Notes : zona dewasaaaaaa!
“Om nikahin temenku ya? Ntar dapet istri sekaligus anak di hari pertama kalian menikah!”
Ide gila yang muncul dari Tari, membuat masa depan Lea yang hancur lebur menjadi indah.
Siapa sangka? Luca, pria yang Lea nikahi sebagai ayah darurat dari janinnya, telah merubah kehidupannya menjadi lebih berwarna dan berarti.
Akankah Luca menutup mata dengan siapa ayah kandung dari janin di perut istrinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Rasa Penasaran
...“Lo nggak penasaran, siapa yang ngehamilin istri lo?” — Gerry Anderson...
“Tapi ‘kan, kata dokter Dinna—”
“Saya akan melakukannya perlahan-lahan,” potong Luca yang memang sudah tak bisa menahan diri.
Tanpa mendapatkan persetujuan dari Lea, Luca kembali meneruskan aksinya yang sempat tertunda. Ia kembali menyambar bibir Lea sembari tangan kanannya memijat lembut bahu mulus istrinya.
Bibir yang tadinya menguasai bibir Lea, kini perlahan turun menyusuri leher jenjang yang mulus itu. Menjilati dan menggigiti di beberapa tempat, meninggalkan tanda-tanda cinta dan cap, bahwa gadis itu sudah seutuhnya miliknya.
Saat menghirup aroma manis dari bau khas tubuh istrinya, Luca menjadi semakin menggila dan gejolak semakin memuncak. Ia pun tak tahan untuk mencicipi dada yang tertutupi daster tipis berwarna putih Lea.
“Kakak nggak telat?” tanya Lea di sela-sela suaranya yang mulai tak beraturan,
Luca tak menjawab. Ia masih sibuk menikmati manisnya kulit gadis muda itu. Tangan yang sebelumnya memijat bahu, kini perlahan turun memegang paha. Mengelus lembut paha mulus yang sudah sejak malam pertama ia dambakan. Lalu, tangan nakal yang kekar itu mulai naik menyusuri panggul.
“K-Kak … are you sure?”
“For what?” tanya Luca tanpa melihat ke arah wajah istrinya.
Di saat tangan kanannya sibuk menyentuh panggul Lea, tangan kirinya ia gunakan untuk menurunkan lengan daster, yang hanya bertali sebesar kelingking, sehingga menampakkan sebuah tumpukan daging padat yang membuat pria manapun menggila saat melihatnya.
“Akh!” Lea tak bisa menahan suaranya saat bibir Luca mulai mendarat tepat di pucuk dadanya.
Ada rasa yang tak biasa. Perasaan geli yang tak tertahankan, namun sangat nikmat. Andai saja malam pertamanya bersama suaminya, pasti ia tak akan merasa sebersalah itu pada suaminya hingga saat ini.
“Setidaknya, aku tak mengingat kenikmatan di malam itu bersama pria lain,” batin Lea pilu.
Lea menikmati setiap sentuhan dan permainan yang diberikan oleh Luca, mengingat setiap detik yang mereka lakukan saat ini, agar ia bisa membuang jauh-jauh kenangan pahitnya bersama pria lain.
“Kak!”
Lea menjambak rambut Luca dengan sangat kuat, saat tangan kanan pria itu mulai masuk menerobos segitiga miliknya. Ada sesuatu yang aneh yang sedang bergerilya di bawah sana, mengacak-acak sesuatu yang selama ini ia sebut mahkota.
Cukup lama Luca bermain pemanasan, hingga akhirnya ia pun sudah tak lagi mampu menahan diri. Tanpa berlama-lama, ia membuka ikat pinggang dan celananya, sehingga menampakkan sesuatu yang besar dan sudah terlalu keras sejak tadi.
Lea yang melihat benda itu, ia bergegas menutup matanya menggunakan kedua tangan.
“Terbiasalah dengannya,” lirih Luca sambil tersenyum nakal. Kemudian ia melebarkan kedua kaki Lea, dan menempatkan tubuhnya di antara kedua kaki gadis itu.
“Kak, a—aku rasa jangan sekarang.” Lea berusaha bangkit dari tidurnya dengan menopang tubuhnya menggunakan kedua siku. “I—itu nggak akan muat.”
“A—aku takut.”
Melihat istrinya ketakutan, Luca pun kembali merayu istrinya dengan sebuah ciuman yang hangat. Ciuman yang lembut sambil mengelus semua tempat yang ada di tubuh gadis itu.
Perlahan, Lea mulai terlena dan terbuai dengan bujuk rayuan serta sentuhan suaminya. Ia kembali terbawa suasana permainan yang Luca berikan.
“Inilah tugas istri yang sebenarnya,” bisik Luca sesaat, lalu ia kembali menghisap bibir gadis itu tanpa ampun.
“Hkkk!”
Ada sebuah lenguhan yang tertahan begitu benda tumpul dan besar masuk di bawah sana. Meskipun ia sudah tak lagi perawan, tapi miliknya masih sempit karena ini yang kedua kalinya bagi Lea.
Sesuai janjinya, Luca melakukan pergumulan itu dengan sangat hati-hati dan penuh kelembutan, meskipun terkadang ia suka lepas kendali dan menyentak dengan kuat, saking tak kuasanya ia menahan nikmat.
Suara kamar di pagi itu benar-benar penuh dengan teriakan-teriakan menggemaskan Lea. Dan tentunya Luca menyukai jeritan kecil gadis itu akibat tindakan dari junior kecilnya.
“Setelah melahirkan dia, kamu harus mengandung benih saya, hm?” bisik Luca dengan nada memohon sambil menatap mata nanar Lea yang sudah pasrah tak berdaya.
Lea mengangguk setuju tanpa perlawanan. Dan tentunya, karena tatapan sayu gadis itu membuat Luca semakin menggila. Meskipun ia sudah berusaha sekuat tenaga menahan diri melakukan gerakan yang kencang, sulit rasanya. Berkali-kali ia lepas kendali dengan hentakan kasar.
“Kak Luca,” Lea meremas dengan kuat sprei kasur yang saat itu menjadi saksi bisu pergumulan mereka. “Tunggu. Aku mau—”
Belum sempat Lea menyelesaikan ucapannya, gadis itu pun akhirnya tiba di puncak kepuasannya. Begitu juga Luca, di saat ia menyadari ada sesuatu yang ingin keluar, dengan sigap ia menarik benda itu keluar dan melepaskannya tepat di atas perut Lea.
Luca merebahkan tubuhnya tepat di samping Lea yang terkulai lemas. Deruan nafas keduanya yang masih belum teratur, dengan keringat yang bercucuran membasahi tubuh, membuat ruangan yang dingin itu menjadi panas.
Beberapa detik kemudian, Luca duduk dari tidurnya dan melepaskan kemeja kantornya. Lalu, ia mengambil tisu di meja kecil samping kasur, untuk membersihkan cairan yang ia tumpahkan di atas perut Lea.
Luca kembali berbaring di sisi Lea, sambil menyamping dengan kepala yang ia topangkan di atas satu tangan. Tangan yang satu lagi mengelus perut Lea dengan lembut.
“Maafin Papa ya, Sayang. Papa mau kenalan sama kamu. Sehat-sehat di dalam ya.”
Mendengarkan ucapan Luca, Lea tak bisa menahan tawanya. Kemudian ia memutar tubuhnya menyamping, menghadap Luca. “Katanya mau pelan-pelan? Bohong!”
Luca hanya tersenyum dengan puas. Lalu ia kembali terlentang sambil membawa Lea ke dalam pelukannya. Posisi kepala Lea saat ini berada tepat di atas dada bidangnya yang berotot.
“Sekarang, kita sudah seutuhnya menjadi suami istri. Jadi, tolong jangan meragukanku lagi.”
...🌸...
Siang hari, pada pukul 11, Luca memutuskan untuk ke kantor sebentar. Ia meninggalkan Lea yang masih tertidur dengan pulas akibat melayani suaminya untuk ronde kedua dan ketiga.
Saat di dalam mobil, Luca menyetir dengan perasaan yang bersalah dan ada gejolak kegelisahan yang menyeruak di dada.
“Kenapa aku nggak bisa terima, ya? Feeling aku kayak bisikin sesuatu, kalau Kakak itu pernah.”
“Kalau saya pernah pacaran dan tidur dengan perempuan lain, kamu nggak terima?”
Kalimat tersebut terus terngiang dan berkelebat di kepala Luca. Entah kenapa ia merasa takut. Sedangkan malam itu, ia sendiri tak yakin apa yang telah terjadi padanya. Semua itu karena Gerry. Andai Gerry tidak mengajaknya ke tempat yang sesat, mungkin sampai sekarang ia akan mendampingi gadis itu tanpa rasa bersalah.
Luca memutuskan untuk menepikan mobilnya ke sisi jalan.
“Argh!” Ia memukul stir mobil dengan sekuat tenaga, melepaskan kekesalannya yang sejak tadi pagi ia tahan.
Tanpa berfikir panjang, Luca bergegas menghubungi Gerry dan ingin mendengarkan penjelasan dari sahabatnya.
“Malam itu, apa yang terjadi?”
^^^“Sekarang baru lo penasaran?”^^^
“Ceritain semua yang lo ingat.”
^^^“Nggak bisa by phone. Kita harus ketemu.”^^^
“Hari ini gue nggak bisa—”
^^^“Lo nggak penasaran, siapa yang ngehamilin istri lo?”^^^
Mendengarkan pancingan dari Gerry, Luca mencengkeram stir mobil dengan sekuat tenaga. Seketika jantungnya berdetak dengan sangat kencang.
Apa jangan-jangan Gerry sudah menyadari semuanya? Lalu, jika pria itu tau Lea sedang hamil, apakah Gerry akan merebut Lea darinya?
Luca semakin frustasi karena berada di posisi yang tak menguntungkan itu. Jika ia bertemu dengan Gerry, ia akan mengetahui apa saja yang terjadi di malam itu. Tapi, bisa jadi Gerry juga akan memintanya untuk menceraikan Lea.
Pria mana yang tak akan tertarik dengan Lea, kecantikan yang tak bisa dipungkiri, apalagi setelah masuk ke dalam hidup gadis itu, semua pria pasti akan betah dan ingin terus berada di sisinya.
“Lo di mana sekarang?”
...🌸...
...🌸 ...
...🌸...
...Bersambung .......
❤❤❤❤
calon pelakor
jgn sering..
masih rentan...
❤❤❤❤❤❤
❤❤❤❤❤❤❤
❤❤❤❤❤
berdasarkan cerita panakannya kalo lea dibobol org saat di club...
makanya walau awalnya nolak lea..
akhirnya luca mau ngaku ke pak johan kalo dia hamilin lea..
❤❤❤❤❤
apa yg akan terjadi hayooiii..
😀😀😀❤❤❤❤
❤❤❤❤❤❤
yg dapat pelukan dari istru kecil yg cantik..
❤❤❤❤❤❤
kan eamng anakmu luca..
❤❤❤❤❤
udah terlanjur kena gampar lagi..
❤❤❤❤❤