NovelToon NovelToon
Surga Tak Terindu

Surga Tak Terindu

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Model
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Pasha Ayu

Bukan cerita poligami... Ini cerita dua orang wanita yang tidak mau mencapai surga dengan cara berbagi suami...

Shanshan mengira, menjadi cucu dari keluarga kaya raya, dan model seksi ternama, bisa membuatnya mudah mendapatkan Emyr; pria yang dicintainya...

Rupanya tidak, karena background kehidupannya, justru menjadi masalah bagi hubungan cintanya...

Shanshan harus menyaksikan pernikahan kekasihnya bersama wanita surga pilihan orang tua Emyr...

Meski nyatanya cinta Emyr masih untuknya, tapi ia tidak rela menjadi madu dari salah satu kaumnya (perempuan). Jangan sampai ada surga tak terindu: baginya dan Adeeva.

“Sekalipun aku tidak berpikir untuk menyentuhnya, rasaku masih tulus padamu, Shan," ucap Emyr.

“Allahumma baid baini wa baina.” Berkaca-kaca Shanshan merapalnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Setelah sekian lama...

Lima tahun setelah penyesalan Emyr. Lelaki itu sudah mau berdamai dengan kondisinya, harus menjauh dari cinta pertama yang tak semestinya dia pertuan.

Ada Haikal yang beberapa tahun lalu menikahi Shanshan. Yah ... Ada kabar itu sebelum akhirnya gadis tersayangnya menghilang dari semua surat kabar.

Meski masih terasa sulit menghapus nama Shanshan, ia berusaha mundur dari hidup gadis itu. Entah seperti apa Shanshan saat ini, Emyr sering iseng mencari tahu lewat sosial media dan hanya berakhir merana.

Sepertinya Shanshan sudah benar-benar mengubur dalam-dalam nama populer yang dahulu dikenal banyak orang.

Semenjak lima tahun terakhir, Shanshan tak lagi nampak di mana pun, seolah di telan bumi, media sosial bahkan tak pernah memberitakan nama populernya.

Untuk mengalihkan rindu yang masih bergelayutan, Emyr lebih memilih sibuk dengan kegiatannya.

Bekerja untuk negara, demi kemanusiaan, di sela pengolahan bisnis-bisnis warisan ayahnya; seperti pabrik pembuatan produk makanan, juga pembuatan produk fashion muslim dan muslimah miliknya.

Emyr memang dilahirkan dari keluarga yang tidak sembarangan. Abah Zainy Dahlan juga memiliki banyak sekali usaha, yang mana dari usaha itu pula lah hidup Emyr serba berkecukupan.

Demi memenuhi keinginan sang ibunda tercinta, Emyr juga setuju untuk menyelesaikan pendidikannya di Jogja. Dan setelah lulus S2 hukum di usianya yang ke 24 tahun, Emyr menuai hasil dari proses belajarnya.

Kantor kejaksaan agung, tempat di mana Emyr duduk berkutat dengan berkas-berkas tebal. Mata redup itu fokus mendalami kasus-kasus yang tengah ia geluti beberapa bulan terakhir.

Sudah menjadi kebiasaannya, Emyr selalu mengalihkan kerinduan pada Shanshan dengan menyibukkan diri di kantor ini.

Jaksa, profesi yang memiliki kode etik, ia berada di bawah naungan Kejaksaan Agung yang menjunjung Pancasila sebagai dasar konstitusi negara.

Wajib memiliki ijazah minimal S1 Hukum atau boleh S1 bidang lain, tapi wajib melanjutkan pendidikan S2 Hukum. Dan Emyr, sudah berhasil mengenyam pendidikan itu.

"Gus!"

Sapaan cengengesan yang terlontar dari mulut nyengir teman kantornya membuat Emyr beralih dari bukunya kepada pria itu.

Egi Wibowo namanya, usia mereka sama matangnya, keduanya dekat setelah bekerja di kantor yang sama.

Yah..., Egi menjadi teman yang paling mengerti Emyr setelah Emyr tinggal di Jakarta, dua tahun terakhir.

"Panggil Emyr saja, sudah ku bilang!"

Egi tergelak renyah. Disebut Gus memang bukan kebanggaan Emyr. Pria tampan yang kini berusia 26 tahun itu lebih suka dipanggil namanya saja.

Emyr kurang suka, saat kakinya sudah berusaha kuat untuk berdiri sendiri tapi masih dibayangi gelar dari seorang Kiyai.

Emyr ingin dikenal sebagai Emyr dzemir, bukan keturunan Kiyai yang hanya mengandalkan nama besar ayahnya.

"Ini BAP yang kemarin aku janjikan." Egi menyodorkan berkas pada meja yang dinaungi Emyr dzemir, kemudian duduk di kursi yang berhadap-hadapan.

"Oya, hari ini kamu yang ikut ke rumah sakit ya, Ibu ku tiba-tiba datang dari kampung, aku harus pulang lebih awal," ujarnya mengharap maklum.

"Yang bersangkutan sakit?"

Egi menggeleng. "Tadi malam dia datang ke Rumah Sakit untuk minta dirawat, tapi bukan dirawat karena sakit, makanya atas dasar kondisi ini, hasil konsultasikan kita dengan pihak manajemen dan dokter, yang bersangkutan dalam keadaan sehat dan bisa dihadirkan di kejaksaan," jelasnya.

"Oh, baik kalau begitu," angguk Emyr untuk beberapa kali. "Tidak masalah, nanti aku yang ke sana," tambahnya.

"Thanks, Gus!" cengir Egi.

"Ck!" Emyr berdecak malas, lagi-lagi Gus panggilan pria itu. Dan bersamaan dengan menghilangnya Egi dari hadapan, tatapan Emyr lalu beralih pada bukunya.

Kembali ia fokus mempelajari kertas-kertas di hadapannya. Pukul satu siang, Emyr baru beranjak dari tempat itu.

Hari ini juga Emyr harus mendatangi tempat, di mana ia dan timnya terpaksa menjemput laki-laki, terkait kasus korupsi penyimpangan, penyelewengan penggunaan dana sebuah perusahaan besar.

Setengah jam berjibaku dengan padatnya kemacetan lalu lintas. Langkah gagahnya sudah menginjak lantai koridor rumah sakit.

Awak media mengiringinya, memasuki ruangan, disambut beberapa dokter dan orang-orang yang bersangkutan. Beginilah kesehariannya, berkutat dengan penyidikan.

Polisi tampak sibuk. Riuhnya pertanyaan wartawan tak ia hiraukan, terlebih ketika sepasang mata sayu miliknya teralihkan pada sosok cantik yang lama sekali tak ia jumpai.

"Shanshan," lirih Emyr. Sama seperti dahulu, ia merasa sulit bernapas melihat sosok perempuan itu.

Benarkah dia wanita yang bertahun lamanya hanya bisa menyinggahi mimpi-mimpinya? Emyr menerobos keluar dari kerumunan, ia mangkir dari tim dan tugasnya.

Sejenak saja, ia ingin tahu, apa matanya tidak salah melihat? "Shanshan," celetuknya lirih, jangan tanya bagaimana kondisi jantung yang berdetak tak beraturan.

Emyr berhenti di balik pilar, menatap lekat wajah cantik yang berdiri dengan balutan busana tertutup. Tak ada bedanya, Shanshan masih sangat menawan meski sudah berusia matang.

"Iya Sayang, Ibu pulang." Wanita itu tersenyum, lantas menutup telepon yang sudah tidak lagi dipakai.

Jantung waras Emyr berdegup kencang, aliran darah secepat itu menyisir sekujur tubuhnya.

Barusan kata sayang itu lumayan menggores luka lamanya, seperti sebilah bidak yang berhasil menembus hingga ke dasar hatinya.

Persetan dengan tujuannya di rumah sakit ini, ia lupa dan memilih mengejar wanita itu. Lagi-lagi, setelah sekian lama ia masih tak peduli pada sekitar, jika sudah melihat pemilik hatinya itu.

Tunggu, ngomong-ngomong ... Kenapa Shanshan mengenakan pakaian serba putih? Apakah ini berarti Shanshan sudah tinggal di Indonesia dan bekerja di negaranya?

Bukankah dokter lulusan luar negeri tidak bisa langsung praktik di Indonesia. Ia harus menyerahkan ijazah ke Kemenristekdikti untuk penyetaraan, dan harus mengikuti prosedur Konsil Kedokteran Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia.

"Ya Allah, ampuni aku lagi untuk kali ini." Emyr masuk ke dalam sembarang taksi, sesaat setelah melihat wanita cantik di depan sana dibawa pergi mobil mewah.

Emyr memerintahkan sopir untuk mengejar mobil Shanshan. Dan terlaksana dengan segera.

Di sepanjang perjalanan tak bisa merasakan ketenangan, pikirnya berkecamuk; siapa yang akan Shanshan temui? Siapa yang Shanshan panggil dengan sebutan Sayang? Dan siapa yang memanggilnya dengan sebutan Ibu?

Oh Tuhan, apakah masih pantas ia mencari tahu hal itu? Bukankah lima tahun lalu, ia sudah bertekad untuk tidak lagi menjadi alasan utama Shanshan dan keluarganya sakit.

Tiba di sebuah rumah di kawasan elit, mobil yang dia ikuti berhenti. Emyr menurunkan sedikit kaca jendelanya.

Matanya siaga, mengamati setiap pergerakan langkah Shanshan, dari membuka pintu mobil sampai berlari memeluk semungil gadis.

“Ibu!”

Lagi-lagi sebutan itu berhasil merajam hatinya. Jadi inikah alasan Shanshan menghilang dari sosial media, wanita itu sudah memiliki anak perempuan yang sangat cantik.

"Kita masuk," ajak Shanshan sembari menggendong bocah yang mungkin berusia dua tahun.

Emyr semakin terpekur ketika netranya juga melihat Haikal keluar dari rumah tersebut. Ia terkekeh remeh, meremehkan dirinya sendiri tentu saja.

Lihatlah, ia masih saja belum bisa lupa dari semua kenangan indah bersama wanita itu, sementara Shanshan sudah terlihat bahagia dengan kehidupan barunya.

📌 Maaf telat update kesayangan kooh...

1
Nashqila
Luar biasa
Pouji
baca kisah shan shan jd inget rengganis
mom jz
Kecewa
mom jz
Buruk
ir
bener² keluarga egois, ga Adeeva ga Haikal sama saja
ir
biar apa Adeeva begitu, biar terlihat romantis kah ck ck ck
ir
padahal bagus lohh tapi cuma 40 bab 😫
ir
baru beberapa minggu Ning, belum bertahun² 😆😆
ir
ini Abah Zayni belum sebijak saat Rayyan dan cicit²nya lahir
Fitriana Refan Rafisqi
sesak jg JD emyr
Fitriana Refan Rafisqi
aku suka,kata2nya mudah dpahami,lanjuuuut
Rahma Putri
luar biasa
Rumah Aman
Luar biasa
Rumah Aman
begitu tragis sekalikah kisah cinta shan ku
Kasacans 5924
lohhhhh tamat
Kasacans 5924
ziva akhrny sm spa ya
PASIEN FACHRY💋: Lanjutkan ke Menikahi Cewek Pesantren kaak biar tahu
total 1 replies
Kasacans 5924
egi yg mna ya
Kasacans 5924
kngn bngt sm king. jarya prtma yg ku bca king sm ais
Kasacans 5924
semngt shanshan
Kasacans 5924
sbr ya shanshan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!