Dokter Amelia, seorang mata-mata cantik dan cerdas, menyusup ke dalam kehidupan Gubernur Tantra. Misinya adalah mencari kelemahan Tantra untuk kepentingan musuh politiknya. Namun, keadaan berubah ketika Tantra jatuh cinta padanya dan menikahinya. Amelia terjebak antara tugas dan cinta.
Bagaimana kelanjutannya, selamat membaca.....
Ada Giveaway untuk pembaca setia yang mau ikut komen di setiap episodenya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 17 Umpan
Amelia pikir rencana Alvin terlalu kejam. Ia tidak akan tega melihat Tantra kehilangan jabatannya sebagai gubernur apa lagi di fitnah untuk kasus korupsi. Alvin selalu bilang Tantra tidak pantas jadi pemimpin karena ia menang pemilihan dengan cara licik. Pria itu juga jahat dan pandai berakting untuk mengambil simpati rakyat. Tapi sejauh ini Amelia tidak melihat kejahatan itu dalam diri Tantra. Ia malah melihat jika Tantra seorang pemimpin yang mengayomi rakyatnya. Tidak segan membantu, ia juga tidak memakai fasilitas negara sama sekali. Rumah dinas gubernur ia buka untuk umum dan boleh di kunjungi masyarakat setiap hari libur. Mobil dinas juga tidak ia pakai untuk keperluannya, ia tinggalkan mobil itu di rumah dinas plus sopirnya siapa tahu ada kondisi urgent dan rakyat butuh bantuan kendaraan seperti mengantar ke rumah sakit atau lainnya.
Jadi di mana letak kebenaran omongan Alvin selama ini, Amelia bimbang sekarang.
"Kau melamun?"
Amelia menoleh ke arah Tantra yang berdiri di belakangnya.
"Amelia kau selalu saja terkejut setiap melihat ku? ada apa?" senyum tersungging di bibir Tantra yang hampir tertutupi jambang lebat.
"Tidak apa-apa mas, sudah mau berangkat?"
"Hari ini aku mau ada kunjungan, mungkin pulang terlambat dan maaf aku tidak bisa mengantar mu periksa kondisi tangan mu"
"Tidak masalah, aku akan pergi dengan Inka"
"Baiklah, Amelia kurangi melamun lama-lama kau bisa kesurupan karena sering melamun!"
"Kesurupan?!" Amelia panik mendengar kata kesurupan. Sementara Tantra yang melihat reaksi Amelia terlihat menahan tawanya.
"Sudahlah aku jalan dulu" kata Tantra.
"Mas tunggu"
Amelia berjalan ke dapur meminta bi Marni menyerahkan bekal makan siang pada Johan.
"Mas ini bekal makan siang, yang masak memang bi Marni tapi aku yang membuat menu dan resep masakan nya"
Tantra melihat kotak bekal di tangan Johan.
"Baiklah, aku akan memakannya nanti saat makan siang tiba"
Tantra berjalan memasuki mobil di ikuti Johan yang sibuk membawa tas kerja dan keperluan sang gubernur selama kunjungan nanti.
Mobil Tantra sudah pergi meninggalkan halaman rumah, pagar tinggi rumah itu mulai di tutup dan di jaga ketat oleh scurity dan dua orang keamanan.
"Bi saya mau bertanya boleh?" Amelia mendekati Marni yang sibuk membersihkan dan merapikan pajangan di ruang utama.
"Ada apa Bu?" Marni menghentikan gerakannya.
"Bibi sudah lama bukan ikut mas Tantra, tolong ceritakan seperti apa pribadi mas Tantra sebelum menjadi pejabat?"
"Oh itu, bibi kira apa...pak Tantra selain memiliki kelebihan ganteng maksimal! bapak itu orangnya pendiam Bu, tidak banyak bicara tapi kalau marah menakutkan! Tapi bapak orang yang sangat baik kok bu"
"Kalau Maya, bibi kenal sama dia?"
"Bu Maya? Kenal sudah lama, soalnya pak Tantra dan Bu Maya berteman baik Bu" Marni melirik Amelia takut jikalau nyonya gubernur itu cemburu pada Maya.
"Apa mereka pernah pacaran?"
"Setahu bibi tidak Bu, hanya berteman saja"
Amelia mengangguk, ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Sembari bersiap melontarkan pertanyaan berikutnya.
"Bibi tahu banyak soal mas Tantra pasti bibi tahu soal keluarganya dan kenapa di rumah sebesar ini tidak ada satupun foto keluarga?"
Marni terdiam tapi wajahnya langsung terlihat gugup mendengar pertanyaan Amelia kali ini, ia seperti bingung mau bersuara.
"Oh itu, saya kurang tahu Bu maaf"
"Masa bibi tidak tahu? bibi sudah lama bukan kerja dengan mas Tantra?"
"Iya Bu, kalau yang saya tahu orang tua pak Tantra tinggal di luar negeri"
"Kalau kakaknya?"
"Kakaknya? Maksud Bu dokter kakak pak Tantra?"
"Iya kakak perempuannya yang sudah meninggal"
Marni terlihat terkejut sekaligus bingung.
"Pak Tantra anak tunggal Bu, tidak ada saudara dan setahu bibi pak Tantra juga tidak memiliki saudara tiri atau saudara angkat"
"Benarkah?"
"Benar Bu, bibi berani sumpah"
Amelia kini yang terdiam, bi Marni tidak mungkin berbohong dari kata-katanya nampak tidak di rekayasa.
Lalu siapa perempuan dalam foto itu? Alvin bilang perempuan itu kakak mas Tantra yang sengaja di singkirkan agar seluruh harta orang tuanya jatuh ke tangan mas Tantra....
"Bi atau mungkin mas Tantra punya saudara yang sudah meninggal?"
"Setahu bibi tidak ada Bu"
"Maaf Bu, bibi kembali ke dapur dulu ya" Marni bergegas menghindar dari Amelia sebelum nyonya nya bertanya macam-macam padanya.
Marni ingat jika Tantra pernah mengatakan padanya agar tidak perlu menjawab pertanyaan Amelia mengenai keluarga Tantra jika suatu saat Amelia bertanya padanya.
Sepertinya aku harus memberi tahu pak Tantra kalau Bu Amelia baru saja bertanya soal keluarga pak Tantra.
terimakasih thor sdh up .. Next,🙏