NovelToon NovelToon
Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten

Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Kehidupan Tentara / Penyesalan Suami
Popularitas:163.9k
Nilai: 5
Nama Author: Hasna_Ramarta

Bismillah karya baru,

Sudah tiga tahun Elyana menikah dengan Excel Damara, seorang Perwira menengah Angkatan Darat berpangkat Kapten, karena perjodohan.

Pernikahan itu dikaruniai seorang putri cantik yang kini berusia 2,5 tahun. Elyana merasa bahagia dengan pernikahan itu, meskipun sikap Kapten Excel begitu dingin. Namun, rasa cinta mengalahkan segalanya, sehingga Elyana tidak sadar bahwa yang dicintai Kapten Excel bukanlah dirinya.

Apakah Elyana akan bertahan dengan pernikahan ini atas nama cinta, sementara Excel mencintai perempuan lain?

Yuk kepoin kisahnya di sini, dalam judul "Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 Elyana Kabur

     "Non Elya, Nona mau ke mana?" tanya Mang Udin curiga, sepertinya Mang Udin memang sudah diwanti-wanti oleh Excel supaya mengawasi Elyana.

     "Saya mau ke pasar sebentar, Mang. Tolong buka pintunya. Nada pengen beli es krim, iya kan, Sayang?" Elyana menoleh menatap wajah sang putri yang sengaja ia iming-imingi es krim. Yang tentu saja Nada selalu riang apabila sudah mendengar kalimat es krim.

     "Es klim. Mamaa, Nda, pengen es klim," antusiasnya lucu, cadel dan gemas. Mang Udin menatap antara percaya dan ragu.

     "Ayo, Mang, kenapa sungkan? Tolong menyingkirlah. Saya mau beli es krim ke toko depan," ujar Nada berharap Mang Udin menyingkir.

     "Tapi, Non."

     "Kenapa Mang Udin, apakah Mang Udin diancam oleh suami saya untuk menghalangi saya? Kenapa, dan buat apa Mang Udin menghalangi saya? Saya mau beli es krim untuk anak saya, kok," paksa Elyana mulai geram.

     "Tapi, Non, kata Den Excel, saya dan istri saya harus menjaga Nona agar tidak keluar dari gerbang dengan alasan apapun," ujar Mang Udin menekankan.

     "Ya ampun Mang Udin, kenapa Mag Udin terlalu takut dengan suami saya? Memangnya apa yang suami saya ceritakan sama Mang Udin, sampai sebegitunya Mang Udin terhadap saya?" Elyana menatap Mang Udin gemas.

     "Mohon maaf, Non. Saya hanya mendapat tugas saja dari Den Excel. Saya tidak bermaksud tidak sopan terhadap Nona atau menghalang-halangi Nona. Saya mohon, Nona mengerti posisi saya," ujar Mang Udin seakan meminta dimaklumi.

     Elyana tersenyum miris, lalu dengan cepat ia menutup wajah Nada dengan kain carik. Setelah itu, Elyana meraih sesuatu yang dia ambil dari rak di dapur tadi, dari balik tote bag nya, kemudian dia letakkan di dekat lehernya.

     "Jangan halangi saya, tolong menyingkirlah! Kalau Mang Udin menghalangi saya, maka saya akan nekad menusuk pisau ini di leher saya. Mang Udin tentu tahu akibat yang akan menimpa Mang Udin. Meskipun saya yang melukai leher saya, tapi Mang Udin yang akan menjadi saksi. Bahkan, tidak hanya menjadi saksi, bisa saja jadi tersangka, karena di sini hanya ada saya dan Mang Udin," ancam Elyana seraya menahan pisau dapur itu di lehernya, berharap Mang Udin segera menyingkir dan membiarkan Elyan pergi.

     Mang Udin terlihat ketakutan, ia serba salah. Dengan wajah memohon, Mang Udin membujuk Elyana supaya melepaskan pisau yang berada tepat di lehernya.

     "Non Elya, saya mohon, jangan seperti itu. Nanti pisaunya mengenai leher Nona," bujuk Mang Udin, berharap Elyana menyingkirkan pisau di lehernya.

     "Pisau ini memang akan melukai leher saya, jika Mang Udin tidak menyingkir," dengus Elyana dongkol. Mang Udin ternyata lebih takut dengan ancaman suaminya.

     "Lihat ini, sretttt." Leher Elyana mengucurkan darah segar, setelah ia menyayatkan pisau itu ke lehernya. Mang Udin terkejut, i tidak menduga bahwa Elyana senekat itu, wajah Mang Udin sangat takut.

     "Nona, saya mohon, jangan sakiti diri sendiri. Baiklah, saya akan menyingkir." Mang Udin terpaksa menyingkir dan membiarkan Elyana membuka pintu gerbang, dari pada terjadi pertumpahan darah di depan matanya sendiri. Wajah Mang Udin sudah ketakutan dan soak.

     "Bagus." Elyana segera membuka pintu gerbang itu dengan tubuh membelakangi gerbang, karena ia takut kalau Mang Udin menahannya dari belakang.

     Elyana kini sudah berada di luar pintu gerbang, dia menutup kembali pintu gerbang itu. Sebelum beranjak, Elyana bicara sedikit pada Mang Udin.

     "Tidak usah takut, saya akan kirim pesan pada suami saya." Setelah mengatakan itu, Elyana segera pergi dari depan pintu gerbang, sembari menutupi lehernya dengan kain carik.

     "Ya ampun, Non Elya. Ini gimana? Ocoh, Ocohhhh, Non Elya kabur, apakah kamu tidak melihat majikan perempuan kita keluar dari pintu belakang?" teriak Mang Udin menghampiri Bi Ocoh yang masih berada di depan pintu ruang mencuci.

    Bi Ocoh, nampak bingung, suara mesin cuci dan teriakan suaminya berlomba masuk ke dalam telinganya kiri maupun kanan, sehingga tidak terdengar jelas.

     "Ada apa, Pak? Seperti orang soak saja?" heran Bi Ocoh santai.

     "Kemari, menjauh dari ruang cuci. Non Elya pergi barusan dan berhasil keluar gerbang, apakah kamu tidak melihat dia keluar dari pintu belakang?" lapor Mang Udin, dengan wajah gusar.

     "Non Elya pergi, kapan?" Bi Ocoh tidak kalah terkejut dengan laporan suaminya, dia berlari menuju tangga.

     "Ocoh, mau ke mana? Kamu tidak percaya Non Elya pergi bawa Non Nada? Kamu mau mencari Non Elya ke kamarnya? Sia-sia, mereka sudah pergi dan keluar dari gerbang," terang Mang Udin lagi.

     "Yang benar, Pak? Non Elya sejak tadi di kamarnya. Jangan bercanda."

     "Siapa yang bercanda, bapak lihat sendiri Non Elya pergi dan memaksa bapak untuk membukakan gerbang. Sekarang dia sudah pergi. Kamu juga malah tidak melihat dia pergi. Memangnya sedang apa kamu di dapur ini?" Mang Udin seperti menyalahkan Bi Ocoh.

     "Kalau Non Elya benar-benar pergi, gawat kita," ujar Mang Udin lagi bingung.

     "Ya ampun, Pak. Lalu bagaimana ini, apa yang harus kita lakukan? Tadi, sepertinya ibu sedang mencuci, sehingga tidak tahu kalau Non Elya pergi. Aduhh, ibu takut kena marah Den Excel," keluh Bi Ocoh takut.

     "Tentu saja dia akan marah, karena menganggap kita sangat teledor."

     "Lalu, kenapa Bapak bisa sampai lengah dan membiarkan Non Elya keluar gerbang? Bapak harusnya menahan Non Elya." Bi Ocoh merasa heran kenapa Elyana bisa lolos, sementara di depan ada suaminya berjaga.

     "Itu dia, Non Elya mengancam bapak dengan pisau. Bahkan pisaunya nekad ia goreskan ke lehernya. Lehernya bahkan sudah Non Elya lukai, darahnya juga sempat mengucur," jelas Mang Udin.

     "Ya ampun, Non Elya bisa senekad itu. Kenapa bisa seperti itu, apakah Den Excel sangat menyakiti hati Non Elya," ujar Bi Ocoh tidak mengerti.

     "Entahlah. Kita tidak usah memikirkan apa masalah dari kedua majikan kita. Yang harus kita pikirkan, bagaimana caranya Den Excel tidak memarahi kita. Gawat, bapak takut dipecat dari sini," ucap Mang Udin gusar.

     Sementara itu, Elyana kini sudah menaiki grab menuju terminal bis. Dia memutuskan untuk pulang ke kampung halaman kedua orang tuanya. Mengenai tanggapan kedua orang tuanya nanti, Elyana pasrah. Pada akhirnya kedua orang tuanya akan tahu hal yang sebenarnya.

     Di lain tempat, Excel justru dikejutkan dengan kabar kaburnya Elyana yang berhasil membawa Nada kabur dari rumah.

     "Kurang ajar, kenapa bisa? Padahal kalian sudah aku wanti-wanti harus menjaganya dengan ketat. Apa? Dia mengancam denan melukai lehernya?" Excel terkejut saat menerima sebuah panggilan yang diduga dari Mang Udin. Wajah Excel pias sekaligus murka.

Jangan lupa dukungannya.

1
Niken Dwi Handayani
lha..cuma ditalak satu? ketahuan selingkuh?
Retno Harningsih
up
Kulo_Rolii
Banyak-banyakin lagi Thorrr upload kelanjutan ceritanya. Ditunggu..... 🤭🤭🤭
Ma Em
Erni seperti orang yg tdk berpendidikan saja kelakuan kayak preman katanya seorang dokter tapi kelakuan minus tdk mencerminkan orang yg berpendidikan .
Sri Widiyarti
luar biasa
Bintang Yafi
kurang puas aku kak dengan sangsi excel untuk erni
Putri Abdurachman
kurang seru ah, masa gtu doank cara'a k Erni
Nasir: Hehehhe... maafin Author ya, nanti dibikin seru.
total 1 replies
Mundri Astuti
makan tuh karma
Diyah Pamungkas Sari
mampus!!
Putri Abdurachman
ya Pak Duda jalur duka la...wkwkwkwkw
Bunda Ochie
wah ada penggemar misterius nya mama nada...kyanya ragka tertrik nih mulai jatuh hti
Retno Harningsih
lanjut
Nining Sariningsih
otw papah sambung nada🤭
Mundri Astuti
next thor

jodoh elyana otw....
Lee Mba Young
calon jodoh 😅😅
mom'snya devadhamian
eh pak duda kayanya itu ..calon jodoh nya elyana 😁
Sri Widiyarti
jodohnya elyana 🤲🤲🤲
Retno Harningsih
lanjut
Nasir: Tungguin ya Kak...
total 1 replies
partini
apa ada yh orang yg nyesel selingkuh ?
di dunia nyata
Nasir: Iya gpp. Sy hanya meluruskan. Selamat pagi menjelang siang. Smg sllu sehat dan sukses sllu. 🥰🥰🥰
partini: ok so so sorry Thor,,
total 6 replies
Ma Em
Silahkan nikmati penyesalan mu Excel kamu terlalu sombong menyia nyiakan Elyana dan selalu menomor satukan Erni sekarang rasakan karmanya sama kamu perempuan yg kamu cinta bkn perempuan baik2 dan cuma perempuan jalang tukang selingkuh, semoga Elyana segera dpt gantinya Excel dan segera menikah jgn sampai rujuk sama Excel.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!