Disarankan untuk membaca novel Emak yang kedua berjudul For 365 sebelum membaca novel ini .
Sepenggal kisah tentang gadis biasa yang memberanikan diri untuk meraih mimpinya hingga sekolah di luar negeri . Bertahan dengan semua tempaan demi tempaan yang sedikit demi sedikit membuatnya menjadi gadis yang kuat . Berkali kali terluka nyatanya tak menyurutkan tekadnya untuk membuat bangga keluarga dan orang orang yang telah menolongnya . Di bumbui kisah cinta yang manis walau awalnya terasa pahit .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24
" Ya Tuhan dahimu .... "
Abbio melihat dahi Anna berdarah karena mungkin akibat benturan dengan pohon yang baru saja gadis itu tabrak .
" Memang kenapa dahiku ??! Da .. darah .... " lirih Anna yang merasakan ada tetesan air berwarna merah dari dahinya .
" Hei ini hanya sedikit luka kenapa harus menangis !? Apa sakit !? " tanya Abbio terlihat khawatir karena Anna terus saja mengeluarkan air mata .
" Kenapa harus disini sih ... ( sedikit terisak ) "
" Jika aku tidak di sini terus siapa yang akan menolongmu ? Semua penghuni mansion sudah tertidur "
" Aku sedang berbicara tentang pohon !! Bukan tentang tuan !! Kenapa pohonnya tiba tiba ada di sini !??? Kau pasti sangat senang melihatku seperti ini , kau membenciku ... Aawww turunkan aku !!! "
Tangan Anna reflek mengalung di leher Abbio ketika pria itu tiba tiba membopongnya dan berjalan menuju ke kamarnya yang ada di lantai atas gudang belakang . Gadis itu terus saja meronta untuk diturunkan .
" Ckk diamlah atau kita akan terjatuh !! Lagipula kenapa pulang selarut ini , aku sudah pernah bilang jika aku mengijinkan kamu bekerja dengan syarat tidak mengganggu waktu belajarmu "
Anna terdiam , dia merasa terlalu lelah untuk berdebat dengan pria menyebalkan yang sedang membopongnya . Tak bisa ia pungkiri ia merasa nyaman dalam rengkuhan pria itu . Bunyi detak jantung pria itu ternyata sama tidak menentunya dengan detak jantungnya sekarang ini .
Anna bisa melihat semburat merah di wajah tuan arogan itu , mungkin pria itu sedang menahan kemarahan padanya . Tapi ia tak peduli , siapa suruh pria itu datang menolongnya tadi .
" Kenapa kau selalu memarahiku ?? Apa salahku !? "
" Siapa yang marah padamu ?! Kuncinya .... kita sampai di kamarmu "
" Turunin dulu .... " rengek Anna .
" Akan aku turunkan setelah sampai di dalam !! "
" Tidak mau ... kau pasti ingin berbuat mesum kan !! "
Abbio sebenarnya ingin tertawa ketika pandangan gadis itu menelisik raut wajahnya . Gadis itu pasti sedang berpikir jika ia akan melakukan hal yang tidak tidak terhadapnya .
" Ckk cepat buka !! Tubuhmu semakin berat , kau bukan seleraku jadi jangan berpikiran yang tidak tidak !! "
Anna segera membuka pintu setelah mendengarnya , pria itu benar karena gadis miskin seperti dirinya pasti bukanlah selera pria kaya seperti Abbio .
Dengan lembut Abbio meletakkan tubuh mungil Anna di sofa panjang yang ada di kamar itu .
" Ada kotak obat !? Dahimu terus saja mengeluarkan darah . Jika tidak segera di bersihkan pasti akan membekas atau infeksi "
" Di situ .. " tunjuk Anna pada sebuah kotak di atas nakasnya .
Dengan penuh kelembutan Abbio membersihkan luka kecil di dahi Anna , dia tertawa kecil ketika melihat wanita itu malah bisa bisanya tertidur dengan lelap walau saat ini dia masih ada di dalam kamarnya . Wanita itu bahkan tak berpikir jika ia bisa saja berniat jahat ketika melihat kemolekan tubuhnya .
Perlahan diangkatnya tubuh itu menuju ranjang . Zahid benar jika Anna memang seperti seorang bidadari . Mata bening wanita itu seakan mampu menakhlukkannya . Kadang dirinya sengaja membuat gadis itu marah agar bisa berdebat dan bisa memandang lebih lama makhluk cantik itu .
" Kau tahu , kau memang wanita paling menyebalkan !! Berani beraninya kau ganggu setiap tidur malamku !! Berani beraninya kau masuk dalam hatiku ... hei kau dengar ini kan !? Kau biarkan aku setiap hari tersiksa karena merindukanmu , kau memang menyebalkan !! " lirih Abbio dengan terus memandangi wajah polos yang sudah tertidur dengan lelap itu .
Tak lama itu setelah ia puas memandangi wajah ayu yang selalu membuatnya rindu , Abbio keluar dari kamar . Dia segera turun dan kembali ke dalam mansion setelah berbicara dengan dua pengawal yang diam diam ia tempatkan untuk menjaga gadis itu .
Tanpa dia tahu semua kejadian tadi tak luput dari pandangan dua parubaya yang sedang berpelukan di dalam kamarnya . Kebetulan kamar mereka berada persis di samping kolam renang hingga mereka bisa menyaksikan semua yang di lakukan Abbio ketika Anna terjatuh sampai ia keluar dari kamar Anna dengan wajah penuh senyum .
" Sepertinya kita akan segera punya cucu lagi Mas .. "
" Setelah memiliki dirimu sepertinya bertubi tubi kebahagiaan datang padaku sayang "