Kejadian pada masa lalu diramalkan akan kembali terjadi tidak lama lagi. Tuan kegelapan dari lautan terdalam merencanakan sesuatu. Enam sisi alam dunia mitologi sedang dalam bahaya besar. Dari seratus buku komik yang adalah gerbang penyebrangan antara dunia Mythopia dan dunia manusia tidak lagi banyak yang tersisa. Tapi dari sekian banyak kadidat, hanya satu yang paling berpeluang menyelamatkan Mythtopia dari ramalan akan kehancuran tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fredyanto Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 19: Shadow Cloning?!
Di lain tempat... Di puncak pegunungan tertinggi dekat dengan sebuah kuil...
"Untuk apa kau kemari?!" Tanya Wukong di tengah meditasinya. Bersemedi dengan tongkat yang tegak sebagai tumpuan di bawah kakinya.
Walaupun dia sedang fokus dan memejamkan matanya, Wukong menyadari ada yang datang. Ne Zha terbang melayang datang dengan roda angin apinya.
"Mereka mencoba menghubungimu lagi," Ucapnya memberitahu.
Masih fokus dalam pose semedi, "Sudah aku bilang aku tidak peduli. Bukan urusanku melindungi tempat mereka!" Jelas Wukong. Tapi hidungnya mulai mendengus_ mengeluarkan hembusan nafas panas.
"Tidak. Mereka bilang hanya ingin membutuhkan empat rambutmu untuk pengalihan," Ne Zha berusaha menjelaskan lebih detail dari pesan yang di dapatkannya. Dan mendengar permintaan itu... Wukong terpancing. Membuka matanya, dia lalu turun dari tongkatnya dan berdiri tegak menghadap Ne Zha.
Pandangannya fokus. "Sembarangan sekali mereka itu! Rambutku tidak boleh digunakan oleh sembarangan siluman lain!"
"Tapi aku dengar salah seorang muridmu juga berada di sana," Ne Zha hanya merespon santai setiap ucapan agresif Wukong.
"Dia bukan muridku! Dia hanya orang luar yang ditakdirkan seenaknya oleh rusa itu," Wukong berbalik menghadap pemandangan di ujung tepi pegunungan. "Hanya ada satu raja kera dari Gunung Huaguo! Dan itu adalah aku!!"
"Lagi pula dia sudah keluar dari sana!" Sambungnya.
"Ayolah! Kau keras kepala sekali! Jika mereka semua di sana mati... Mythtopia di wilayah kita juga mungkin akan terkena masalah!" Desak Ne Zha, terbang dan menatap muka di depan Wukong yang tadi mengalihkan pandangan darinya.
"Kita mungkin sahabat sekarang. Tapi aku akan berudel denganmu lagi jika itu maumu!" Wukong menyipitkan matanya.
"Mereka kehabisan waktu," Balas menyipitkan matanya. "Baiklah jika kau bersikeras tidak mau! Tapi aku yakin kau tidak akan bisa menolak yang satu ini!"
"Apa itu?!" Wukong semakin fokus. Lalu Ne Zha di hadapannya mengeluarkan dan menunjukan sesuatu. Tidak lain buah Persik keabadian.
"Bagaimana kau mendapatkannya?!"
"Apapun bisa kulakukan. Aku tahu ini sulit untuk kau dapatkan dengan melimpah. Dan aku masih punya banyak lainnya," Ne Zha mengangkat-ngangkat alisnya.
"Aku bisa memberikanmu setiap hari dan kau tidak perlu lagi repot-repot mencurinya!"
"Jadi... Bagaiamana?!" Ucapnya lagi. Memastikan dan menunggu keputusan dari Wukong.
"Hm! Tidak! Aku bisa mendapatkannya sendiri. Aku tidak perlu penawaran darimu!" Jawabnya. Wukong membuang wajah ala kekanak-kanakan.
Mengela nafas berat, "Huh!" Ne Zha membuang buah persik yang dipegangnya tadi kebelakangnya.
"Sepertinya tidak ada cara lain untuk membujukmu. Tapi jangan berpikir kalau aku datang tanpa persiapan," lanjutnya. Ne Zha menaruh tangan di pinggang. Sedikit menjauh dari hadapan Wukong.
"...Ngomong-ngomong mahkota yang bagus! Dan aku sudah mengundang orang yang cocok dengan itu," Lagi ucapnya. Ne Zha tidak menjelaskan detail apa maksud di balik ucapannya. Tapi dia tahu kalau Wukong paham.
Tanpa disadari si Raja Kera sejak awal, kalau sebenarnya sudah ada yang berdiri di arah belakangnya. Dan seseorang itu juga sudah siap membaca kalimat mantra.
Baru menyadari kehadiran seseorang yang tidak asing... Wukong, sontak langsung berbalik menoleh dengan pandangan memelotot ketakutan.
"Ouh?!"
…
…
Kembali pada mereka di wilayah Mythtopia dengan enam alam...
"Ini!" Asterion kembali menemui Bastet setelah dia menunggu kurang lebih dua puluh menit lamanya.
"Kubilang juga apa! Dia akan memberikannya. Aku percaya Ne Zha dapat melakukannya," Raut senyum penuh keyakinan tersirat di wajah wujud kucingnya. Melihat empat helai rambut di dalam sebuah botol kecil yang di bawa Asterion.
Osaris Bastet pun kemudian langsung memanggil Melody, Delphine, dan dua lainnya untuk segera kembali menemuinya. Mengundang kembali mereka yang tadi diminta olehnya untuk sementara menunggu sambil berbaur di sekitar akademi pun ke sana.
Kembali menemui Bastet. Dan mereka mulai melalui proses kloning atau pembuatan duplikat yang tidak akan memakan waktu lama.
Mereka berempat disuruh berbaris di hadapan Pelindung Bastet, Asterion, dan Baba Yaga. Dan Baba Yaga di sana terlibat untuk lebih menyempurnakan penduplikatan wujud mereka. Ya walaupun Baba Yaga sendiri kadang menciptakan mantra sihir yang terbilang memiliki hasil yang acak dan juga tidak stabil.
Atau bisa dibilang Cacat! Entah bagaimana dia bisa terpilih menjadi guru di kelas dari alam penyihir.
Tapi mereka tetap melakukannya.
Setiap rambut dari Wukong dimasukan ke dalam empat botol_ campuran ramuan dari hasil sihir yang sudah dipersiapkan oleh Baba Yaga. Terlihat tidak meyakinkan karena warnanya kehijauan. Baunya juga tidak enak dan sangat menyengat.
"Uh... Apa ini normal?!" Abigail memperhatikan gelas ramuan dipegangnya yang mengeluarkan buih-buih dan aura yang aneh. Menunjuk jijik.
"Jangan cerewet! Sekarang kalian cepat habiskan itu!" Baba Yaga mendesak mereka meminumnya.
Melody, Delphine, Abigail, dan Theo terpaksa harus meminumnya.
"Oh astaga...," Abigail menjepit hidungnya rapat-rapat dan meminumnya cepat. Mereka semua meneguknya cepat. Tidak mau membiarkan cairan ramuan itu terasa di lidah mereka.
Sudah mereka meminumnya... mereka berempat sampai sempat terbatuk-batuk. Efek dari rasa ramuan itu benar-benar menghantam tenggorokan mereka. Dan dari dalam diri mereka kemudian mulai merasakan sesuatu.
"Ohok Ohok Ohok!...," Mulai terjadi sesuatu.
"Tunggu sebentar lagi...," Baba Yaga memperhatikan jam saku yang dikeluarkan dari balik jubah usangnya.
"Dan... Ini dia!" Sambungnya. Dia tersenyum lebar ala tokoh penyihir jahat dalam cerita negeri dongeng.
Tepat pada hitungan waktu si Baba Yaga... mereka berempat tadi lalu memuntahkan cairan dari dalam mulutnya. Cairan hijau seperti lendir itu juga mulai membentuk menjadi tubuh... dan akhirnya terbentuklah wujud bayangan atau sosok duplikat dari masing-masing mereka.
Sosok duplikat mereka berdiri di hadapan.
"Oke sekarang kita akan langsung kirim mereka ke dunia kalian!" Gegas Bastet. Meminta Asterion untuk segera mengirim empat wujud duplikat yang baru saja selesai dibuat.
Melihat para duplikat mereka dibawa pergi begitu saja, "Tunggu dulu... Pelindung Bastet! Apa anda yakin hasilnya bagus. Kenapa tidak uji mereka dahulu?!" Ucap Delphine sambil memegang leher. Hanya berusaha memastikan hasilnya.
"Aku setuju dengannya!" Tambah dari Melody disampingnya.
Sepertinya, yang lain juga tidak begitu yakin dengan hasil ramuannya. Masing-masing ekspresi dari setiap duplikat mereka terlihat agak sedikit aneh. Cara pandang mereka terlalu datar dan hampir tidak berkedip.
Delphine berpikir heran. Kenapa harus si Penyihir Baba Yaga yang melakukannya. Dirinya juga tahu kalau dia itu bukanlah penyihir yang mempunyai mental baik. Dia agak aneh. Walaupun Delphine berada di alam berbeda_ bukan dari alam penyihir, tapi dia cukup tahu tentangnya dari beberapa temannya yang berpengalaman dari alam penyihir.
"Jangan khawatir! Hanya untuk seminggu jadi tidak akan jadi masalah," Balas Bastet. Dia dan Baba Yaga lalu pergi dari sana.
Setelah Bastet dan para guru menjauh, "Ini buruk... Ya kan?!" Theo mulai khawatir. Matanya melirik pada yang lain. Menurut mereka seminggu itu lama sekali.
Semoga saja selama seminggu nanti para kloning itu tidak membuat masalah di rumah mereka, maupun di sekolah.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...