"Maafkan aku Dimas mungkin aku pernah mencintaimu tapi itu dulu sekarang cinta itu sudah mati. aku sudah mencintai orang lain . Ikhlaskan kepergianku Dimas . " pinta Kania yang lebih memilih melanjut kan pernikahannya dengan seseorang . Yuk nantikan di updatean terbaru aku , jangan lupa (Like/ subscribe/follow akun ku , Miss Jingga , Happy Reading ❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Jingga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Setelah hari- hari berlalu Keluarga kania memutuskan akan kembali ke Bandung ,
Sebab anak-anak juga mau masuk sekolah ,meski mereka bolos sehari menunggu kepulangan Anjani dan Soraya dari rumah sakit.
Sedangkan Anjani sudah diperbolehkan pulang oleh Dokter. Dia bisa melakukan rawat jalan. Anjani pulang lebih awal , dia pulang pagi menjelang siang , setelah visit dokter yang terakhir kalinya. Mereka pulang di jemput Dika dan Rania.
Begitu Juga Bu Soraya keadaanya sudah lebih baik dan sudah diperbolehkan pulang sore harinya, dari pada menginap di hotel yang tidak bisa leluasa Pak Hendro memilih kembali ke kediamannya yang ada di Jakarta.
Meskipun rumah itu sudah jarang beliau tempati namun ada orang yang selalu membersihkannya. Dika sama Sandi juga sempat mampir sebelumnya hanya sekedar melepas rindu dengan kamar lama mereka.
Namun tak membuat mereka menginap sebab merasa kesepian tak ada orang tua mereka disana.
*****
Setelah Dika menjemput sang mama Anjani dari rumah sakit, Dika langsung mengantarnya kerumah bersama Rania
Siang nya mereka makan bersama di sana. Sedang pak Setyo bersama anak-anak memilih menyusul , mereka jalan-jalan dulu sambil mencari oleh-oleh untuk dibawa pulang ke Bandung . Tak lupa Kania membelikan kue kesukaan Anjani .
"Assalamualaikum .. " Ucap mereka semua yang baru sampai ke rumah Anjani .
"Wa'alaikum salam, selamat datang ya sayang , di gubuk tante ini " Anjani yang langsung memeluk Kania.
"Makasih tante, apaan sih tante rumah segede gini dibilang gubug , sepertinya lebih besar rumah tante dari pada rumah papa deh " ujar Kania yang berjalan sambil mengedarkan pandangannya ke penjuru rumah .
Anjani mempersilahkan pak Setyo dan yang lain duduk di ruang tamu , Rania membantu bibi berkutat di dapur. Dika dan Dimas yang baru turun langsung ikut bergabung ke ruang tamu , sedang Kania diajak keliling rumah oleh Anjani , Kaki Anjani memang cidera tapi tak terlalu parah , jadi masih bisa buat jalan .
"Tante kita duduk di sana aj yuk , kaki tante kan belum sembuh total, takut nya nanti malah makin parah tante", Ajak Kania.
"Ya sudah ayuk sayang, sebenernya tante seneng kamu disini sayang , tante kesepian nggak punya anak cewe. Besok kamu udah balik ke bandung kan, jadi tante pengen kamu liat rumah tante , siapa tau kamu mau kuliah dan tinggal di Jakarta bareng tante , Nia" Ujar Anjani.
"Ah tante bisa saja . Aku rencana juga pengen kuliah di jakarta tante tapi mama sama papa tidak ngasih izin. Apalagi Nia kan anak perempuan satu-satunya hehe..." ujar Kania.
"Iya orang tua kamu bener sayang , tante kalau jadi mereka pasti juga seperti itu , hehee...
Yuk kita masuk ,bentar lagi kita makan siang sam-sama, mama kamu nggak biarin tante ikutan didapur , tante disuruh duduk manis katanya. Padahal kalian tamunya , malah tante nggak bisa menjamu , malah ngerepotin kalian " ujar Anjani.
"Santai aja tante kita kan keluarga , jadi nggak usah sungkan ya tante" ucapan kania membuat hati Anjani lebih lega.
Mereka menikmati makan siang bersama-sama sambil bercengkrama , Anjani yang jarang merasakan suasana keluarga yang seperti ini ," ramai namun damai ", tak kuasa menyembunyikan terharunya , air matanya tak mampu terbendungkan , menetes begitu saja, Rania yang ada di samping nya menggenggam tangan sang sahabat , menyalurkan kasih sayang nya.
"Insya allah kita akan selalu sama-sama Anjani , semoga sampai kita jadi nenek-nenek " ucap Rania penuh harap.
"Amin... Makasih ya Rani , berkat kalian aku bisa merasakan suasana kekeluargaan seperti ini " Ujar jani dengan binar kebahagiaan dimatanya.
Setelah makan siang selesai tak lama , mereka berpamitan sebab mereka juga mau mengunjungi rumah bu Soraya yang ternyata letaknya tak jauh dari rumah Anjani.
"Mama Dika pamit dulu ya , mama jaga kesehatan ya , insya allah nanti Dika sering-sering berkunjung kesini" pamit Dika ke Anjani , yang tak kuasa menahan kesedihannya .
"Iya sayang ,kamu juga baik-baik ya di rumah tante Rania , mama kapan- kapan pasti main kesana sesekali . " jawab Anjani.
"Iya mah , " pamit Dika sambil memeluk sang mama
Diam-diam dari kejauhan Dimas menatap Kania , di mulai mengagumi sosok Kania . namun dia lebih memilih diam dan hanya mencurahkan lewat pena nya.
Dimas tak ingin gegabah mendekati Kania , sebab ia tak ingin membuat keretakan hubungan orang tua mereka.
Apabila mereka tak cocok bersama.
Kania justru tidak merasa sama sekali. Dia lebih asyik dengan handphone nya.
Mereka langsung berpamitan pulang ke hotel , sekalian berkemas sebab setelah mereka pulang dari rumah pak Hendro ,mereka akan langsung kembali ke Bandung.
Sore itu pak Hendro pulang dari rumah sakit dijemput sang supir , tak lama setelah mereka sampai di kediaman pak Hendro , mobil keluarga setyo dan Rania terlihat memasuki halaman rumah meraka. Dika yang menjadi petunjuk ke arah rumah nya.
Pak Hendro dan bu Soraya menyambut hangat kedatangan anak-anak nya dan keluarga pak Setyo.
"Selamat datang Setyo dan semuanya . Aku nggak menyangka kalian akan kemari secepat ini , maaf kami menyambut kalian seadanya , " Ujar pak Hendro.
"Tak masalah Hen , kami sudah cukup senang di sambut kalian dengan baik . Kami turut senang istri mu sudah sembuh Hen , " ujar setyo.
"Alhamdulillah , aku berharap dia tak kambuh lagi , mungkin bila dia ingin dekat dengan anak-anak , aku mungkin akan tinggal dibandung sementara . Ini masih renca sebenarnya. Belum diskusi sama istri . Yang hingga Dika lulus sebentar lagi. " ucap Hendro berdua dengan setyo sedang yang lainnya sudah masuk kedalah rumah terlebih dahulu.
Rania di ajak Soraya berbincang diruang tamu , sambil menunggu sang asisten rumah tangga menyiapkan minum buat para tamu .
Sedang anak-anak di ajak Dika keruang keluarga yang cukup luas dengan pemandangan kolam renang.
Mereka asyik bermain , sedang Kiandra dan Kiano memilih merebahkan badannya di sofa , mereka lelah seharian muter-muter ngikuti orangtuanya.
Suasana dirumah itu tak kalah ramai dan hangat sama halnya saat dirumah Anjani .
Namun sangat disayang kan waktu mereka tak bisa terlalu lama . Sebab harus kembali ke Bandung.
Setelah sang asisten rumah tangga menyiapkan hidangan makan sore menjelang malam , mereka semua diajak berkumpul di ruang makan , mereka asyik bercengkrama kesana kemari .
Bu soraya yang melihat anak-anak ber senda gurau begitu jadi terharu , momen yang ia impikan akhirnya bisa ia rasakan.
****