Suamiku Mafia Kejam

Suamiku Mafia Kejam

Bab 1

Di sebuah lorong gang sempit yang berada di pinggiran kota, terlihat beberapa pria dengan pakaian serba hitam. Salah satu diantaranya mengacungkan senjatanya tepat di dalam mulut seseorang.

Malam ini suasana terasa sangat mencekam, udara terasa sangat dingin di tambah lagi sejak tadi keheningan menyelimuti mereka semua tanpa ada yang berani bicara sedikitpun.

Tap!

Tap!

Tap!

Samar terdengar langkah kaki seorang pria yang berjalan mendekat, membuat beberapa pria yang berpakaian hitam itu menyingkir untuk memberinya jalan.

"Selamat datang, Tuan." ucap salah satu bodyguard seraya membungkuk memberi hormat.

"Bagaimana, apa kalian sudah berhasil membuat ce--cunguk ini bicara?!" suara bariton khas pria menggema, membuat merinding bagi siapapun yang mendengarnya.

Mereka semua menggeleng, tak ada seorangpun yang berani menjawab pertanyaan pria tersebut. Jika mereka berani bicara, bisa dipastikan nyawa mereka akan melayang saat ini juga.

Reinhard Federick, pria yang hampir berusia tiga puluh tahun tersebut adalah seorang mafia dan juga psikopat gila berkedok Ceo. Rein terkenal dengan sikap dingin, kejam dan tidak pandang bulu saat menghabisi lawannya. Bahkan pada jika musuhnya seorang wanita sekalipun.

Hidup Rein hanya dihabiskan untuk bekerja dan bekerja. Tanpa mau memikirkan tentang urusan percintaan. Meski banyak wanita yang selama ini selalu mengantri dan ingin mendapatkan cintanya. Bagi Rein semua wanita itu sama saja, merepotkan.

Selain mapan, kaya dan tampan, Rein memiliki satu kekurangan. Pria itu cacat. Hatinya yang sekeras batu membuatnya tidak memiliki rasa sayang dan belas kasihan pada siapapun, kecuali keluarganya.

"Stupid! Dasar tidak becus bekerja!" Rein melirik pria yang sedang berlutut dan meringkuk di hadapannya tersebut. Seringai tipis terukir dari sudut bibirnya.

Terlihat sekali kalau pria itu sedang ketakutan, dengan seluruh tubuh yang gemetar dan pipi yang basah karena butiran bening terus mengalir dari kedua sudut matanya.

"Ampuni saya. Tuan. Saya benar-benar tidak tahu, siapa yang--" kalimat tersebut terhenti saat mendapatkan tatapan tajam dari Rein.

Tatapan Rein seperti sebuah sihir, siapapun yang sudah menatap kedua bola matanya mau tidak mau harus tunduk dan diam.

"Katakan, siapa yang sudah menyuruhmu untuk mencelakai nya?!"

"Saya tidak tahu, Tuan. Saya hanya di perintahkan oleh seseorang untuk--"

Dor!

Dor!

Dua tembakan terlepas tepat menembus tenggorokan pria tersebut, membuatnya te-was seketika dengan mulut menganga dan mata melotot ketakutan.

"Bereskan!" perintah Rein pada asisten pribadinya.

"Tentu, Tuan!" jawab Mark.

Tanpa mereka sadari, sejak tadi ada seorang gadis kecil yang menyaksikan itu semua di balik persembunyian nya. Nayla tidak menyangka, jika niatnya untuk melewati gang sempit tersebut setelah pulang bekerja, membuat dirinya harus melihat kejadian sadis di depan mata.

"A-apa itu tadi? Mereka pembunuh?! Astaga, bagaimana bisa aku sampai di tempat seperti ini," gumam Nayla perlahan mundur ke belakang, hendak pergi dari sana.

Namun, tanpa sengaja kaki mungil Nayla menginjak ranting kering hingga menimbulkan suara. Membuat pemilik telinga kelelawar dan mata setajam Elang tersebut bisa merasakan kehadiran orang asing.

Kretek!

"Kau benar-benar bodoh, Nay! Tamatlah riwayatmu sekarang!" lirih Nayla langsung menunduk dan kembali bersembunyi. Tubuhnya Nayla bergetar hebat, jantungnya berdetak tak beraturan saking takutnya membayangkan apa yang akan terjadi dengan nanti kalau sampai pria kejam tersebut berhasil menemukannya.

"Habislah, pria itu pasti akan menjadikan aku santapan lezat. Ya Tuhan, lindungi aku. Aku masih belum mau mati. Aku belum menikah dan juga membahagiakan kedua orangtuaku." Nayla terus merutuki kebodohannya sendiri sejak tadi dalam hati.

"Ketemu!" sebuah tangan kekar mendarat tepat di pundak Nayla. Bibir Nayla seketika bungkam. Keringat dingin terus menetes keluar, tenggorokannya seakan kering dan lidahnya kelu untuk sekedar berteriak.

"To-tolong Tuan, jangan sakiti aku..." Nayla berbalik dengan mata terpejam. "Aku tidak sengaja lewat sini, tapi aku janji tidak akan mengatakannya pada siapapun dan berpura-pura tidak melihatnya!"

Tidak dengan Rein, ia seakan tidak peduli dengan apa yang nayla katakan. Hingga matanya tertuju pada tanda pengenal yang berada di dadanya.

"Nayla..." gumamnya.

Meski terdengar lirih, Nayla bisa mendengar Rein menyebut namanya dengan begitu jelas. Nayla mengumpulkan keberaniannya untuk membuka mata lalu mendongak perlahan.

Deg!

Kedua netra mereka saling bertemu dan menatap satu sama lain. Ada sebuah desiran aneh yang terjadi saat itu.

"Tundukan pandanganmu, Nona!" bentak Mark pada Nayla karena sudah berani menatap wajah Rein.

Brugh!

Kejadian yang tidak pernah di duga sama sekali terjadi. Nayla pingsan.

"Gadis bodoh!" ucap Rain tanpa sadar tersenyum tipis.

"Ada yang aneh dengan tuan Rein. Aku tidak salah lihat 'kan. Dia tersenyum?" gumam Mark mengucek matanya berulang kali.

"Kita pergi sekarang!" Rein berjalan terlebih dahulu meninggalkan Mark yang masih diam di tempat.

"Lalu bagaimana dengan gadis ini, Tuan." Mark melirik Nayla yang masih pingsan.

"Tinggalkan saja!" jawab Rein singkat. Pria itu sedang malas mengurus seorang gadis kecil yang tidak ada pengaruhnya untuk dirinya.

"Tapi Tuan, gadis ini melihat semuanya. Bagaimana kalau kita habisi saja dan--"

"Apa telingamu tuli, Mark?! Kubilang tinggalkan ya tinggalkan!" bentak Rein pada Mark.

"Ya, baiklah jika itu mau Tuan," jawab Mark.

Kedua pria tersebut beserta beberapa anak buahnya pergi meninggalkan Nayla tanpa mau membantunya sama sekali. Dan yang jadi pertanyaan dalam hati Mark adalah sikap Rein. Tidak biasanya mafia kejam itu memberi ampun pada mangsanya. Apalagi Nayla sudah melihat semuanya.

"Biasanya Tuan akan langsung memintaku untuk mengeksekusinya, tapi kenapa hari ini aku merasa ada yang aneh dengannya." sepanjang perjalanan Mark terus bergumam dan heran pada Rein.

"Apa ada yang salah?! Kenapa aku merasa kau sedang mengumpat ku!" tatapan tajam dan dingin kembali terlihat di wajah Rein.

"Hah?" tanya Mark cengok, ia lupa kalau Rein memiliki pendengaran setajam silet.

"Tidak ada, Tuan." jawab Mark seraya menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

"Mark!" seru Rein tiba-tiba, membuat Mark menghela nafas kasar dan mengusap dadanya berkali-kali.

"Ya, Tuan."

"Kenapa sejak tadi kau hanya menjawab ya dan tidak! Apa tidak ada kalimat lain selain itu, hah?!" bentak Rein.

Mark terdiam, ia menjadi bingung. Menjawab salah tidak menjawab juga salah. Sebenarnya apa mau pria yang sedang duduk di belakangnya ini?

"Lalu saya harus menjawab apa, Tuan."

"Kau berani menjawab ucapan ku, hah!"

Oh astaga! Ingin rasanya Mark tenggelam ke dasar laut yang dalam jika terus seperti ini.

"Saya tidak berani, Tuan."

"Cari informasi mengenai gadis tadi dan berikan padaku besok pagi." perintah Rein pada Mark dengan nada penuh penekanan.

Ckit!

Brugh!

Mark yang kaget dan juga shock mendengar permintaan Rein, tiba-tiba saja reflek menginjak rem.

"Apa kau berniat membunuhku, Mark?!"

"Kenapa Tuan baru mengatakannya sekarang saat mobil kita sudah sampai di mansion. Bukankah tadi sudah kukatakan kalau--"

Pletak!

Satu pukulan tongkat mendarat di kepala Mark dengan begitu mulusnya, membuat Mark menahan sakit yang luar biasa.

"Sakit, Tuan!" pekik Mark mengusap kepalanya yang sedikit plontos.

"Kau berisik dan terlalu banyak bicara!" Rein keluar dari dalam mobil dan masuk ke dalam mansion tanpa mempedulikan teriakan pria tersebut.

"Sepertinya pekerjaanku besok akan lebih berat dari hari ini..." Mark melajukan mobilnya keluar dari mansion.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

menarik....

2024-06-02

0

fina SR

fina SR

kasian kau mark 🤣🤣🤣🤣🤣

2024-04-30

1

Anonymous

Anonymous

hm

2024-03-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!