ini tentang alea si gadis polos keturunan mata sipit yang mencari jawaban mengenai hidupnya
tentang ketidak Adilan yang dia terima dari orang orang dekat yang dia sebut keluarga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
twenty-eight
Dan benar saja, tepat setelah mengatakan kalimat itu, wiliam langsung mendaratkan bibirnya secepat kilat ke bibir Alea.alea melotot dan memukul dada william.
" Liam!!". Peringatnya. " Jangan macam-macam, banyak orang".
" Sekali doang, anggap aja bayaran gua karena udah bayarin baju lo ".
Dia lalu mencondongkan tubuhnya lagi, membawa Alea ke tempat yang sedikit tersembunyi dan mencium bibir Alea,kali ini sedikit lebih lama. Alea bisa merasakan William menyesap bibir bagian bawahnya dalam.
" Udah, Liam.kita beneran ditangkap satpam nanti kalau kamu mesum di sini ".
" Oh, mesumnya nanti ya dirumah Lo ".
Alea mencubit pinggang William. " Dalam mimpimu.udah,ah ayo bayar ".
William mengangguk sambil tertawa-tawa sebentar, dia merangkul bahu alea dan menyeret gadis itu menuju ke tempat kasir.
" Habis ini kita kemana?".
Mereka sedang berjalan menyusuri mall. Beberapa orang terlihat mencuri pandang pada dua pasangan itu. William dengan jaket hitamnya terlihat tinggi menjulang, apalagi dengan paras tampan yang laki-laki itu punya, tentu saja sangat menyedot perhatian.
Juga Alea yang berpenampilan seperti gadis kota pada umumnya.wajah gadis itu sudah dibersihkan, dipoles bedak tipis dan lipgloss. Baju baru yang dia pakai juga menambah pesona yang alea punya. orang-orang disekitar sampai menyangka kalau mereka pasangan selebritis yang sedang berjalan di mall.
" Lo laper nggak? Kita makan dulu,yu. Apa mau langsung ke hotel?".
" Ngapain ke hotel?". Alea mengerutkan dahinya.
" Ya, mesum-mesuman".
" Nggak mau ah, aku mau pulang aja kalau gitu".
" Eh, jangan. Yaelah.cepet banget, baru juga keluar, kita sebagai pasangan belum pernah date. Ini, kan, juga malem Minggu.gimana kalau kita keliling-keliling dulu sambil belanja.kita habisin duit bokap gue ".
Wiliam menunjukkan kartu berwarna silver di tangannya.
Jenis kartu yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu, limit minimal yang harus ada di kartu itu saja sekitar lima ratus juta, entah berapa yang william punya di rekeningnya.
" Habisin duit buat apa?".
" Buat beli apa pun yang kamu mau ".
Alea menekuk bibirnya.
" Tapi kamunya jangan macem-macem, ya".
" Macem-macem gimana maksudnya?". Tanya wiliam dengan seringai di wajahnya.
" Ya, cabul. Kamu jangan cabul. Ini di tengah mall, Liam inget, nanti kita divideoin terus viral, kamu mau?".
" Terus kita dikawinin sama semua orang dan gue jadi suami Lo ".
" Mana ada, mimpi!".
William tertawa-tawa melihat reaksi Alea yang berlebihan.gadis itu sampai membola matanya sambil mengerucutkan bibir. " Ih , padahal kan Lo juga suka kalau gue macem-macem".
" Nggak tuh".
" Terus kenapa lo ngedesah waktu itu".
" Liam!!". Alea kembali mencubit pinggang laki-laki itu. " Jangan mesum ".
" Aww, shh. Sakit banget cubitan lo, Gilak.iya,iya. Gue nggak serius kok, kecuali kalau Lo sendiri yang mau ".
Mereka menelusuri banyak sekali tempat, mengunjungi toko-toko yang ada di mall. Kegiatan belanja yang sebenarnya dipenuhi keinginan william terhadap benda-benda yang harus alea pakai. Seperti ikat rambut, kosmetik, parfum dan banyak lainnya.
Tentu saja dengan menggunakan jurus ancaman karena Alea selalu saja menolak ditawari apapun. William sendirilah yang harus berinisiatif membeli ini dan itu.
***
Para penumpang pesawat yang terhormat, sembari kita mulai mendarat, mohon pastikan punggung kursi duduk dan meja dalam posisi tegak. Pastikan juga sabuk pengaman anda terkait dengan baik dan seluruh barang bawaan tersimpan di bawah kursi depan anda atau penyimpanan atas. Penerbangan dari inggris menuju indonesia telah selesai. Sampai jumpa kembali dan terima kasih.
Seorang laki-laki dengan kacamata hitam keluar dari bandara sambil membawa tas kecil. Dia berjalan dengan langkah lebar. Matanya tertuju pada ponsel hitam yang ia mainkan di tangan. Tak lama, sebuah panggilan masuk dan dengan cepat ia mengangkatnya.
"Halo".
" Anda di mana tuan muda? Saya sudah di depan, pakai baju hitam dan mobil putih". Kata suara di seberang.
"Oke, saya akan ke sana sebentar lagi".
Namanya Erick Sander gralfin. Tinggi 179 cm dengan kulit putih dan mata tajam. Dia baru saja akan melangkah lebih cepat saat seorang bocah kecil pak sengaja menabrak nya karena berlari.
" Aduhhh.."
Karena tidak melihat, anak itu langsung jatuh begitu saja ke lantai. Erick buru-buru menunduk untuk membantu anak itu berdiri.
" Kamu nggak papa?". Tanya perhatian. Dia membantu menepuk nepuk pelan baju anak itu untuk menghilangkan debu tak kasat mata.
" Maaf,ya bang".
" Lain kali hati-hati".
" Eyin". Teriak seorang perempuan muda tak jauh dari posisi Erick berada. Perempuan itu langsung menggendong sang bocah dan mengucapkan maaf berkali-kali.
" Iya, nggak apa-apa". Ucap Erick santai. " Saya tadi juga melangkah cepat-cepat jadi nggak sengaja ketabrak".
" Terima kasih, ya, kak.Ayo eyin, bilang makasih juga ".
Eyin, bocah lima tahun yang manis Itu mengambil tangan Erick dan menyaliminya.
" Makasih,ya, bang ganteng".
Erick tertawa pelan mendengar bagaimana anak itu memanggilnya dengan sebutan ganteng. " Iya, sama-sama".
" Daa, Abang".
" Bye".
Erick kembali melanjutkan langkah, keluar dari gerbang terakhir bandara dan menemukan supir utusan keluarganya untuk menjemput.
" Selamat datang, tuan".
Sambut pak Eko.pria gempal sedikit pendek yang langsung mengambil koper Erick. Di sampingnya juga ada sosok lain yang berdiri dan ikut menyambut.
" Kalian langsung pulang aja".
" Tuan mau kemana?".
" Ada urusan mau ketemu orang.bilang sama mama gue pulang agak lamaan dikit".
" Tapi tuan".
"Kamu naik taksi aja, mobil gue bawa.mana kuncinya ".
Erick menagih benda kecil itu dan pak Eko langsung memberikan dengan sigap.
" Hati-hati tuan ".
Erick mengangguk sekilas dan langsung pergi begitu saja membawa kendaraannya.
" Baru juga sampai, udah langsung pergi aja ". Kata pak rio. Laki-laki kurus tinggi itu menatap ke arah pak Eko yang senyum-senyum.
" Biasalah,yo. Namanya juga anak muda,ya, emang gitu kerjaan nya. Main aja ".
" Itu anaknya Bu kintan yang tengah,kan?".
Pak Eko mengangguk.
" Udah lama dia sekolah di luar negeri. Dua tahun apa, ya, baru sekarang dia pulang".
" Dua tahun nggak pulang?".
Pak Eko mengangguk. " Iya, dia pulang mau menghadiri pernikahan orang tuanya".
" Bu Risa nikah lagi?".
" Iya katanya, sama pengusaha kaya.udah ketemu jodoh ".
Rio hanya mengangguk-angguk saja.
Dijalan Erick mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. laki-laki itu merasa sedikit keroncongan setelah perjalanan panjang dari inggris ke Indonesia.di pesawat tadi dia tidak sempat makan karena tertidur.jarak waktu yang berbeda membuat Erick tidak Merasakan kantuk karena dia sudah puas beristirahat di dalam pesawat.
Sudah bertahun-tahun lamanya dia tidak melihat kota jakarta dan baru sekarang kembali. Sudah banyak sekali perubahan di kota ini sejak terakhir kali yang ia ingat.
Kota yang memiliki banyak kenangan yang dahulu coba dia lupakan. Ingatan demi ingatan tak sengaja menelusup masuk dalam pikiran, membuat Erick membayangkan runtuyan kejadian tentang seorang yang membuatnya harus meninggalkan indonesia.
Senyum Erick terbit, kilasan ingatan itu menciptakan perasaan lain yang membuatnya tak nyaman, terlebih bayangan soal seseorang yang paling bertanggung jawab soal semua rasa sakit yang ditanggung nya juga turut masuk dalam kepala.
Erick memutuskan berhenti di salah satu mall yang dia lihat, memarkirkan mobil dan menuju ke lantai bawah yang menyediakan restoran jepang. Namun baru saja akan keluar dari mobil, terdengar obrolan dua orang yang baru keluar dari mall. Berjalan menuju mobil yang berada tepat di samping Erick memarkirkan kendaraannya.
" Habis ini antar aku pulang, liam. Jangan mampir ke mana-mana lagi, udah malam. Ingat janji kamu".
" Iya, iya. Bawel banget sih.cium dulu makanya".
" Nggak mau ".
" Kenapa sih? Kan udah sepi, nggak bakal ada yang liat ".
Alea mengerucutkan bibirnya. Dia melirik ke kiri kanan, memastikan benar tidak ada orang di sekeliling mereka. Pasangan remaja itu berdiri berhadapan. Alea lalu mencondongkan tubuhnya dan menjinjit sedikit untuk mengecup bibir william.
" Udah ". Kata gadis itu.
" Cepet banget,mana kerasa ".
" Ihh, kamu tuh dikasih hati minta jantung.udah ah, liam".
" Gue nggak puas. Lagian itu namanya bukan ciuman. Kalau ciuman itu gini".
William menarik pinggang Alea dan merapatkan ke badannya, laki-laki itu menunduk dan mencium bibir Alea, melumat benda kenyal pink yang daritadi selalu mengacaukan fokusnya. Wiliam menyesap dengan lihai, mengulum bagian bawah dan memberi tekanan lebih sampai alea merasa bibirnya sedang dikunyah oleh William.
Ciuman itu terus menerus berlangsung, sampai bibir william berpindah menuju leher Alea. Menyesap rakus aroma tubuh Alea yang memabukkan.
" William, udah stop".
" Iya, iya". William lalu mengakhiri kegiatannya,dia mengecup puncak kepala alea sekali, merangkul gadis itu untuk masuk ke dalam mobil dan mengantarnya pulang.
Sementara di sisi lain, tanpa mereka sadari, seseorang melihat apa yang dua remaja itu lakukan.
" William?".