NovelToon NovelToon
Suamiku Mafia Kejam

Suamiku Mafia Kejam

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Beda Usia / Roman-Angst Mafia
Popularitas:647.2k
Nilai: 4.7
Nama Author: Senja

"Lepaskan aku, dasar pemaksa!" Nayla.

"Seharusnya kau senang karena menikah dengan pria tampan, kaya dan mapan sepertiku!" Reinhard.

Nayla, gadis polos dari desa yang terpaksa menikah dengan seorang mafia kejam, psikopat dan menyebalkan demi membayar hutang kedua orangtuanya.

Namun siapa sangka di balik sikap kejam Reinhard, pria itu menyembunyikan banyak luka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

"Kita pulang sekarang!" ucap Rein yang barus aja keluar dari kamar William.

"Tuan, anda baik-baik saja 'kan?" tanya Mark yang khawatir dengan keadaan Rein.

"Menurutmu?!" jawab Rein singkat. Ia memang terlihat baik-baik saja dan tidak mau menunjukkan pada siapapun kalau sebenarnya, hatinya rapuh dan hancur.

"Tunggu, Tuan!" Mark melihat dari bawa ke atas, matanya tertuju pada bibir pecah, berdarah dan wajah yang sedikit lebam Rein. Ternyata memang William melakukannya lagi. Kekerasan yang pernah dia lakukan pada Rein beberapa tahun yang lalu.

Salah satu alasan, kenapa Rein memutuskan untuk pergi dari mansion Federick dan memulai bisnisnya dari nol tanpa bantuan orangtuanya sama sekali.

"Dasar kepala batu! Sudah sakit luar dalam masih saja sok kuat!" umpat Mark namun hanya dalam hati. Ia lalu memberikan saputangan berwarna hitam pada Rein. "Gunakan ini untuk menghapus liur anda, em maksudku darah di bibir anda."

Rein hampir saja murka mendengar ucapan Mark. Tapi, karena suasana hatinya sedang buruk ia lebih memilih diam.

Meski kadang Rein bersikap menyebalkan dan tidak memiliki rasa belas kasihan, Mark selalu setia berada di sampingnya.

Ia sudah menganggap Rein seperti saudaranya sendiri, dan menyayangi pria itu melebihi nyawanya. Karena hanya Rein, keluarga yang ia miliki saat ini.

"Sudah aku katakan, kalau au baik-baik saja, bodoh! Kenapa kau malah memberikan kain lap itu pada ku?!" sentak Rein seraya mengambil saputangan tersebut dari tangan Mark.

"Tapi ini bukan kain lap Tuan, ini--"

"Pulang, sekarang!" Rein melirik Mark sekilas lalu keluar menuju ke mobil, meninggalkan Mark yang sedang tersenyum melihat kepergiaannya.

Yang ada dipikiran Rein saat ini adalah, ingin segera kembali ke mansion dan bermanja-manja dengan Nayla, istrinya.

"Gengsi anda terlalu besar Tuan." Mark melangkahkan kakinya menyusul Rein yang sudah berada di dalam mobil.

Namun, langkahnya terhenti saat melewati sebuah kamar dengan pintu yang sedikit terbuka.

Betapa terkejutnya Mark, mendengar suara yang begitu menggetarkan telinganya. Suara yang belum pernah ia dengan seumur hidupnya.

Hingga membuat seluruh bu-lu kuduknya merinding seketika. "Astaga, suara siapa itu?" tanya Mark pada diri sendiri seraya menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal.

Wajah Mark bersemu merah, tubuhnya seakan lemas dan tak bisa berjalan mendengar suara percintaan panas di dalam sana.

Karena kepo, Mark mengintip sedikit ke dalam. Mulutnya menganga lebar, melihat sepasang kekasih tanpa memakai sehelai benangpun yang menutupi.

Hanya saja, Mark tak bisa mengenali mereka berdua, karena posisi mereka dog-gy style dan membelakangi Mark.

"Apa yang sebenarnya mereka lakukan?!" gumam Mark merutuki kebodohannya sendiri karena memiliki jiwa kepo yang meronta-ronta.

Mark semakin mendekat, namun tiba-tiba saja suara itu menghilang dan tidak terdengar lagi. "Cepat sekali, apa mereka sudah selesai berolahraga? Ah, sudahlah. Lebih baik aku--"

"Mau sampai kapan kau berada di sana. Mark!" teriak Rein dari luar.

"Sial! Aku lupa kalau tuan sedang menungguku!" Mark mengambil langkah seribu sebelum Rein semakin murka padanya.

Brugh!

Tanpa sengaja, Mark menabrak seseorang dan membuat seseorang tersebut hampir terpental.

"Cih! Dimana kau taruh matamu itu, hah? Kau sengaja menabrak ku!" seru Mark seraya menangkap pinggang seseorang itu dan membawa ke dalam pelukannya.

"Maafkan saya, Tuan. Saya benar-benar tidak sengaja," jawab wanita itu, lalu menjauhkan diri dari Mark dengan wajah menunduk.

"Alasan basi!" ucap Mark tanpa mengatakan apapun lagi.

Sedangkan wanita itu hanya tersenyum melihat kepergian Mark.

****

"Kenapa lama sekali, apa yang kau lakukan di dalam?!" Rein menggerakkan salah satu kakinya, sepertinya ia terlalu bosan menunggu.

"Saat saya akan menyusul anda, saya melewati sebuah kamar dan melihat pemandangan aneh." ucap Mark seraya fokus ke depan mengendarai mobilnya. Ia memutuskan untuk bertanya pada Rein, daripada hatinya terus bertanya-tanya.

"Pemandangan aneh?" Rein menaikkan satu alisnya. Menatap serius ke arah Mark. "Bukankah sejak dulu mansion memang aneh?!" ketus Rein.

"Saya melihat sepasang kekasih yang tidak mengenakan busana saling tindih seperti posisi enam sembilan dan--"

Uhuk!

Seketika Rein tersedak air liurnya sendiri. Padahal saat ini ia sedang fokus melihat ponselnya dan memperhatikan sang istri yang sedang tidur dengan lelap.

Plak!

"Dasar otak kotor!" ucapnya. Saking kesalnya Rein memukul kepala mark sedikit kuat.

"Saya hanya memberitahu anda apa yang saya lihat, Tuan. Kenapa anda memukul saya!" seru Mark, mengusap kepala sedikit plontosnya.

"Jangan berpura-pura polos, Mark. Aku tahu kau sering pergi ke club malam, pasti kau juga melakukannya di sana 'kan!" Rein berdehem, kembali menetralkan ekspresinya yang entah sudah sangat gugup sekarang.

"Saya pergi ke club karena menjalankan tugas dari anda dan juga--" kalimat Mark terhenti. Tidak mungkin dia mengatakan pada Rein kalau sedang menyelidiki Devan, ayah Nayla yang sering pergi ke bar.

"Katakan!"

"Saya mendengar wanita itu memanggil nama tuan Leon!" jawab Mark memberikan ponselnya pada Rein, karena sebelumnya ia sempat merekamnya.

"Ahh! Yes, percepat Leon!"

"Seperti mau mu baby, uhh!"

Mereka berdua saling menatap kemudian berpaling kembali.

"Apa anda tahu suara apa itu Tuan?" tanya Mark yang memang tidak tahu. ia melirik Rein dari kaca spion yang berada di depannya.

"Kucing kejepit!" jawab Rein singkat.

"Anda pasti sedang bercanda." Mark tak menghiraukan Rein yang saat ini sedang menahan tawanya mati-matinya melihat tingkah bodoh Mark.

Hahaha.

Tawa Rein pecah, ia tergelak bahkan sambil memegangi perutnya yang terasa sakit. Mark memang selalu bisa membuat mood nya naik turun. Menyebalkan!

Sedangkan Mark, lebih memilih diam dan menikmati pemandangan langka, dimana Rein tertawa seperti ini untuk pertama kalinya.

1
susumelown
Kecewa
susumelown
Buruk
Anadinasti Hakim
Lumayan
Yundari Gayosa
Luar biasa
Dyah Oktina
😂😂😂😂😂😂😂😂🤭
Dyah Oktina
iya maklum...luna.. yg damian tahu kamu sdh.mati saat kecil & organ tubuhmu sdh d berikan k nayla
Dyah Oktina
lah pantes aja calon anakmu cacat.. bapaknya sadis kla menghukum orang.. ngak kira2..
Dyah Oktina
ih....emang pintu kamarnya ngak d tutup.. bikin malu.. is kalian bercumbu d tonton orang lain ...malu dong walaupun suami istri
Dyah Oktina
Luar biasa
Dyah Oktina
aduh...mark.. 🤭
Dyah Oktina
kan lagi d gedong model karung jd kepalanya ada d belakang...mana bisa lihat senyum rain..🤭
Luh Putu Sariani
Buruk
Nania Nia
Luar biasa
Rika Baril
kisah kakek neneknya nathan
zena
thor apanya yg cacat? anu nya kah?🫢
Mahanie Mutalib
Luar biasa
ØÝ
kebalik morning kiss bukan kiss morning
kyo
Luar biasa
Hari Saktiawan
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Violet_violeta
mama Clara anakmu menderita😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!