Sudah tiga bulan Kinara merasakan perubahan pada sang suami. Suaminya seperti tak berhasrat ketika bersama-nya. Merasakan perubahan sang suami yang sangat signifikan, diam-diam Kinara pun mencari tahu apa yang menyebabkan suami-nya berubah. Dan ternyata...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DLHS 24
Setelah membereskan meja makan, Rangga pun masuk ke kamar-nya dengan Nara.
Begitu masuk keruang tidur ternyata Nara sudah selesai mandi dan sedang duduk di depan meja rias sambil mengutak-atik ponsel-nya.
"Kamu lagi ngapain Sayang?" tanya Rangga sambil mendekati Nara.
Nara membalikkan tubuh-nya untuk berhadapan dengan Rangga.
"Mas, mau gak kita tes kesuburan sekalian program hamil ke Singapura?" tanya Nara.
"Kita kan udah pernah periksa kesuburan. Dan gak ada masalah kan sama kita. Jadi ngapain jauh-jauh ke Singapura." jawab Rangga.
"Ini Indah, temen kerja aku rekomendasiin salah satu rumah sakit di Singapura. Dia bilang, sepupu-nya juga pejuang garis dua udah sepuluh tahun malah, udah periksa sana sini udah program sana sini, gak membuahkan hasil, tapi begitu periksa di rumah sakit yang satu ini, sekarang dia udah punya anak." Kata Nara menjelaskan.
"Mau yah Mas? Biar aku daftar online sekarang." mohon Nara.
"Ya udah, daftar aja. Apapun mau kamu pasti aku turutin."
"Makasih yah Mas, mudah-mudahan rumah sakit ini cocok sama kita." balas Nara.
"Iya Sayang." balas Rangga sambil tersenyum pahit karena merasa bersalah pada Nara.
"Sini aku keringin rambut kamu." ucap Rangga sambil berdiri dari duduknya ditepi ranjang lalu berjalan mendekati Nara kemudian membalikkan tubuh Nara untuk menghadap cermin. Rangga pun mulai mengeringkan rambut Nara dengan pengering rambut.
Dari pantulan cermin, Nara terus memperhatikan suami-nya.
"Mas..." panggil Nara.
"Iya Sayang." jawab Rangga.
"Kamu capek gak?" tanya Nara.
"Kenapa?" Rangga malah balik bertanya.
"Mmm... aku pengen olahraga malam, Mas." jawab Nara. Sebenarnya Nara sangat malu jika dirinya harus terus-terus minta duluan tapi apa boleh buat, suami-nya sudah lama tidak memberi nafkah batin untuknya, walau kemaren mereka bercinta, tapi tidak berasa apa-apa untuk Nara karena dirinya belum sampai di puncak kenikmatan.
"Olahraga apa?" tanya Rangga pura-pura tidak tahu.
Nara pun langsung mengambil pengering rambut yang ada ditangan Rangga lalu meletakkannya di meja rias, kemudian membalikkan tubuh-nya menghadap Rangga.
"Aku mau main barbel daging aku." jawab Nara sambil memijat lembut si walet yang sedang bobok ganteng di dalam sangkar kain.
"Kamu gak mau push up atau skot jump diatas aku, Mas?" tanya Nara dengan suara dan tatapan yang menggoda.
"Kalau nanti aku cepet keluar lagi gimana? Nanti kamu ngomel-ngomel lagi." tanya Rangga.
"Kalau kamu cepet keluar, kan bisa kita ulang di ronde kedua." jawab Nara.
"Yah Mas, kita olahraga yah, udah berdenyut banget ini." mohon Nara.
"Bener yah, awas aja kalau nanti kamu ngomel kalau aku cepet keluar." balas Rangga dan di jawab dengan anggukkan kepala oleh Nara.
Rangga pun menarik tangan Nara untuk berdiri lalu mencium bibir Nara dengan lembut, Nara pun mengimbangi permainan bibir Rangga.
Lama kelamaan ciuman mereka pun semakin brutal dan rakus. Tangan Rangga sudah menggerayang kemana-mana dan perlahan menarik tali bathrobe yang Nara pakai.
Setelah bathrobe yang Nara pakai pun teronggok diatas lantai, Rangga pun menggendong Nara dan mendudukkannya diatas meja rias lalu memberi sengatan-sengatan kenikmatan mulai dari leher lalu turun ke dada Nara kemudian melahap dua gundukan daging Nara dan memainkan biji pepaya betina yang tumbuh diatas dua gundukan daging secara bergantian.
Rintihan dan racauan seksi terus keluar dari mulut Nara saat Rangga memberi sengatan ditubuh-nya apalagi saat lidah profesional Rangga sedang bermain di pintu sangkar daging si walet.
Nara pun tidak mau kalah dari Rangga, ia pun menarik kepala Rangga dari bawah sana kemudian mengubah posisi mereka. Kini Rangga duduk di kursi meja rias dan Nara berjongkok di depan Rangga dan mengajak si walet bermain di dalam goa gigi-nya.
Sama seperti Nara saat Rangga memberi sengatan kenikmatan di tubuh Nara, rintihan dan racauan seksi nan erotis juga tak henti-henti'nya keluar dari mulut Rangga.
Merasa tidak tahan ingin si walet mengobrak-abrik sangkar dagingnya, Nara pun mengeluarkan si walet dari goa bergigi-nya.
"Aku gak tahan lagi, Mas." ucap Nara sambil berdiri dari posisi jongkoknya lalu mencium bibir Rangga dengan sangat rakus.
Sambil bibir mereka yang saling melu.mat dan lidah yang saling membelit, Rangga pun menggendong Nara seperti anak koala dan membawa Nara ke sofa yang ada di depan ranjang.
Sesampai-nya di sofa, Rangga melepas tautan bibir mereka dan menurunkan Nara.
"Kamu diatas yah." ucap Rangga.
"Hemh..." jawab Nara yang sudah kalang kabut karena hasratnya yang sudah di ubun-ubun.
Rangga pun duduk disofa lalu disusul Nara yang duduk diatas pangkuan Rangga sambil mengarahkan si walet untuk masuk kedalam sangkar dagingnya.
"Sssh... aaahhh..." erang kedua-nya saat si walet terbenam di dalam sangkar dagingnya.
Nara pun mulai menggerakkan pinggul-nya dengan sangat luwes.
Des.ahan dan racauan penuh kenikmatan tak henti-henti'nya keluar dari mulut Nara dan Rangga.
Sambil Nara menggerakkan pinggul-nya, Rangga sambil melahap gundukan daging Nara secara bergantian.
"Enak Mas?" tanya Nara disela-sela aktifitasnya.
"Banget Sayang." jawab Rangga.
Tiga menit kemudian.
"Sssh... ah... Nara, a-aku mau keluar." ucap Rangga.
"Jangan dulu Mas, please, aku belum sampe." balas Nara sambil mempercepat gerakan pinggul-nya.
"Ta-tapi... ssshhh... ah... keluar Nara...ah... keluar... aaarrgghhh..." Rangga pun mengerang panjang karena si walet sudah memuntahkan air liur-nya.
Nara sempat berhenti sesaat, tapi kemudian ia kembali menggerakkan pinggul-nya, ia tidak peduli dengan Rangga yang sedang gemetaran karena baru mengeluarkan beberapa zat dari dalam tubuh-nya.
"Ra... udah Ra, nanti lagi." ucap Rangga sambil merasakan ngilu karena Nara yang terus memaksa si walet untuk mengobrak-abrik sangkar dagingnya.
"Sebentar lagi Mas, mumpung si walet belum bobok." jawab Nara.
Tapi sayangnya Rangga tidak kuat kalau si waletnya harus di suruh kerja rodi oleh Nara.
Rangga pun mengangkat tubuh Nara secara paksa lalu membaringkan Nara di sofa.
"Pakai jari aku aja." ucap Rangga.
"Gak mau Mas, gak enak!" tolak Nara.
Tapi Rangga tidak memperdulikan penolakan Nara dan terus memasukkan jari tengah-nya kedalam sangkar daging Nara dan mengobrak-abrik sangkar daging dengan jari tengah-nya sampai akhirnya Nara sampai ke puncak kenikmatan.
💋💋💋
Bersambung...
cepet sehat nara... biar ada tenaga buat benyek2in suami kamu...