Aliyha Sutesja, wanita 18 tahun yang hamil di luar nikah, hingga dia usir dari rumahnya. Pria yang menghamilinya hilang bak di telan bumi, Aliyha tak menemukannya lagi.
Sembilan tahun setelah melahirkan seorang anak laki-laki, putranya kini tumbuh dengan IQ di atas rata-rata hingga dalam dua tahun pelajaran kini Darel menduduki kelas 5 Sd.
Di usia yang baru menginjak 9 tahun, Darel sudah mengusai ilmu teknik komputer dan berbagai hal lainnya. Dengan kemampuan yang dimilikinya, Darel berusaha mencari keberadaan ayah kandungnya.
Apakah Darel akan menemukan ayah kandungnya? Apakah Darel akan di terima setelah bertemu dengan ayahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yanti Topato, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.24 ~Pantai
"Aku harus mencari tahu!" ujar Daniel, yang sudah sangat penasaran.
*
*
Satya sedang menunggu jawaban dari Aliyha tentang pertanyaan terakhirnya.
"Kenapa Mas Satya berfikir seperti itu?" tanya Aliyha balik.
"Melihat sikapmu kepada Daniel dan sikap Daniel padamu, seperti ada sesuatu." jelas Satya.
"Maaf, aku kurang waktu untuk bersama denganmu. Mungkin karena pekerjaan baruku," ujar Aliyha.
"Aku merasakannya," ujar Satya.
"Ku rasa kita harus kembali. Mba Regina pasti akan khawatir." ucap Aliyha. Sebenarnya dia mencoba menghingdar dari percakapannya dengan Satya. Aliyha belum siap untuk berkata jujur padanya.
"Baiklah. Jika kau ingin bicara nanti, aku akan mendengarkan." ucap Satya.
Satya menggandeng tangan Aliyha, kembali menuju mobilnya.
*
*
"Al, kamu sudah bicara dengan Satya? Apa semua, baik-baik saja?" tanya Regina saat mereka sedang memasak.
"Sudah, Mba. Semua baik, tapi kelihatannya mas Satya tidak suka aku dekat-dekat dengan Daniel." jawab Aliyha.
"Lalu?"
"Aku nggak tau, Mba. Aku juga tidak suka dekat-dekat dengan suami orang. Tapi itu tuntutan pekerjaan dan aku sudah tanda tangan kontrak kerja." ujar Aliyha lagi.
"Ya, sudah. Nanti, Mba coba jelasin sama Satya, lagi. Siapa tahu dia mau mengerti." ujar Regina dan mendapat anggukan dari Aliyha.
"Kenapa, ya? Darel, dari tadi nggak keluar kamar," tanya Regina.
"Sebenarnya, tadi dia bertanya padaku tentang ayahnya," ujar Aliyha.
"Apa! Lalu kau memarahinya, lagi?" ujar Regina dengan suara yang swdikit keras.
"Tidak, Mba. Aku hanya bilang jika, ayahnya tidak di sini." jawab Aliyha.
"Dia pasti sangat kecewa." ujar Regina sedih.
"Ya, aku melihat wajahnya." jawab Aliyha.
*
*
Hari ini, Darel, Aliyha dan Regina tengah bersiap-siap untuk pergi jalan-jalan. Seperti janji Satya pada Darel, dia akan mengajak mereka jalan-jalan dan pilihan mereka jatuh untuk pergi ke pantai.
Satya telah tiba di kontrakan mereka. Dia turun dari mobil dan berjalan menuju rumah mereka.
"Sudah siap?" tanya Satya saat melihat Aliyha ada di ruang tamu, rumah itu.
"Ya, tinggal menunggu mba Regina," jawab Aliyha.
Regina memang selalu menjadi yang paling terbelakang dalam urusan bersiap-siap, itu semua karena dandanannya.
"Uncle," sapa Darel.
"Hai, jagoan. Sudah siap?" balas Satya.
"Ya," jawab Darel.
"Apa yang kau bawah?" tanya Satya yang melihat tas besar yang terisi penuh di punggung Darel.
"ini? Ini semua keperluanku, Uncle tidak usah ikut campur." jawab Darel yang sebenarnya tidak terlalu suka untuk pergi ke pantai.
"Hm, baiklah." jawab Satya yang tahu jika anak itu sedang kesal.
Satya masih bersikap dingin pada Aliyha. Dia mengakui jika dia memang sedikit pencemburu, tapi Aliyha menganggapnya biasa saja.
Mereka berempat akhirnya berangkat pergi untuk le pantai.
*
*
Aliyha dan Regina duduk di atas pasir dengan beralaskan tikar yang mereka bawah, sedangkan Satya dan Darel asyik di atas jetsky.
Tiba-tiba mata Aliyha tertuju padaa seorang wanita yang berada tak jauh dari mereka. Wanita itu berada dengan rombongannya, sekitar 6 orang.
"Rosa," gumam Aliyha.
"Kau berkata sesuatu?" tanya Regina pada Aliyha.
"Itu, Mba. Itu Rosa!" jawab Aliyha dengan antusias.
"Rosa, Siapa?" tanya Regina bingung.
"Itu, Mba. Istrinya Daniel." jawab Aliyha.
"Mana?" tanya Regina lagi.
"Itu! Yang bersama pria itu. Baju merah." tunjuk Aliyha pada seorang wanita berbaju merah.
"Oh, lalu siapa pria itu?"
"Aku nggak tahu," jawab Aliyha lagi.
Aliyha merasa aneh dengan Rosa karena terlihat sangat mesra dengan pria yang berada di sampingnya. Karena sangat penasaran Aliyha memutuskan untuk mendekatinya.
"Al, mau kemana?" tanya Regina saat Aliyha melangkah ke arah mereka.
"Aku mau nyamperin Rosa, Mba."
"Ngapain?"
"Mungkin itu selingkuhannya, Mba!" jawab Aliyha antusias.
"Trus, kamu mau ngapain?" cegah Regina.
"Aku nyamperin aja," jawab Aliyha lagi.
"Nggak usah, Al. Biar itu jadi urusan mereka!" ucap Regina.
"Nggak bisa, Mba! Aku nyamperin dulu, tuh wanita ul*r," ucap Aliyha dan Regina tak bisa mencegahnya lagi.
"Al, Al, Aliyha!" panggil Regina untuk menghentikannya, tapi Aliyha tak mendengarkan Regina, dia terus berjalan mendekati Rosa.
"Hai, Nyonya Daniel. Anda di sini?" sapa Aliyha pada Rosa.
"Kamu!!" bentak Rosa dengan terkejut.
"Di mana tuan Daniel? Apa dia juga di sini?" tanya Aliyha.
"Kenapa? Kenapa kau mencarinya? Dassr pelakor tidak tahu m*lu!" cerca Rosa seraya melepaskan rangkulan tangannya dari pria yang berada di sampingnya.
"Siapa ini, sayang?" tanya pria itu.
"Bukan siapa-siapa! Hanya wanita perebut suami orang," jawab Rosa dengan sinis.
"Ini siapa, Nyonya?" tanya Aliyha lagi.
""Bukan urusanmu!" Pekik Rosa.
"Ayo, sayang. Kita pergi saja," ajak pria yang bersama Rosa.
"Dasar perebut suami orang!" uajr Rosa ketus seraya berlalu dari hadapan Aliyha.
Aliyha sangat kesal dengan sebutan Rosa untuknya, hingga dia berbalik dan meneriakinya.
"Lalu sebutan apa yang pantas untuk pria di sampingmu, Nyonya?" ujar Aliyha dengan mengeraskan volume suaranya.
"Apa perebut istri orang pantas untuknya? Dan kau, wanita tukang selingkuh, apa itu juga pantas untukmu?" lanjut Aliyha.
Rosa geram dan segera berbalik ke arah Aliyha, dia melangkah ingin menghajar Aliyha, namun tiba-tiba seorang pria kecil menghadangnya.
"Berhenti!" ujar Darel lantang.
"Siapa kau anak kecil? Oh, aku ingat! Kau yang berada di kantor waktu itu, kan." ucap Rosa dengan menatap Darel tajam.
"Jangan menyentuh Bundaku!" ujar Darel.
"Jadi, kau anaknya! Benar ibu dan anak sama-sama mengesalkan." ujar Rosa dan berlalu dari hadapan Darel, namun dengan cepat Darel menghadangnya lagi.
"Berhenti! Lihat ini! Apa kau ingin foto-foto ini sampai di tangan yang tidak kau inginkan?" ucap Darel seraya menunjukan ponselnya pada Rosa.
"Dasar anak kurang ajar! Dari mana kau mendapatkan itu?" bentak Rosa dengan mencoba ingin merebut ponsel dari tangan Darel.
Rosa terkejut karena tiba-tiba seseorang mendorong bahunya saat sedang berusaha mengambil ponsel Darel.
"Jangan berani menyentuh putraku! Atau kau akan tau akibatnya." ancam Aliyha seraya menyembunyikan Darel di belakangnya, sedang anak yang berada di belakang Aliyha sedang meledek Rosa dengan menunjukan ponselnya sambil di goyang-gayangkan.
Pria yang bersama Rosa meninggalkannya, pergi kepada rombongan teman-teman lain yang tak jauh dari mereka.
"Siapa wanita itu?" tanya salah satu dari mereka pada pria yang bersama Rosa tadi.
"Tidak tahu. Mungkin kenalan suaminya. Biarkan saja dia menyelesaikannya sendiri, kita happy saja di sini," jawabnya seraya tertawa kecil.
Rosa hendak menampar Aliyha, namun lagi-lagi seorang pria menghalangi tangannya.
"Kau!" bentak Rosa yang sudah sangat geram.
"Jangan sentuh kekasihku." ujar Satya dengan tatapan tajamnya lalu menghempas tangan Rosa dengan kencang.
Satya segera membawah Aliyha dan Darel pergi dari sana menuju tempat dimana Aliyha dan Regina berada tadi.
"Kau sangat peduli dengan Daniel, hingga rela bertengkar ditempat umum dengan istrinya." ujar Satya setelah sampai di tempat mereka.
.
.
.
.
Bagi giftnya dong... Buat author, biar tamba semangat😄
