TERPAKSA MENIKAHI DIA YANG TELAH HAMIL

TERPAKSA MENIKAHI DIA YANG TELAH HAMIL

Episode 1 Hamil.

Plak.

Tamparan panas melayang kepipi Adara dan sampai Adara terjatuh dengan terduduk di lantai dengan memegang pipinya.

"Non!" lirih seorang wanita paruh baya yang berpenampilan sederhana menutup mulutnya yang ingin membantu Adara. Namun dia tidak punya kuasa dan hanya melihat Adara yang di tampar oleh Pria yang terlihat penuh dengan amarah.

"Memalukan kamu!" umpat Pria paruh baya itu dengan di penuhi emosi dan Adara hanya menangis dengan memegang pipinya yang merah dan tamparan keras itu juga mampu membuat ujung bibirnya berdarah.

"Anak kurang ajar!" pria itu kembali hendak memukul Adara. Namun wanita paruh baya itu langsung menghalanginya dengan memeluk Adara.

"Tuan tolong tenang. Kasian Nona Adara. Tolong jangan memukulnya lagi tuan saya mohon tuan tolong," ucap wanita itu itu yang berusaha melindungi Adara.

"Minggir kamu Bi Sri. Saya harus memberi anak ini pelajaran. Anak yang mencoreng keluarga ini. Mencoreng nama baik keluarga ini dengan aib yang sangat memalukan!" teriak Pria itu pada pembantunya yang berusaha melindungi Adara.

"Tuan tapi Nona Adara sedang sakit. Mohon jangan memukulnya," ucap Bi Sri.

"Aku tidak hanya akan memukulnya. Tetapi juga membunuhnya. Karena sudah mencoreng keluarga ini dengan berani-beraninya kau hamil di luar nikah," sentak pria itu dengan matanya yang memerah.

Herlambang ingin memukul kembali Adara. Namun sang bibi langsung memeluk kaki Herlambang untuk menghentikan Herlambang.

"Jangan tuan saya mohon. Kasihan Nona Adara," ucap Bibi yang terus memohon pada Herlambang.

"Minggir kamu Bi!" ucap Herlambang merendahkan suaranya.

"Kamu jangan melindungi anak yang tidak tau malu itu. Dia sudah menyebar aib yang tidak bisa di ampuni. Jadi minggir kamu!" teriak Herlambang.

"Ampun pah! Ampun!" ucap Adara yang menangis sengugukan yang mengakui dosanya dan memohon ampun. Bibi melepas tangannya dari kaki Herlambang.

Pria itu berjongkok dan menyinggirkan pembantu yang melindungi Adara. Pria itu memegang kedua bahu Adara dengan menatap tajam yang seperti monster yang kelaparan.

"Katakan kepada papa. Siapa bajingan itu Adara!" teriak Herlambang.

Adara menggelengkan kepalanya yang penuh ketakutan dengan tubuhnya yang bergetar.

"Bagaimana mungkin kau tidak tau siapa yang sudah menghamilimu," teriak Herlambang dengan menjatuhkan kembali Adara dan Herlambang berdiri dengan memegang kepalanya yang terasa berat.

"Papa tidak pernah mengawasimu dan membiarkanmu bergaul dengan sesukamu dan ternyata ini yang terjadi. Kau melakukan pergaulan bebas dan kau hamil tanpa adanya pernikahan. Adara kau masih 17 tahun. Tetapi kau sudah merusak dirimu sendiri dan membuat nama keluarga ini berantakan. Apa kau puas melakukannya Adara! Masa depanmu telah kau hancurkan dengan perbuatan menjijikan seperti ini," teriak Herlambang yang penuh dengan kekecewaan kepada putrinya itu.

"Ampun pah," ucap Adara yang tertunduk lemas yang berurai dengan air mata.

"Papa benar-benar kecewa kepadamu. Kamu anak kesayangan papa. Tapi kamu menghancurkan kepercayaan papa. Lalu apa Adara. Apa yang harus papa lakukan dengan aib yang sudah kamu ciptakan. Apa kesalahan papa Adara. Papa selalu menuruti apa yang kamu mau. Apa yang kamu inginkan. Tetapi kamu membalas semuanya dengan seperti ini," ucap Herlambang dengan suara merendah yang meneteskan air matanya.

Semarah dan sekejam apapun dirinya. Dia tetap orang tua yang lemah dan pasti sangat terluka dengan keadaan Putri kesayangannya yang hamil di luar nikah dan apalagi Adara masih sekolah.

Adara yang kembali di peluk bibi hanya menangis dengan penuh penyesalan yang mana dia mengecewakan sang papa. Dan dia melihat papanya mengeluarkan air mata untuk yang kedua kalinya yang sebelumnya papanya hanya menangis saat mengantarkan almarhum ibunya ke pemakaman saat usianya 8 tahun.

"Bawa dia pergi dari sini. Sebelum aku kehilangan kesabaran dan akan membunuhnya sekarang," ucap Herlambang yang berusaha menenangkan dirinya.

"Ayo Non kita kekamar!" Ajak Bibi membantu Adara berdiri dan membawa Adara pergi sebelum Herlambang kembali emosi dan bisa-bisa Adara akan celaka.

Herlambang memejamkan matanya dengan mengatur napasnya yang meredakan emosinya. Bagaimana tidak dia sangat terkejut dengan mengetahui Putrinya yang hamil.

Sementara di balik dingding ada seorang wanita sekitar berusia 35 tahunan keatas dengan wanita muda yang sebaya dengan Adara yang mereka saling melihat dan sama-sama menyunggingkan senyum mereka.

"Sekarang dia baru melihat Putri kesayangannya yang pada akhirnya yang menghancurkannya," ucap wanita itu dengan tersenyum sinis.

"Mama benar. Selama ini Om Herlambang selalu membanggakan Adara dan membandingkannya denganku dan sekarang dia bisa membanggakan anaknya yang sudah hamil itu," ucap Lucia dengan tersenyum miring.

"Lucia kita harus membuat Om kamu memberi hukuman yang berat atas apa yang di lakukan Adara," ucap Mayang yang tiba-tiba punya rencana buruk.

"Mama tenang aja. Kita bisa menghasut Om Herlambang dan Adara akan di beri hukuman. Agar dirinya tidak bisa menyombongkan dirinya lagi," ucap Lucia dengan menyinggung senyumnya. Ibu dan anak itu sama-sama tersenyum dengan penuh rencana di atas masalah yang di hadapi Adara.

*********

Sebelumnya.

Adara yang berada di sekolah yang duduk di bangkunya tiba-tiba merasa pusing saat guru menjelaskan di depan. Pandangannya pun tidak jelas dan samar-samar dengan melihat kedepan.

"Adara kamu baik-baik aja?" tanya Noni teman Adara yang duduk di belakang Adara yang melihat Adara tampak aneh.

"Kepala ku sakit," jawab Adara.

"Ya udah kita ke UKS aja," ucap Noni.

Adara mengangguk dan baru ingin izin ke UKS tiba-tiba Adara pingsan dan jatuh.

Bruk.

Suara jatuhnya mengejutkan semua orang.

"Adara!" teriak Noni yang langsung berdiri dari tempat duduknya dan murid yang lain langsung heboh yang mengerumuni Adara.

"Ada apa ini?" tanya guru wanita itu.

"Adara pingsan Bu. Tadi dia mengeluh pusing," jawan Noni.

"Ayo bawa ke UKS!" titah guru dengan panik dan murid laki-laki langsung menggendong Adara ala bridal style mereka semua membawa Adara ke ruang UKS dan bahkan sampai meninggalkan kelas yang padahal hanya satu orang yang pingsan.

Hanya ada 2 wanita yang tertinggal di kelas itu. Ya itu Lucia dan Raya.

"Kenapa sepupu Lo?" tanya Raya.

"Paling caper," jawab Lucia sinis.

"Iya tuh. Semuanya apa harus mengantarkannya ke UKS," sahut Raya yang juga sinis.

"Semoga aja mati di UKS," sumpah serapah Lucia dengan kesal.

Adara memang sangat populer di sekolah. Gadis cantik dan pintar dan siapa yang tidak menyukainya. Adara juga sangat di kenali. Karena sang ayah seorang politikus besar dan sangat di kenal orang-orang dengan kedermawanannya.

Selain kaya raya Adara juga anak tunggal dan semenjak kematian ibunya. Sang papa tidak menikah lagi dan hanya fokus pada Adara yang sangat tenar di sekolah dan di kenal juga sangat ketus dan lebih tepatnya dia sangat tegas dan bukan wanita yang pecicilan atau juga diam. Jadi makanya Adara sangat di segani.

Lucia adalah sepupu Adara anak dari Mayang adik Herlambang yang satu rumah dan satu sekolah dengan Adara. Walau sepupu dan satu rumah mereka tidak akrab dan orang-orang juga tau Lucia sepupu Adara. Tetapi orang-orang tidak segan dengan Lucia.

Jadi Lucia kerap kali kesal dengan Adara yang semua orang peduli kepadanya dan sementara dirinya yang berbanding terbalik dengan dirinya yang tidak ada yang peduli. Jadi itu sebabnya Lucia sangat membenci Adara.

Bersambung.

...Lagi-lagi saya membuat Novel baru dengan harapan yang sama pastinya. Terima kasih untuk para readers yang setia yang selama ini sudah banyak membaca dan pasti meninggalkan komentar yang selalu aku baca. Masukkannya sangat baik membuatku banyak belajar....

...Dan saya mengeluarkan Novel terbaru. Jadi jangan lupa. Like, coment dan vote ya. Terima kasih....

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

keep dl ya ❤️

2023-10-22

0

Zee✨

Zee✨

bpk nya halal untuk di timpuk.

2023-09-24

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Hamil.
2 Episode 2 Tidak memberitahu
3 Episode 3 Perintah yang mengejutkan.
4 Episode 4. Penolakan dari Adara.
5 Episode 5 Pingsan
6 Episode 6 Hari Pernikahan.
7 Episode 7 Sah.
8 Episode 8 Marah.
9 Episode 9 Kata itu lumayan sakit.
10 Episode 10 Arhan dan Adara.
11 Episode 11 Hampir
12 Episode 12 Kecelakaan.
13 Episode 13 Peringatan Arhan.
14 Episode 14 Harus menolak pria lain
15 Episode 15 Adara dan Arhan.
16 Episode 16 Harus ribut dulu.
17 Episode 17 Sikap Adara.
18 Episode 18 Habis kesabaran.
19 Episode 19 Tidak bisa menahan diri.
20 Episode 20 Sadar sedikit pasti ada.
21 Episode 21 Menghargai suami.
22 Episode 22 Penuh tanya.
23 Episode 23 Tahan gengsi.
24 Episode 24 Hampir saja
25 Episode 25 Keputusan Herlambang.
26 Episode 26 Perjalanan puncak
27 Episode 27 Puncak Memory
28 Episode 28 Villa.
29 Episode 29 first kiss
30 Episode 30 Menatap Lama.
31 Episode 31 Mode manja
32 Episode 32 Ngidam yang langsung ada
33 Episode 33 Arhan dan Adara
34 Episode 34 Terasa berat.
35 Episode 35 Mau tidak mau tetap pergi.
36 Episode 36 Tanpa Arhan.
37 Episode 37 Apakah gengsi runtuh
38 Episode 38 Rencana menyusul.
39 Elias 39 Berlalu.
40 Episode 40 Beberapa bulan kemudian.
41 Episode 41 Gawat Darurat.
42 Episode 42 Bayi kecil yang tampan.
43 Bab 43 Menjadi seorang ibu
44 Episode 44. Lucia panik.
45 Episode 45 Memohon pada Adara.
46 Episode 44 Nama indah.
47 Bab 46 Canggung.
48 Episode 48
49 Episode 49 Ingin mencegah.
50 Episode 50 dinner.
51 Bab 51 Dinner romantis.
52 Episode 52 terjebak hujan.
53 Episode 52 Masih terjebak
54 Episode 53 Momen
55 Episode 54 Belanja bersama.
56 Episode 56 Adara Merasa malu.
57 Episode 57 Hal yang terberat.
58 Episode 58 Hari-hari Adara.
59 Episode 59. Lucia Vs Adara.
60 Episode 60 Suami penenang m
61 Episode 61 Adara mulai posesif.
62 Bab 62 Adara tidak ada lawan.
63 Episode 62 Arhan Marah.
64 Episode 63 Hari Kelulusan.
65 Episode 65 Ternyata Ada yang tau
66 Episode 66 Orang jatuh cinta memang seperti itu.
67 Episode 67 Mencari hadiah dari suami.
68 Episode 68 Hadiah dari suami.
69 Bab 69 Cepat-cepat.
70 Episode 70 Berangkat ke Milan.
71 Episode 71 Tidak sesuai ekspektasi.
72 episode 72 Rasa Kecewa.
73 Episode 73 Adara masih di landa emosi.
74 Episode 74 Kata pedas Adara dan kata pedas Arhan.
75 Episode 75
76 Episode 76 Kesabaran ada batasnya
77 Episode 77 Keputusan yang sulit.
78 Episode 78 cepat juga berlalu.
79 Episode 79 Pertemuan.
80 Episode 79 Adara selalu saja ngambek.
81 Episode 81 Alvian tau aja.
82 Episode 81 Arhan dan Adara
83 Episode 83 Merayu mama.
84 Episode 84 Baru tau kan.
85 Episode 85 Rencana Adara.
86 Episode 86 Malang.
87 Episode 87 Arhan dan Adara.
88 Episode 88 Merasa gagal.
89 Episode 89 quality time.
90 Episode 90 Usaha untuk suami.
91 Episode 91 Keluarga bahagia.
92 Episode 92 Beberapa kali gagal.
93 Episode 93 Bahagia.
94 Episode 94 Kiss.
95 Episode 95 Pulang kembali.
96 Episode 95 moment
97 Episode 97 Hal mencurigakan.
98 Episode 97 Hal mengejutkan.
99 Episode 99 Curiga
100 Episode 100 Melihat.
101 Episode 101 Arhan kaget
102 Bab 102 Pertengkaran.
103 Episode 103 Berencana pergi.
104 Episode 104 mencegahnya.
105 Episode 105 Malam terindah.
106 Episode 106 Romantis.
107 Episode 108 Orang itu.
108 Episode 108. Alvian ngambek.
109 Episode 109. Dinner bersama.
110 Episode 110 Arhan dan Adara.
111 Episode 111 Istri dem
112 Episode 112 Tiba-tiba.
113 Episode 113 Insiden.
114 Episode 114 Lucia was-was.
115 Episode 115 Saling menyerang.
116 Episode 117 Akhirnya.
117 Episode 118 Penginapan.
118 Episode 119 Finaly
119 Episode 119 Apa yang terjadi? kok bisa.
120 Episode 120 Hal sebenarnya.
121 Episode 121
122 Episode 122 Masih dalam masa romantis.
123 Episode 123 Kepanikan Lucia.
124 Episode 124.
125 Episode 125 Herlambang pasang badan.
126 Episode 125 Takut.
127 Episode 126 Menyelesaikan.
128 Episode 107 Lucia
129 Episode 129 Akhirnya.
130 Episode 129 tidak menyangka
131 Episode 131
132 Episode 132 Berusaha untuk sabar.
133 Episode 133 Permohonan.
134 Episode 134 Menuntut.
135 Episode 135 Penangkapan.
136 Episode 137 Hukum tetap hukum
137 Episode 137 Reflesing.
138 Episode 138 Masih bersama-sama.
139 Episode 139
140 Episode 139
141 Episode 141 Putusan pengadilan.
142 Episode 141 Permohonan.
143 Episode 143 Bagaimana menjelaskannya.
144 Episode 144 Pergi.
145 Episode 145 Perpisahan.
146 Episode 146 Tindakan Herlambang
147 Episode 147 Sakitnya jadi Shandra.
148 Episode 148
149 Episode 149 Akhirnya kembali bersama.
150 Episode 150 Kembali bersamam
151 Episode 151 meluluhkan Alvian.
152 Episode 152 Hari bahagia.
153 Episode 153 Kabar bahagia
154 Episode 154. Mulai dekat
155 Episode 155 Selesai.
Episodes

Updated 155 Episodes

1
Episode 1 Hamil.
2
Episode 2 Tidak memberitahu
3
Episode 3 Perintah yang mengejutkan.
4
Episode 4. Penolakan dari Adara.
5
Episode 5 Pingsan
6
Episode 6 Hari Pernikahan.
7
Episode 7 Sah.
8
Episode 8 Marah.
9
Episode 9 Kata itu lumayan sakit.
10
Episode 10 Arhan dan Adara.
11
Episode 11 Hampir
12
Episode 12 Kecelakaan.
13
Episode 13 Peringatan Arhan.
14
Episode 14 Harus menolak pria lain
15
Episode 15 Adara dan Arhan.
16
Episode 16 Harus ribut dulu.
17
Episode 17 Sikap Adara.
18
Episode 18 Habis kesabaran.
19
Episode 19 Tidak bisa menahan diri.
20
Episode 20 Sadar sedikit pasti ada.
21
Episode 21 Menghargai suami.
22
Episode 22 Penuh tanya.
23
Episode 23 Tahan gengsi.
24
Episode 24 Hampir saja
25
Episode 25 Keputusan Herlambang.
26
Episode 26 Perjalanan puncak
27
Episode 27 Puncak Memory
28
Episode 28 Villa.
29
Episode 29 first kiss
30
Episode 30 Menatap Lama.
31
Episode 31 Mode manja
32
Episode 32 Ngidam yang langsung ada
33
Episode 33 Arhan dan Adara
34
Episode 34 Terasa berat.
35
Episode 35 Mau tidak mau tetap pergi.
36
Episode 36 Tanpa Arhan.
37
Episode 37 Apakah gengsi runtuh
38
Episode 38 Rencana menyusul.
39
Elias 39 Berlalu.
40
Episode 40 Beberapa bulan kemudian.
41
Episode 41 Gawat Darurat.
42
Episode 42 Bayi kecil yang tampan.
43
Bab 43 Menjadi seorang ibu
44
Episode 44. Lucia panik.
45
Episode 45 Memohon pada Adara.
46
Episode 44 Nama indah.
47
Bab 46 Canggung.
48
Episode 48
49
Episode 49 Ingin mencegah.
50
Episode 50 dinner.
51
Bab 51 Dinner romantis.
52
Episode 52 terjebak hujan.
53
Episode 52 Masih terjebak
54
Episode 53 Momen
55
Episode 54 Belanja bersama.
56
Episode 56 Adara Merasa malu.
57
Episode 57 Hal yang terberat.
58
Episode 58 Hari-hari Adara.
59
Episode 59. Lucia Vs Adara.
60
Episode 60 Suami penenang m
61
Episode 61 Adara mulai posesif.
62
Bab 62 Adara tidak ada lawan.
63
Episode 62 Arhan Marah.
64
Episode 63 Hari Kelulusan.
65
Episode 65 Ternyata Ada yang tau
66
Episode 66 Orang jatuh cinta memang seperti itu.
67
Episode 67 Mencari hadiah dari suami.
68
Episode 68 Hadiah dari suami.
69
Bab 69 Cepat-cepat.
70
Episode 70 Berangkat ke Milan.
71
Episode 71 Tidak sesuai ekspektasi.
72
episode 72 Rasa Kecewa.
73
Episode 73 Adara masih di landa emosi.
74
Episode 74 Kata pedas Adara dan kata pedas Arhan.
75
Episode 75
76
Episode 76 Kesabaran ada batasnya
77
Episode 77 Keputusan yang sulit.
78
Episode 78 cepat juga berlalu.
79
Episode 79 Pertemuan.
80
Episode 79 Adara selalu saja ngambek.
81
Episode 81 Alvian tau aja.
82
Episode 81 Arhan dan Adara
83
Episode 83 Merayu mama.
84
Episode 84 Baru tau kan.
85
Episode 85 Rencana Adara.
86
Episode 86 Malang.
87
Episode 87 Arhan dan Adara.
88
Episode 88 Merasa gagal.
89
Episode 89 quality time.
90
Episode 90 Usaha untuk suami.
91
Episode 91 Keluarga bahagia.
92
Episode 92 Beberapa kali gagal.
93
Episode 93 Bahagia.
94
Episode 94 Kiss.
95
Episode 95 Pulang kembali.
96
Episode 95 moment
97
Episode 97 Hal mencurigakan.
98
Episode 97 Hal mengejutkan.
99
Episode 99 Curiga
100
Episode 100 Melihat.
101
Episode 101 Arhan kaget
102
Bab 102 Pertengkaran.
103
Episode 103 Berencana pergi.
104
Episode 104 mencegahnya.
105
Episode 105 Malam terindah.
106
Episode 106 Romantis.
107
Episode 108 Orang itu.
108
Episode 108. Alvian ngambek.
109
Episode 109. Dinner bersama.
110
Episode 110 Arhan dan Adara.
111
Episode 111 Istri dem
112
Episode 112 Tiba-tiba.
113
Episode 113 Insiden.
114
Episode 114 Lucia was-was.
115
Episode 115 Saling menyerang.
116
Episode 117 Akhirnya.
117
Episode 118 Penginapan.
118
Episode 119 Finaly
119
Episode 119 Apa yang terjadi? kok bisa.
120
Episode 120 Hal sebenarnya.
121
Episode 121
122
Episode 122 Masih dalam masa romantis.
123
Episode 123 Kepanikan Lucia.
124
Episode 124.
125
Episode 125 Herlambang pasang badan.
126
Episode 125 Takut.
127
Episode 126 Menyelesaikan.
128
Episode 107 Lucia
129
Episode 129 Akhirnya.
130
Episode 129 tidak menyangka
131
Episode 131
132
Episode 132 Berusaha untuk sabar.
133
Episode 133 Permohonan.
134
Episode 134 Menuntut.
135
Episode 135 Penangkapan.
136
Episode 137 Hukum tetap hukum
137
Episode 137 Reflesing.
138
Episode 138 Masih bersama-sama.
139
Episode 139
140
Episode 139
141
Episode 141 Putusan pengadilan.
142
Episode 141 Permohonan.
143
Episode 143 Bagaimana menjelaskannya.
144
Episode 144 Pergi.
145
Episode 145 Perpisahan.
146
Episode 146 Tindakan Herlambang
147
Episode 147 Sakitnya jadi Shandra.
148
Episode 148
149
Episode 149 Akhirnya kembali bersama.
150
Episode 150 Kembali bersamam
151
Episode 151 meluluhkan Alvian.
152
Episode 152 Hari bahagia.
153
Episode 153 Kabar bahagia
154
Episode 154. Mulai dekat
155
Episode 155 Selesai.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!