Rahasia With Ipar

Happy reading.....

Tepat jam 04.00 pagi, Haris terbangun dari tidurnya, dan dia melihat jika sebelah ranjangnya kosong. Pria itu pun merasa heran, kemudian dia bangun lalu melihat ke kamar mandi tapi di sana juga tidak ada siapa-siapa.

"Apa Fitri turun ke lantai bawah ya? Tapi tidak biasanya dia bangun pagi-pagi seperti ini," gumam Haris dengan bingung.

Kemudian dia membuka pintu kamar lalu keluar dan menuruni tangga menuju lantai bawah, di mana saat ini para pelayan sangat sibuk mengerjakan tugasnya masing-masing.

Saat sampai dapur, Haris masih tidak menemukan keberadaan Fitri, kemudian dia bertanya kepada salah satu pelayan, "Bi, apa Fitri sudah bangun dan turun ke sini?"

"Maaf Tuan muda, tapi kami tidak melihat Nona Fitri bangun, sejak kami bangun dari jam 03.00 tadi Tuan," jawab pelayan tersebut.

Haris menganggukkan kepalanya, kemudian dia mencari ke samping rumah, ke taman, ke kolam renang, namun tidak menemukan keadaan sang istri pria itu pun merasa heran.

"Ke mana kamu sayang? Tidak biasanya kamu pergi pagi-pagi seperti ini?" gumam Haris dengan rasa yang sudah cemas aku mau ini.

Sementara di atap, Fitri dan juga Darius tengah kebingungan. Sebab mereka tidak bisa keluar dari sana, dua orang itu pun tengah duduk di gajebo sambil memikirkan cara untuk keluar.

"Ini semua gara-gara kamu ya Mas. Coba saja kamu tidak mengajak ketemuan untuk di sini, pasti kita tidak akan kekunci!" marah Fitri kepada Darius.

"Cukup ya! Kamu dari tadi menyalahkan aku terus. Kamu pikir dong, kalau kita berada di kamar tamu, sudah pasti akan ketahuan!" jawab Darius tak kalah nyolot.

Dia merasa kesal karena sedari tadi Fitri terus-terusan menyalahkan dirinyax gara-gara mereka terkunci di atap.

"Huuh!" Kemudian Fitri membuang wajahnya ke samping sambil memanyunkan bibirnya. Dia benar-benar kesal sekaligus khawatir jika Haris seakan mengetahui tentang keberadaan mereka.

'Aduh! Gimana ini? Mana sudah jam 04.00, kalau Mas Haris bangun lalu dia melihat aku tidak ada di sampingnya, bisa kacau.' batin Fitri merasa panik.

Sementara Darius mengacak rambutnya, dia benar-benar bingung tentang siapa yang mengunci mereka di atap, karena Darius sangat yakin jika pintu atap terakhir kali tidak dikunci, dan tidak mungkin kita pintu itu rusak.

.

.

Haris mengetuk pintu kamar kedua orang tuanya, dan tahan lama Tante Dina dan juga Om Samuel pun terbangun dengan mata yang masih mengantuk.

"Ada apa, Haris? Ini masih pagi," ucap Tante Dina dengan suara serak.

"Maaf Mah, Pah, jika Haris mengganggu tidur kalian. Tapi Fitri tidak ada di kamar. Aku sudah mencarinya ke seluruh rumah, tapi tidak menemukan keberadaannya," jawab Haris dengan wajah yang begitu panik.

"Apa! Fitri tidak ada? Apa mungkin dia jalan-jalan pagi?" tanya Tante Dina menerka-nerka.

"Tidak mungkin lah Mah. Ini masih jam 04.00 pagi, kalaupun mau jogging seharusnya jam 05.00 atau setengah enam."

Tante Dina dan juga Om Samuel pun bertatapan, mereka juga mencemaskan keadaan menantunya. Lalu mereka berjalan ke arah kamar Amanda, kemudian mengetuk kamar itu.

Wanita itu baru saja terbangun, kemudian dia berjalan ke arah pintu dan saat dibuka ternyata ada Haris dan juga kedua mertuanya.

"Mah, Pah, Haris, kenapa?" tanya Amanda.

"Amanda, apa kamu melihat Fitri? Atau dia ke sini?" tanya Tante Dina, namun Amanda segera menggelengkan kepalanya.

"Tidak ada Mah. Memangnya Fitri ke mana?" tanya Amanda yang pura-pura tidak tahu.

"Fitri hilang Kak, aku tidak tahu ke mana dia. Tapi bangun-bangun sudah tidak ada di sampingku, dan sudah kucari ke seluruh rumah namun tidak kutemukan," jawab Haris.

"Tunggu dulu! Fitri tidak ada? Mas Aris juga tidak ada di kamar," ujar Amanda pura-pura panik.

"Darius tidak ada di kamar?" tanya om Samuel.

Amanda langsung menganggukan kepalanya, kemudian Om Samuel dan Tante Dina masuk ke dalam kamar dan memang sudah ada keberadaan Darius di sana.

"Ke mana dia?" tanya om Samuel pada menantunya.

"Aku juga tidak tahu Pah, tadi bangun-bangun aku sudah tidak menemukan keberadaannya Mas Darius," jawab Amanda.

Tiga orang yang berada di hadapannya pun merasa bingung, sebab Darius dan juga Fitri hilang dalam waktu yang bersamaan. Berbagai pertanyaan pun muncul di benak mereka tentang dua orang tersebut.

Lalu Amanda mengecek seluruh kamar tamu, namun tak ada keberadaan Darius.

Sampai jam 05.30 pagi, Fitri dan juga Darius masih belum ditemukan. Hingga tiba-tiba saja bel pintu rumah berbunyi, dan ternyata yang datang adalah Lulu.

Amanda dan juga Lulu sudah kongkalikong, bekerja sama. Mereka berpura-pura akan jogging dengan Lulu yang bertandang ke rumah Amanda.

"Ayo! Lo udah siap kan?" tanya Lulu kepada Amanda.

"Aduh, sorry banget Lu, kayaknya joggingnya di pending dulu deh," jawab Amanda.

"Memangnya kenapa?" tanya Lulu dengan heran.

"Ini ... pagi-pagi Fitri dan juga Mas Darius hilang entah ke mana."

"Apa! Hilang? Bagaimana bisa mereka hilang secara bersamaan?" tanya Lulu yang mulai menjalankan aksinya untuk memprovokasi pemikiran Haris dan juga kedua mertua Amanda.

Sementara wanita itu hanya mengangkat kedua bahannya saja, seolah-olah dia tidak tahu apa yang terjadi.

"Ini aneh sih. Kok bisa sih Darius sama Fitri hilang dalam waktu yang bersamaan?" ucap Lulusl sambil mengetuk jari telunjuknya di dagu.

"Makanya kita lagi mencari mereka, tapi belum ketemu dari jam 04.00 pagi," ujar Amanda. Sementara Haris dan juga kedua orang tuanya sudah dilanda kecemasan, karena Fitri juga setengah mengandung.

"Apa kalian sudah cari ke seluruh rumah?" tanya Lulu.

"Sudah, tapi kami tidak menemukannya," jawab Amanda.

Lulu berpikir sejenak, "Apa ada tempat yang bisa buat nongkrong selain taman atau kolam renang?"

Tante Dina dan juga Amanda melirik satu sama lain, kemudian Amanda pun menjawab, "Ada. Di atap."

"Apa sudah diperiksa?" tanya Lulu kembali.

Keempat orang itu pun menggelengkan kepalanya, dan melihat itu Lulu menjentikkan jarinya. "Nah, coba kita periksa di atap. Siapa tahu memang mereka ada di sana."

Lalu kelima orang tersebut berjalan menuju lantai atas untuk menuju atap, namun Tante Dina pun berkata, "Tapi mana mungkin Darius dan Fitri berada di sana? Untuk apa mereka ada di sana?"

"Ya mana tahu kan Tante, mereka lagi ngomongin apa gitu di atap," jawab Lulu sambil mengangkat kedua bahunya.

Namun saat Om Samuel membuka pintu atap ternyata pintu itu pun terkunci. "Ini kenapa pintunya terkunci ya?" ucapnom Samuel dengan heran.

"Sebentar, biar aku minta pelayan untuk mengambilkan kunci cadangan," ujar Haris kemudian dia turun ke lantai bawah untuk mengambil kunci cadangan.

Setelah dapat, om Samuel membuka pintu atap tersebut, dan saat dibuka mereka menaiki tangga yang terhalang oleh tembok. Dan saat sampai di sana, kelima orang tersebut merasa kaget saat melihat Darius dan juga Fitri tengah duduk di sofa yang ada di depan gajebo.

"Fitri! Darius!" kaget Om Samuel.

"Mama! Papa! Mas Haris!" kaget Fitri.

'Gawat! Kenapa mereka bisa tahu aku dan Fitri ada di sini?' batin Darius.

Sementara Amanda dan juga Lulu melirik satu sama lain. Mereka tertawa terbahak-bahak di dalam hati, karena begitu puas saat melihat raut wajah ketakutan, kepanikan dan kegugupan dari wajah kedua penghianat tersebut.

'Kita lihat, jawaban apa yang akan kalian berikan setelah tertangkap basah?' batin Amanda sambil tersenyum licik.

"Sayang, kamu kenapa bisa ada di atap sama Mas Darius?" tanya Haris yang sudah bertanya-tanya.

Raut wajahnya menandakan keheranan saat melihat sang istri yang tiba-tiba saja hilang di pagi hari, dan ternyata berada di atap dengan sang kakak.

"Mas, aku bisa jelasin semuanya. Ini tidak seperti yang kamu bayangkan. Aku tadi sama mas Darius itu lagi cari angin. Iya, cari angin. Iya kan Mas Darius? Tiba-tiba saja kami terkunci di atap," jawab Fitri dengan gugup.

"Cari angin? Pagi-pagi buta? Memangnya AC di kamar tidak terlalu dingin ya, sampai harus mencari angin di luaran? Kenapa harus di pagi buta seperti itu? Bahkan kalian menghilang dalam waktu yang bersamaan?" Amanda melipat kedua tangannya di depan dada sambil melihat dengan tatapan menyipit ke arah dua orang yang saat ini sedang tertangkap basah.

Darius dan juga Fitri terdiam saat mendengar pertanyaan dari Amanda, keduanya benar-benar gugup dan tidak tahu apa yang harus mereka jawab.

Melihat tidak ada jawaban dari kedua orang itu, Lulu pun beraksi. "Kenapa kalian tidak menjawab? Benar dong apa yang dikatakan Amanda. Memangnya AC di kamar tidak dingin ya, sampai harus mencari angin ke atap?"

"Heh! Diam ya kamu! Lagian ngapain kamu pagi-pagi ada di sini!" bentak Fitri sambil menatap tajam ke arah Lulu.

"Tidak usah mengalihkan pembicaraan, jawab saja pertanyaan Amanda. Kalau kalian memang tidak ada hubungan apapun dan tidak melakukan apapun, kenapa harus takut?" ujar Lulu dengan tatapan meremehkan.

Fitri merasa geram saat mendengar penuturan dari wanita itu, tamu yang pagi-pagi tidak diundang ke rumahnya. Namun dia tidak bisa marah-marah di hadapan suami dan juga kedua mertuanya, karena itu bisa memicu kecurigaan dari keempat orang tersebut termasuk Amanda.

"Darius, Fitri, jawab! Kenapa kalian mencari angin pagi-pagi buta? Benar apa yang dikatakan Amanda. Memangnya AC di kamar kalian tidak dingin sampai harus mencari angin kesini?" tanya om Samuel yang masih tidak mendapatkan jawaban dari kedua orang yang berada di hadapannya.

"Itu Pah ... aku ..." Darius terlihat begitu gugup.

"Jawab Darius! Kenapa kamu diam saja! Apa pertanyaan papa Mas kurang jelas, Hah!" bentak Om Samuel yang sudah tidak tahan dengan kediaman dari Fitri dan juga putranya.

bersambung