Ibu Sambung Buat Anakku

Steven membawa Selena duduk di depan mereka, sedangkan bu Maria menatap tidak suka kepada Selena.

"Ya sudah sayang kita pindah ke kamar yuk." ajak Raya dengan bahasa isyarat nya, Grace mengangguk lalu berdiri dari duduk nya.

"Permisi pak, saya mau membawa Grace ke kamar nya." tanpa menunggu jawaban dari Steven Raya langsung membawa Grace ke kamar nya.

Bu Maria pergi meninggalkan Steven dan Selena karena menyambut suami nya yang baru pulang dari kantor.

"Kamu lihat kan mas, aku baru saja duduk mereka langsung pergi begitu saja, seakan-akan mereka itu tidak menerima kehadiran aku." Selena protes dengan nada manja nya.

"Jangan berburuk sangka dulu, kamu kan barusan mendengar nya kalau mereka cuma masuk ke kamar, dan kamu juga melihat nya kalau papah baru saja pulang, berarti ibu harus menyambut dan menyiapkan segala keperluan papah," Selena terdiam karena yang di ucapkan Steven benar ada nya.

Raya melanjutkan kembali terapi yang sempat tertunda tadi di kamar Grace.

Suara ketukan di pintu kamar terdengar sangat jelas membuat Raya dan Grace langsung menoleh ke arah pintu.

Raya berjalan menghampiri dan membuka pintu nya, nampak bi Siti sudah berdiri di depan pintu.

"Non Raya sama non Grace sudah di tunggu di meja makan sama semua nya." ucap bi Siti dengan sopan.

"Baiklah bi, tunggu sebentar aku ajak Grace dulu." bi Siti pergi setelah mendapat jawaban dari Raya.

Raya menghampiri Grace, "Ayo kita makan, kita sudah di tunggu oleh semua nya." Grace mengangguk lalu turun dari tempat tidur nya.

Dengan penuh senyuman Grace menuruni anak tangga, tangan nya tidak lepas dari tangan Grace.

Raya terdiam terpaku menatap rambut Selena yang tergerai membelakangi nya, Rambut Selena mengingatkan nya kepada perempuan yang bersama Fajar kekasih nya.

"Seperti nya rambut yang sama dengan rambut wanita yang tidur dengan mas Fajar." bathin Raya sambil terus mengamati rambut Selena dari belakang.

Lamunan Raya buyar ketika tangan nya di tarik oleh Grace, Raya menatap Grace lalu mengangguk dan tersenyum.

"Ayo nak sini kita makan bersama." ajak bu Maria dan menggeser kursi untuk duduk Raya.

"Terima kasih bu." Raya duduk berhadapan dengan Steven dan Selena.

Dengan penuh rasa sabar Raya menyuapi Grace hingga makanan yang ada di piring Grace habis tak bersisa.

"Nak, dari tadi kamu menyuapi Grace, sekarang giliran kamu yang makan." ucap pak Agam yang dari tadi hanya diam dan memperhatikan Raya.

"Baik pak." Raya menikmati makan malam nya tanpa memperdulikan dua manusia di depan nya.

Steven yang terus menatap Raya membuat Selena kesal dan cemburu hingga tangan nya memukul paha Steven.

"Aw, sakit sayang." teriakan Steven membuat kedua orang tua nya menatap dengan dengan tatapan tajam mereka.

Sedangkan Raya dia seolah-olah tidak mendengar apa-apa dan terus melanjutkan makan nya hingga habis.

"Ini lagi di meja makan, jadi jangan bercanda." pak Agam geram dengan kelakuan Selena dan Steven.

"Maaf pah." ucap Selena dan Steven bersamaan.

Grace memukul piring dengan sendok nya membuat semua orang yang ada di meja makan menatap nya.

"Papah, minggu depan aku ulang tahun, aku ingin di rayakan."

"Tentu saja sayang, nanti papah dan tante Selena akan menyiapkan semua nya."

"Kenapa harus aku sih mas, kan ada pengasuh nya." bisik Selena sambil mata melirik ke arah Raya.

"Biar kamu dapat restu dari Grace dan ibu sayang, jadi kamu harus turun tangan untuk menyiapkan nya."

"Biar papah dan mamah yang siapkan semua nya, ngga usah di tempat lain, kita rayakan di rumah ini saja." ucap pak Agam.

Mereka semua hanya mengangguk, karena kalau pak Agam sudah memutuskan, berarti tidak ada yang boleh menolak nya.

"Baiklah pak, bu, kalau begitu saya permisi karena sudah malam juga, besok saya kemari lagi." Raya pamit kepada pak Agam dan bu Maria.

Selena menatap tidak suka kepada Raya, Selena membenci Raya karena orang tua Steven seperti menyayangi Raya dari pada diri nya.

"Baiklah nak, kalau begitu kamu hati-hati di jalan." sebenar nya bu Maria tidak rela kalau Raya pulang, bu Maria lebih suka Raya tinggal di rumah nya.

Raya menatap Grace dan membelai rambut nya, setelah di pastikan Grace menatap nya, Raya menggerak kan sepuluh jari nya.

"Sayang, mamah pulang dulu ya, besok mamah kemari lagi." Grace mengangguk dengan wajah sedih nya.

"What! Mamah? Jadi pengasuh ini di panggil mamah, tidak! Ini tidak boleh di biarkan." bathin Selena dengan tatapan tidak percaya nya.

"Senyum dong sayang, nanti kalau kamu ulang tahun mamah buatkan kue spesial buat kamu." Raya merayu Grace agar tidak sedih.

"Benarkah? Kalau begitu aku mau kue yang besar sekali."

"Iya sayang, mamah akan buatkan kue khusus untuk kamu seorang."

Grace akhir nya tersenyum dan mengizinkan Raya pulang.

Raya pulang setelah dirinya pamit kepada semua nya termasuk Grace.

"Ayo nak kita tidur, nenek sama kakek juga sudah mau istirahat, ini kan sudah malam waktu nya orang istirahat bukan waktu nya bertamu." bu Maria menyindir Selena yang belum pamit pulang juga.

Selena menatap bu Maria dengan tatapan marah nya, tapi Steven menggenggam erat tangan Selena tanda Selena jangan mempermasalahkan ucapan ibu nya.

Kini di ruang makan itu tinggal Steven dan Selena, Selena hanya diam dan wajah nya di tekuk karena masih kesal dengan ucapan ibu nya Steven.

"Sudahlah sayang, jangan di ambil hati, ibu kan memang begitu."

"Tapi aku sakit hati mas, secara tidak langsung ibu kamu barusan mengusir aku."

"Sayang dengarkan aku, kamu harus sabar menghadapi ibu, ibu itu sebenar nya baik pada siapa pun termasuk kamu, tapi ibu hanya menguji kamu, apa kamu kuat atau tidak menghadapi nya."

Selena hanya diam dengan wajah di tekuk nya.

"Lihat saja kalian semua, kalau nanti aku sudah menjadi nyonya di rumah ini, akan aku usir kalian semua, aku akan membuat mas Steven membenci kalian." bathin Selena.

"Sudahlah sayang ngga usah di bahas lagi, bagaimana kalau besok siang kita have lunch." Steven berusaha membujuk Selena yang sedang marah.

"Jangan cuma janji mas, aku ngga suka." Selena masih memasang wajah kesal nya.

"Kamu ingatkan lagi aja besok, pokok nya siang besok khusus untuk kita berdua."

Selena menatap Steven dengan senyuman di bibir nya, Selena mencium lembut bibir Steven, "Baiklah, besok hanya aku dan kamu ya mas." bisik Selena setelah melepaskan ciuman nya.