Cinta itu buta, mengaburkan logika dan hati nurani. Itulah yang Andien alami dalam pernikahannya bersama Daniel.
Setelah lima tahun berusaha mengembalikan perusahaan Barmastya ke performa yang lebih baik, pada akhirnya Andien tetap dibuang oleh sang suami begitu cinta pertamanya kembali.
Bukan hanya waku, perasaan, namun juga harta dan pikiran telah Andien curahkan kepada suami dan keluarganya pada akhirnya hanya satu kata yang didapatkannya “Cerai” dan diusir tanpa membawa apapun, terlunta-lunta dijalan dan terhina.
Disaat tengah merenggang nyawa, Andien yang terkapar dipinggir jalan tiba-tiba terselamatkan oleh sebuah keajaiban yang memberinya sebuah system bernama Quen System.
Dengan bantuan system, Andien bangkit. Menjadi sosok wanita sukses, kuat dan kaya raya. Diapun membalas semua perbuatan buruk sang suami dan orang-orang yang menyakitinya satu persatu dimasa lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENGAMBIL KEMBALI
Tak tak tak...
Jemari lentik Clarissa menari diatas keyboard, dilayar laptop kini telah penuh dengan angka dan kode-kode yang asing bagi orang awam namun tidak bagi gadis cantik yang kini dengan lancar menembus system keamanan perbankan untuk menguras habis isi rekening perusahaan milik keluarga suami laknatnya tanpa terlacak.
Setelah bergelut hampir empat jam didepan laptop, satu persatu harta kekayaan yang selama ini dia kumpulkan dengan susah payah berhasil dia rebut. Meski tak semuanya karena isi rekening sudah dipergunakan untuk operasional sehari-hari dan kegiatan entertain yang tak jelas, namun setidaknya 75 persen uang miliknya berhasil Clarissa dipindah ke rekening pribadinya yang baru tanpa meninggalkan jejak.
Selain mengkosongkan pembendaharaan perusahaan, semua kartu kredit dan debit yang Daniel dan keluarga laknatnya itu pakai juga telah berhasil Clarisa bekukan, juga beberapa kartu dalam dompet yang tertinggal dirumah.
“Baiklah, cukup untuk hari ini”, gumannya puas.
Setelah menghapus semua jejak digitalnya, Clarisapun mematikan laptop miliknya dan segera meregangkan tubuhnya yang sedikit kaku.
"Aku tak menyangka jika memiliki kekampuan yang begitu hebat seperti ini", Clarissa merasa sangat senang dengan kemampuan barunya ini karena selama ini jika berada didepan laptop dia hanya berkutan dengan rumus dan angka serta slide-slide untuk presentasi.
Menyaksikkan banyak angka dan kode berhasil dia buat dan masukkan dengan lancar seperti programer profesional yang selama ini hanya bisa dia saksikkan ketika anggota tim divisi IT sedang bertugas, membuat Clarissa merasa sangat bannga.
Sambil rebahan dikasur, Clarissa berguman pelan, “Sistem, tampilkan panel statusku”.
[DING!!!]
[Panel Status
Nama : Clarissa Bella
Usia : 19 tahun
Kecantikan : 50/100
Kecerdasan : 50/100
Kekuatan : 0/100
Kesehatan : 0/100
Pesona : 0/100
Mental : 15/100
Kemampuan khusus : - keahlian bela diri setingkat sabuk hitam
-kemampuan hacker tingkat tinggi
Point : 0
Asset :-1 unit apartemen di Gold Tower nomor 28 (10M)
-1 unit ruko komersil dua lantai di jl.pahlawan 08 (1,5M)
Kekayaan : 1.019.000.000.000]
Melihat banyaknya nol didaftar kekayaannya, kedua mata Clasrissa terbelalak hingga hampir copot karena tak menyangka jika dana yang dia pindahkan sebesar itu.
“Hahaha...pasti besok mereka menangis darah setelah melihat uang yang susah payah mereka rampok dariku lenyap tanpa jejak”, Clarissa tertawa terbahak-bahak membayangkan bagaimana wajah marah suami dan ayah mertuanya jika perusahaan yang selama ini mereka banggakan kembali bangkrut.
Tawa Clarissa terhenti begitu system kembali bersuara dalam benaknya.
[Host, didalam apartemen kamar ini ada brankas yang bisa Host pergunakan untuk menyimpan barang berharga. Disana juga semua dokumen pribadi milik Host tersimpan rapi didalamnya. Brankas ada didalam almari baju milik Host]
[Sandi brankas adalah tanggal lahir Host yang baru]
Mendengar jika dia memiliki brankas didalam lemari baju yang ada di walk in closetnya, Clasrissa pun segera berlari masuk kedalam raung gantinya itu untuk mengeceknya.
Setelah dicari dialmari baju miliknya, brankas tak juga ditemukan, hingga netra Clarissa melihat ada bagian kayu yang tampak sedikit berbeda didalam almari pakaian. Begitu dia geser, terlihat brankas hitam berukuran sedang menempel kuat ditembok dan Clarissa pun segera memasukkan tanggal lahirnya sebagai sandi untuk membukanya.
Begitu terbuka, melihat isi didalam brankas, Clarissa bersorak kegirangan. “Wah, aku benar-benar kaya sekarang”, ujarnya senang.
Selain dokumen pribadi miliknya, didalam brankas juga tertata rapi emas batangan dalam jumlah yang cukup banyak yang mungkin bisa buat makan selama beberapa tahun mendatang, membuat kedua mata Clarissa melotot sempurna.
Setelah mengambil map yang berisi dokumen pribadinya, Clarisapun segera memasukkan sertipikat apartemen yang saat ini ditempatinya dan emas batangan mini hadiah dari Bank X kedalamnya, kemudian dia tutup rapat seperti semula.
Diatas ranjang, Clarissa memeriksa seluruh dokumen pribadinya. Selain kartu keluarga, SIM dan juga passport, disana juga ada ijazah lengkap atas nama Clarissa Bella mulai TK hingga S1.
“Sistem benar-benar hebat. Semua data ini milikku ketika menyandang identitas Andien”, gumannya pelan.
Begitu melihat ijazah yang ada didepannya, tiba-tiba Clarissa ingin melanjutkan pendidikan S2 yang dulu sempat dia tolak karena memilih untuk menikah dengan Daniel dan membantu menangani perusahaan keluarganya yang hampir gulung tikar.
"Apa aku coba melanjutkan S2 Management Bisnis ya", gumannya dengan ekpresi serius.
Setelah menimbang-nimbang beberapa saat, Clarissa yang mengetahui jika besok pendaftaran tahun ajaran baru akan dibuka pun mencari informasi kampus yang memiliki program S2 dengan program studi yang diminatinya.
Setelah mengamati lima kampus dikota M yang menyediakan pendidikan S2 dengan program studi yang diminatinya, Clarissa pun menetapkan kampus oranye sebagai pilihannya
Selain kampusnya bonafit dan terkenal memiliki lulusan dengan nilai dan kemampuan diatas rata-rata keempat kampus lainnya yang tadi Clarissa amati, suasana kampus yang nyaman dan asri juga menjadi salah satu alasan yang membuatnya tertarik.
“Baiklah, besok aku akan datang ke kampus oranye untuk mendaftar”, ujarnya.
Clarissa yang badannya cukup lelah, memilih istirahat setelah menyimpan semua dokumen miliknya dengan rapi agar bisa kembali beraktivitas esok hari tanpa tahu kini di keluarga Bramastya sedang terjadi kehebohan akibat ulahnya.
Prasetyo, papa Daniel yang malam ini tak bisa menggesek kartunya setelah menjamu rekan bisnisnya segera menghubungi Intan, kepala keuangan perusahaan untuk mentransfer uang perusahaan kerekening pribadinya.
Begitu Intan ingin mentransfer dana, tiba-tiba dia melihat jika saldo perusahaan telah berubah menjadi nol, membuatnya panik dan langsung melaporkan hal tersebut kepada Prasetyo.
“Apa! Bagaimana bisa uang perusahaan hilang begitu saja!”, teriaknya marah.
Prasetyo yang tak mau kehilangan muka dihadapan rekan bisnisnya pun segera menghubungi Daniel, dengan harapan anaknya itu bisa datang untuk membayar tagihannya pun nyatanta juga gagal dilakukan.
Daniel yang saat ini tengah berada di mall bersama mama dan adiknya serta Afikah juga tengah mengalami hal yang sama dengan Prasetyo, dipermalukan didepan umum setelah kartu kredit dan debit milik mereka terblokir sehingga tak bisa digunakan sementara uang cash yang mereka miliki tak terlalu banyak, hanya ada tiga juta didompet.
Kebiasaan menggunakan kartu dan dompet digital, membuat mereka jarang menyimpan uang cash didompet karena merasa tidak praktis.
Rekan bisnis Prasetyo yang menjadi tontonan banyak pengunjung restoran terpaksa membayar makan malam yang mereka nikmati dengan wajah gelap. Dan dia tampaknya tak ingin memperpanjang kerjasama mereka begitu kontrak yang tinggal sebulan lagi akan habis setelah dia tanpa sengaja mendengarkan isi percakapan antara Parsetyo dan kepala keuangan perusahaan miliknya.
“Aku harus menghubungi teman-teman yang lainnya untuk waspada terhadap Bramastya Group”, batin Beni bermonolog.
Prasetyo tak tahu jika esok hari, selain kehilangan uang, dia juga akan kehilangan banyak rekan kerja yang akan mengakhiri kerjasama mereka secara sepihak hingga membuat saham perusahaan terjun bebas ke bawah dengan cepat.
Prasetyo yang baru pertama kali ini merasa dipermalukan didepan umum, kembali menghubungi Intan. “Datang kekantor sekarang juga. Dan hubungi semua tim IT perusahaan, aku ingin mereka memberikan kejelasan atas masalah ini”, perintahnya tegas.
Selain menghubungi Intan dan tim IT, Prasetyo juga menyuruh Daniel datang ke perusahaan karena permasalahan ini, jika dibiarkan terlalu lama akan membuat Bramastya Grup gulung tikar.
Baru saja tiga tahun dia menikmati kejayaan Bramastya Group setelah berhasil dibantu Andien keluar dari krisis dan menjadi perusahaan yang cukup diperhitungkan didalam negeri, kini jika harus kembali merasakan kepahitan seperti sebelumnya, Prasetyo rasanya tidak sanggup.
Apalagi Andien, wanita cerdas yang selama ini membantu memulihkan perusahaan telah diusir tanpa diberi sepeserpun uang oleh istri dan anaknya, tak mudah bagi Prasetyo untuk menariknya kembali karena kepercayaan yang sudah hilang akan sulit untuk dipulihkan lagi.
lanjuut