sudah hamil dan anak yang di kandung wanita itu bukan darah daging kita. Pengabdian seorang pria yang berusia 24 tahun harus menikah dengan gadis 17 tahun yang masih seorang pelajar.
Arhan dan Adara yang terlibat pernikahan dalam perjodohan dan bisa di katakan paksaan dari orang tua Azizie Kalea Adara. Gadis yang masih duduk di bangku SMA itu hamil di luar Nikah.
Arhan harus menikahinya karena perintah dari orang yang paling di hormatinya dan sangat di segani nya.
Mari kita baca bagaimana rumah tangga dari pasangan yang pasti terpaut usia cukup jauh itu dan belum lagi dengan konflik yang akan mereka hadapi.
Jangan lupa koment, Vote dan like.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24 Hampir saja
"Jadi buah itu cocok untuk kamu menambah stamina kamu," lanjut Arhan yang sangat perhatian.
"Aku tadi makan buah kok," jawab Adara.
"Bagus kalau begitu. Kamu harus lebih memperhatikan diri kamu dan ingat kamu bukan sendiri. Melainkan ada dua orang yang artinya kamu bertanggung jawab untuk bayi di dalam kandungan kamu," ucap Arhan mengingatkan.
Mendengar hal itu membuat Adara berhenti makan sebentar. Setiap Arhan mengingatkan masalah janinnya pasti membuatnya tersinggung. Padahal Arhan tidak bermaksud apa-apa sama sekali hanya mengingatkan saja.
"Ayo lanjutkan makannya! kenapa malah berhenti," ucap Arhan. Adara menganggukkan kepalanya dan kembali melanjutkan makannya. Walau moodnya sedikit buruk karena perkataan Arhan sebelumnya.
Ternyata di Restaurant yang sama motor Brian berhenti di depan Restaurant dan Lucia yang turun dari motor itu.
"Bentar ya Brian. Aku ambil pesanan aku dulu!" ucap Lucia.
"Iya jangan lama-lama," ucap Brian.
"Pasti!" sahut Lucia yang langsung buru-buru ke Restauran tersebut.
Brian menghela napasnya dan matanya langsung melihat ke arah Restaurant yang mana dia langsung melihat Arhan dan juga Adara. Keduanya makan bersama dan terlihat sangat akrab yang membuat Brian semakin penasaran dengan pria yang bersama Lucia.
Karena banyak pengawal atau supir Adara yang bergantian menjemput Adara atau mengawal Adara. Tetapi tidak ada yang sedekat itu. Namun kali ini begitu dekat dan bahkan makan bersama dengan saling berhadapan.
"Ayo Brian aku sudah siap," ucap Lucia menepuk bahu Brian dan Brian sampai terkejut.
"Oh kamu sudah selesai?" tanya Brian.
Lucia menganggukkan kepalanya dan kembali menaiki motor Brian dan mereka langsung pergi. Sementara Brian tidak tau juga siapa Pria tersebut.
*********
Setelah makan siang bersama akhirnya Adara dan Arhan kembali pulang kerumah dan mereka sama-sama memasuki rumah. Namun Adara langsung menaiki anak tangga menuju kamarnya dan Arhan juga mengikut yang menaiki anak tangga.
Lucia dan Brian juga sudah sampai rumah sebelum Adara dan Arhan. Keduanya bahkan belajar bersama di lantai atas.
"Hmmm Lucia aku boleh ke kamar mandi tidak?" tanya Brian di tengah belajarnya.
"Boleh dong," kamu belok keruangan sana aja dan di sana ada kamar mandi," jawab Lucia.
"Ya sudah aku kemar mandi sebentar ya," ucap Brian. Lucia menganggukkan kepalanya.
"Aku mimpi apa semalam jika Brian bisa belajar bersama denganku. Jika seperti ini terus aku pasti akan semakin dekat dengan Brian. Mungkin kami akan pacaran sebentar lagi," batin Lucia yang dapat di pastikan menyukainya Brian dan pasti semua ini hanya triknya saja untuk bisa lebih dekat dengan Brian. Karena kebetulan Lucia adalah orang yang paling malas belajar. Jadi mana mau dia belajar bersama kalau bukan karena bersama Brian.
********
Adara yang selesai mengganti seragam sekolahnya di kamar mandi. Lalu Adara langsung keluar dari kamar mandi. Namun tiba-tiba Adara berbalik badan saat mendapati Arhan yang berganti pakaian.
Arhan menoleh kebelakang dan melihat Adara yang mungkin terkejut saat dirinya mengganti pakaian. Bukannya Arhan mempercepat pekerjaan yang mengganti pakaian tersebut. Malah memperlama dengan melihat gerak-gerik Adara yang terlihat gugup.
"Apa tidak bisa mengganti pakaian di kamar mandi," cicit Adara dengan kesal dengan suara gugupnya.
"Kamu ada di dalam. Apa kamu mengizinkanku masuk kekamar mandi. Walau kamu ada di dalam?" tanya Arhan sedikit menggoda.
"Kan bisa menungguku!" geram Adara yang langsung pergi dengan melewati Arhan dan berusaha untuk tidak melihat tubuh Arhan yang kotak-kotak yang menjadi impian setiap wanita. Karena Arhan memang sangat rajin berolah raga sehingga mempunyai tubuh yang bagus.
Adara dengan wajah kesalnya langsung keluar dari dalam kamarnya dan Arhan hanya mengendus tersenyum tipis melihat tingkah Adara.
"Dasar menyebalkan!" umpat Adara yang masih mengoceh di depan pintu kamar.
"Adara!" tiba-tiba ada yang memanggil Adara membuat Adara kaget melihat Brian yang berada di rumahnya sampai mata Adara melotot.
"Brian!" Lirih Adara dengan wajah kagetnya dan Adara langsung melihat ke pintu kamarnya yang takut Arhan keluar dari kamar itu.
"Brian kamu ngapain di sini?" tanya Adara panik.
"Aku lagi kerja kelompok bersama Lucia," jawab Brian.
"Oh begitu rupanya," sahut Adara yang gugup yang takut Brian melihat Arhan.
Ceklek. Ketakutan Adara terjadi di mana Arhan yang keluar dari kamar Adara. Dan Adara juga sangat terkejut dengan Arhan. Sama dengan Brian yang kaget. Karena Brian melihat Adara keluar dari kamar itu dan sekarang Arhan keluar dari kamar yang sama.
Membuat Brian semakin penuh tanya. Karena pengawal atau supir mana mungkin seperti itu jika tidak ada sesuatu. Sementara Arhan pasti heran keberadaan pria yang sering di lihatnya itu ada di rumah tersebut.
"Bagaimana ini," batin Adara yang sudah panik dan bahkan sampai keringatan yang saling menekan jarinya yang penuh dengan kebingungan yang tidak tau apa yang akan terjadi.
"Adara kamu keluar dari kamar yang sama dengan dia. Apa kamu dan dia satu kamar ?" tanya Brian yang begitu penasaran yang membuat Adara semakin dek-dekan yang tidak tau harus menjawab apa dan sementara Arhan masih tenang.
"Kamu siapa?" tanya Arhan yang terlihat santai yang berdiri di samping Adara.
"Saya Brian. Teman satu kelas Adara dan saya di sini belajar bersama dengan Lucia yang juga teman satu kelas saya. Jadi tidak sengaja saya melihat kalian berdua keluar dari kamar yang sama. Jadi makanya saya bertanya," jawan Brian.
"Hanya tamu apa harus tau lebih detailnya tentang semuanya," bukan Arhan yang mengatakan. Tetapi suara itu berasal dari arah lain yang membuat semuanya melihat ke arah suara itu.
"Papa!" lirih Adara.
Herlambang yang langsung menghampiri 3 orang itu.
"Jadi kamu teman Lucia?" tanya Herlambang yang melihat ke arah Brian.
"Benar Om," jawab Brian.
"Nama kamu Brian?" tanya Herlambang
"Iya Om," sahut Brian.
"Brian. Bukannya tamu itu ada batasannya dan kamu untuk apa berkeliaran di rumah kami sampai berada di depan pintu kamar ini," ucap Herlambang.
"Maaf Om. Saya hanya mencari toilet dan tiba-tiba saya melihat Adara dan menyapa Adara. Saya hanya kaget jika dia keluar dari kamar Adara," jawan Brian.
"Kamu tau dari mana jika ini kamar putri saya?" tanya Herlambang.
"Adara apa kamu memberitahunya atau Pernah membawanya kerumah ini?" tanya Herlambang.
"Tidak pah," jawab Adara.
"Maaf Om ini pertama kali saya memang saya Kerumah ini," sahut Lucia.
"Jika seperti itu. Kamu tidak bisa mengatakan ini kamar putri saya dan lagian mau ini kamar putri saya. Anak-anak saya berhak ada di dalam kamar ini," ucap Herlambang.
"Anak-anak! Maksud Om dia anak Om?" tanya Brian.
"Iya kenapa? Apa ada yang aneh dan membuat kamu penasaran?" tanya Herlambang.
"Oh tidak Om. Maaf jika saya terlalu lancang. Jujur saya tidak bermaksud apa-apa," ucap Brian.
"Baiklah! Brian untuk kali ini kamu di maafkan. Lain kali kalau bertamu kerumah orang kamu tidak perlu melakukan apa-apa," ucap Herlambang yang mengingatkan dengan tersenyum tipis yang mengandung arti.
"Apa kamu mengerti?" tanya Herlambang.
"Iya Om maaf," sahut Brian.
"Adara, Arhan papa ingin bicara dengan kalian. Ayo ikut papa," ucap Herlambang.
"Baik pah," sahut Arhan dan Adara serentak
"Aku duluan Brian," ucap Adara pamit. Brian mengangguk saja melihat 3 orang itu yang pergi.
Huhhhhhhh
"Brian kamu ini apa-apaan sih. Kenapa terlalu lancang bicara dan bertanya seperti itu. Papa Adara sepertinya tidak menyukaiku," batin Brian yang sadar akan hal itu. Terlihat dari tatapan Herlambang dan suara dingin Herlambang saat berbicara kepadanya.
Bersambung
pria, karena merasa dicintai dia akan mudah memaafkan istrinya
wanita, karena merasa dicintai dia akan berbuat semau, egois dan akan susah memaafkan suaminya,
ya klo anak d ambil ud besar ya berontak shandra