NovelToon NovelToon
Permintaan Terakhir Istriku

Permintaan Terakhir Istriku

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai / Penyesalan Suami
Popularitas:260.2k
Nilai: 4.8
Nama Author: idaa_nafishaa

Sepuluh tahun pernikahan, Chiko merasa sudah tidak ada lagi cinta dengan Humaira.

Chiko mengungkapkan keinginannya untuk bercerai, agar bisa menjalin hubungan yang baru dengan Dinda. Sekertaris baru yang sudah menjadi kekasih Chiko selama beberapa bulan terakhir.

Satu bulan memenuhi keinginan terakhir Humairah sebelum bercerai, membuat Chiko merasa bahwa cintanya kepada sang istri masih sama besarnya seperti dulu.

Akankah Chiko memutuskan kekasihnya? atau tetap pada pendiriannya untuk bercerai dengan sang istri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon idaa_nafishaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ada Apa?

Chiko sibuk dengan urusan bisnisnya, sesekali dia menghabiskan waktu santai dengan teman temannya, mengingat Dinda tidak ikut dalam perjalanan bisnis kali ini.

Dinda sibuk menyusun segala persiapan untuk pernikahannya, setidaknya itulah yang dikatakan Dinda kepada Chiko.

"Chiko, aku dengan sebentar lagi kamu akan bercerai dengan Humaira dan menikahi sekertaris kamu?" tanya Billy, yang merupakan teman semasa kuliah.

Chiko tidak sengaja bertemu Billy saat menghadiri acara amal di tempat dia melakukan urusan bisnis.

"Ya, sepertinya berita tentang aku sangat cepat sekali menyebar," lirih Chiko.

"Apa kamu yakin dengan keputusan yang kamu buat?" tanya Billy.

"Memangnya kenapa? lagipula Humaira sudah setuju untuk melakukan perpisahan ini. Aku juga sudah melakukan apa yang menjadi permintaan terakhir dari Humaira."

"Chiko, Wanita, sekuat apa pun, selalu memiliki kelemahannya sendiri, terutama dalam cinta. Mereka dapat memaafkan kesalahan seorang pria yang telah menyakiti mereka, tetapi sangat sulit  bagi mereka untuk melupakan rasa sakit dari seorang pria yang telah menyakiti mereka secara psikologis dan fisik,"

"Ketika kamu menyakiti seorang wanita, dia lebih mungkin untuk memaafkanmu. Namun, untuk melupakannya membutuhkan waktu. Sebab terluka itu menyakitkan. Bekas luka akan tetap ada bahkan jika dia mencoba menghilangkannya,"

"Tidak, Billy. Humaira tidak seperti itu. Aku mengenalnya, dan selama aku menjalani apa yang menjadi permintaan terakhir darinya, aku tidak melihat kesedihan ataupun rasa kecewa di wajahnya," ucap Chiko.

"Ya sudah, aku hanya memperingatkan kamu agar kamu tidak menyesal di kemudian hari.”

"Terima kasih, bro."

Chiko menepuk-nepuk bahu Billy sebelum kemudian memutuskan untuk kembali ke hotel untuk beristirahat.

Chiko melihat banyak sekali pesan masuk yang dikirimkan oleh Dinda kepadanya, pesan itu berisi tentang undangan dekorasi dan segala macam pernak-pernik untuk melakukan pernikahan.

Chiko memilih untuk tidak membalas pesan yang terus dikirimkan oleh Dinda, Chiko memejamkan mata dan mencoba mengingat kembali apa yang selalu dikatakan oleh teman-temannya.

"Tidak, tidak, mungkin ini hanya perasaan iba karena sebentar lagi aku dan Humaira akan berpisah. Perasaan ini pastilah perasaan yang wajar karena sebentar lagi aku akan berpisah dengan wanita yang sudah 10 tahun menemaniku dan berikan aku dua malaikat kecil."

Pagi harinya...

Chiko disambut hangat oleh Dinda ya memang sudah menunggunya di bandara, kali ini Chiko tidak menolak pelukan mesra yang diberikan oleh Dinda seperti sebelumnya.

Dinda segera mengajak Chiko untuk kembali ke apartemennya.

"Dinda, Aku baru saja pulang kenapa kamu langsung mengajak aku untuk berolahraga di atas ranjang?" tanya Chiko.

"Kenapa? Apa kamu tidak merindukan aku? Bukankah seharusnya kita merayakan ini karena sebentar lagi kamu dan istri kamu akan resmi bercerai."

Chiko bangkit dari tempat duduknya dan memindahkan tubuh Dinda yang sedari tadi berada di atasnya yang sedang ganas dalam mencumbv nya.

"Aku tahu, hanya saja aku dan dia belum resmi bercerai, jadi aku rasa sebaiknya kita tidak merayakannya terlebih dahulu sebelum kita benar-benar sah menjadi pasangan suami istri."

"Tapi aku merindukanmu," lirih Dinda dengan nada manja dan juga menggoda.

Chiko hanya tersenyum kemudian menabrakkan sebentar bibirnya kepada Dinda.

"Aku sangat lelah, bisakah kamu siapkan air hangat untuk aku mandi?" tanya Chiko.

"Baiklah..."

Chiko memilih berendam air hangat untuk menjernihkan pikirannya yang sedang kacau antara memikirkan perceraiannya dengan Humaira dan pernikahan nya dengan Dinda.

"Sayang, lihat ini," ucap Dinda saat melihat Chiko baru saja keluar dari kamar mandi.

"Ada apa?"

Dinda kemudian memperlihatkan dekorasi yang akan memeriahkan pesta pernikahan mereka nanti dan juga daftar tamu undangan.

"Dinda, Apa kamu tidak keberatan jika untuk sementara waktu kita tidak melakukan resepsi pernikahan?"

"Kenapa?" tanya Dinda tanpa melihat Ciko, karena dia sedang fokus melihat daftar tamu undangan agar tidak melupakan seseorang yang dekat ataupun kerabat dari Dinda.

"Begini, sebenarnya beberapa minggu yang lalu orang tuaku mengatakan kepadaku bahwa mereka akan memberikan perusahaannya kepadaku dan mempercayakan aku untuk mengelolanya."

"Jadi?" tanya Dinda yang masih fokus pada gadgetnya.

"Kedua orang tuaku tidak mengetahui bahwa sebentar lagi aku akan bercerai dengan Humaira. Jika mereka mengetahui tentang bini sebelum aku mengambil alih perusahaan mereka. Aku takut mereka membatalkan niatnya untuk memberikan perusahaan itu kepadaku."

"Tidak masalah kan, lagi pula perusahaan sekarang sudah cukup besar dan aku rasa tidak akan rugi jika kamu tidak mendapatkan perusahaan milik keluarga kamu."

"Masalahnya adalah, aku sudah menginvestasikan sebagian perusahaan milikku kepada perusahaan keluarga."

"Apa? tapi kenapa?"

"Aku dan Humaira dulu sepakat untuk menginvestasikan separuh dari perusahaan yang sudah aku bangun dari 0. Agar itu bisa menjadi ladang rezeki untuk kedua putriku di masa depan."

"Apa kamu sedang mencoba memberitahu aku jika orang tuamu mengetahui bahwa kamu sudah bercerai, maka mereka tidak akan memberikan perusahaan milik keluarga dan juga membuat perusahaan kamu menjadi bangkrut?"

"Yang benar terancam bangkrut."

"Hahah, Chiko, Chiko. Aku tidak yakin hal itu akan terjadi pada pengusaha sukses seperti kamu yang sudah menggeluti dunia bisnis lebih dari 8 tahun."

"Dinda...."

"Tidak, tidak. Bukankah sebelumnya kita sudah merencanakan ini dan kamu sudah menuruti agar kita melakukan resepsi pernikahan seperti yang aku inginkan?"

"Dinda, aku mohon untuk kali ini tolong percaya padaku Dan aku berjanji akan membuat resepsi yang jauh berkali-kali lipat dari apa yang kamu impikan."

"Sayang,Aku tidak membutuhkan resepsi mewah. Aku hanya ingin segera menjadi milikmu dan kita berdua akan mengukir kebahagiaan kita dan membagikannya kepada dunia."

"Jadi, apa kamu bersedia untuk menghindari seksi pernikahan kita?"

"Baiklah, hanya saja aku tidak bisa menunda untuk acara akad pernikahan nya."

Chiko tersenyum dan menghampiri Dinda kemudian mencium sekilas kening dan juga kedua pipi Dinda.

Malam itu, Chiko menyiapkan berkas yang menunjukkan bahwa dia akan menanggung biaya pendidikan dari Aisyah dan Almira sampai mereka lulus universitas.

Paginya, Chiko tidak menemukan Dinda dimana pun. Hal itu tentu saja membuatku curiga karena selama ini Dinda tidak pernah pergi sepagi ini, terutama saat Chiko berada di apartemennya.

"Apa mungkin Dinda marah karena aku selalu menolak untuk melakukan hubungan intim dengannya?" lirih Chiko.

Chiko yang sedang memikirkan tentang Dinda tiba-tiba terganggu dengan suara deringan ponsel.

Chiko mengkerut tandahinya saat melihat panggilan itu berasal dari sang mama.

"Mama? tidak biasanya Mama menghubungiku bahkan di jam pagi seperti ini," lirih Chiko saat dia melihat bahwa jarum jam masih menunjukkan pukul 07.00 waktu setempat

Walaupun ragu untuk mengangkat panggilan dari sang mama, Chiko memutuskan untuk segera mengangkatnya karena takut ada sesuatu yang memang harus disampaikan.

"Halo? mama? ada apa?"

"Chiko, Humaira..."

"Humaira kenapa?" tanya Chiko.

"Humaira...."

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

1
Rahmah
Humaira bodoh memaksakan diri sekali
Rahmah
percuma kamu nasehatin suami mu sampai berbusa mulut mu gak akan ngaruh.kasih terapi kejut aja suami KY gitu bodoh betul JD wanita
Rahmah
ini cerita atau apa sih
Siti Aminah
bahasa ny membingungkan..kita hrs pinter2 memahami kata2ny dan menafsirkan ny sendiri
Siti Aminah
good job humaira...bikin dinda kena karma ny...
Dina Sutarlim
bagus
Windarti08
typonya parah banget...
jadi gak nyambung bacanya
siti salamah
laki otak dengkul
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
terimakasih kak..karya yg sangat bagus
saya baca maraton 👍👍👍❤️❤️
Yati Syahira
semoga nggak bisa punya anak dinda d chiko
nabila
knp ceritanya sprt loncat2 ya?
The Lovely
Yg mati itu Dinda apalagi lo yg pantas jdi penghuni neraka jngn ajak" Humaira
Arriati Se
gregetan
Eri Erisyah
beri pelajaran juga buat dinda
Wati Julaeha
aduuh jangan terlalu bertele tele dong ceritanya 😑
💦Mak Phi-khun: Jangan di baca kak. di skip aja 😌
total 1 replies
Nurmalia Irma
seandainya bercerai pada akhirnya akan lebih bahagia pasti wanita yg tersakiti akan lebih memilih bercerai daripada bertahan
Nurmalia Irma
bertanyea tanyeaaa 😂
Nurmalia Irma
lieuuur si ciko mah diihhh
Nurmalia Irma
lieuuur si ciko mah diihhh
Nurmalia Irma
kirain keburu ketauan selingkuh tuh si dinda..aahh ternyata kawin juga tuh mereka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!