Menyesal?
Itulah yang dirasakan oleh Denis Arkana pria berumur 27 tahun yang menjabat sebagai CEO di perusahaan nomor 1 di Asia.
Tapi itu semua hanya tinggal nama saja karena baru saja dikhianati oleh sahabat dan kekasihnya sendiri. Apa lagi ia dituduh sebagai tersangka pembunuh ibu kandungnya sendiri dan dijatuhi hukuman mati.
Denis sangat menyesal saat akan menjalani hukuman mati mengingat kelakuannya selama ini karena sudah durhaka kepads ibunya. Jika saja ia diberi kesempatan kedua maka ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatam itu.
Apakah ia akan diberi kesempatan kedua untuk mengubah takdirnya?? Ikuti kisah penuh konfliknya disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HeavenGirl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PAD | BAB 24
Adrian menatap bangunan bertingkat 5 didepannya dengan mata memicing membaca nama DA Investment yang tertera sangat besar di paling atas.
Apa lagi hurufnya yang berwarna hitam membuat bangunan tersebut sangat menonjol dengan gaya arsitektur yang sangat keren.
"WOW! Baru kali ini eike lihat langsung kantor DA Investment yang sedang hits itu" pekik Lola dengan tatapan berdecak kagum.
"Kampungan" sindir Adrian sambil berlenggang masuk ke dalam.
"Ckk!!" decak Lola dengan kesal.
Meski ia sangat kesal kepada Adrian tapi ia tetap mengikuti Adrian kemanapun ia pergi, karena disini dia adalah manajer Adrian sejak Adrian masuk ke dunia entertainment.
Saat masuk ke dalam kantor DA Investment, keduanya kembali di buat kagum melihat interior kantor tersebut.
"Perfecto. Baru kali ini eike lihat kantor yang sangat indah dan bergaya modern didalamnya" (sempurna) puji Lola dengan kagum.
Adrian sendiri mengangguk kepalanya menyetujui ucapan Lola, karena ia juga baru pertama kali melihat interior sebuah kantor yang sangat indah dan membuat siapa saja betah berlama-lama disana.
"Selamat pagi ada yang bisa saya bantu" ucap Clara sang resepsionis dengan sopan.
"Saya mau ketemu Denis Arkana" ucap Adrian to the point.
"Maaf tapi apa anda sudah membuat janji dengan tuan Denis Arkana?" tanya Clara.
"Beritahu Denis kalau sahabatnya yang paling keren datang" ucap Adrian dengan sombong.
Clara mengangkat alisnya sebelah bingung mendengar ucapan Adrian yang mengatakan dirinya keren. Padahal saat ini ia berpenampilan seperti orang kutub utara dengan pakaian tertutup rapat.
Keren dari mana? Kalau aneh sih iya, batin Clara sambil menatap Adrian dengan kening berkerut.
"Hey you! Jaga tatapan you ke bos eike ya" hardik Lola dengan suara gemulai.
"Maaf tuan"
"TUAN!" pekik Lola dengan mata melotot tajam seakan ingin menelan Clara hidup-hidup.
"Berisik banget sih kamu Lola. Diam aja kamu" hardik Adrian dengan kesal.
"Cih!" decih Lola dengan sinis menatap Adrian.
Adrian tak perduli dengan tatapan Lola dan menyuruh Clara untuk memberitahu kedatangannya kepada Denis.
Tak berselang lama Rian datang menjemput keduanya dan membawa mereka menuju ruangan Denis di lantai 5.
Tok..........tok.........tok............
"Masuk" ucap suara baritone dingin dari dalam.
"WOWW!! AMAZING" pekik Adrian dengan tatapan berdecak kagum menatap Denis yang duduk di kursi kebesarannya.
Adrian tak menyangka jika sahabatnya ini adalah direktur sekaligus owner dari kantor ini, pantas saja ia sangat mengenali inisial nama perusahaannya.
Karena sedari waktu mereka sekolah Denis selalu mengatakan jika suatu saat ia memiliki bisnis, maka dia akan memakai inisial namanya sebagai nama bisnisnya itu.
"Direktur Denis Arkana" puji Adrian dengan bangga.
"Heemmm" deham Denis sambil menatap Adrian dengan wajah dingin.
"Bisa tidak muka kamu sehari aja senyum kalau natap aku" dengus Adrian dengan kesal selalu mendapat tatapan dingin dari sahabatnya itu.
"Mana yang aku minta" ucap Denis tak perduli dengan ucapan Adrian barusan.
Phew............
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
Adrian membuang napasnya dengan kasar melihat respon seorang Denis Arkana tapi tetap ia memberikan apa yang Denis inginkan.
Denis menatap flash yang disodorkan Adrian dengan senyum smirk memikirkan rencana untuk menjatuhkan Kenzo lewat bisnisnya.
"Kamu tidak berencana untuk ikut ambil bagian dalam bisnis haram itu kan dude?" tanya Adrian dengan mata memicing.
"Mungkin" jawab Denis sambil tersenyum menyeringai.
"Jangan bersahabat lagi denganku jika kamu masuk bisnis haram itu" ucap Adrian dengan suara tegas.
"Kamu boleh pergi" usir Denis membuat Adrian menatapnya dengan horor.
"Kamu ngusir aku dude?" tanya Adrian dengan kaget.
"Heeemmmm" deham Denis sambil mengangguk kepalanya.
"Teman anj***g kamu Denis" maki Adrian dengan suara tinggi.
"Pintu keluar disana jika kamu lupa" ucap Denis dengan tatapan tajam.
"Ckk!! Sialan" umpat Adrian berlalu keluar.
"Malam aku tunggu di kasino dan kamu harus menjelaskan semuanya dude" ucap Adrian sebelum keluar dari ruangan Denis.
Denis hanya menatap sahabatnya dengan wajah datar tak menjawab ucapannya dan segera membuka flash yang tadi diberikan oleh Adrian.
Saat jam makan siang Denis segera berlalu pergi bersama Sandro dan Arsen menuju perusahaannya. Didalam mobil Denis segera memberitahu rencananya nanti malam kepada Sandro.
"Bos apa boleh aku sendiri yang pergi dan gagalkan rencana mereka nanti malam" ucap Sandro dengan antusias.
"No. Kamu pergi bareng aku karena disana sangat berbahaya" ucap Denis dengan cepat.
"Baik bos"
"Arsen jam berapa kamu ujian besok?" tanya Denis.
"Jam 10 pagi bos" jawab Arsen.
"Heemmmm"
Denis yang sudah mendapat informasi mengenai identitas keluarga Arsen, berencana untuk menanyainya besok setelah ia ujian dan memutuskan apa Arsen tetap bergabung bersama mereka atau tidak.
~ DA Corp ~
Mobil Denis berhenti di depan lobby perusahaan dan langsung disambut oleh satpam yang sudah mendapat kabar mengenai kedatangannya dari Sandro tadi.
"Ganti warna huruf nama perusahaan seperti kantor investasi aku" titah Denis yang melihat sekeliling perusahaannya.
"Baik bos" ucap Sandro sambil mencatat perintah Denis di iPad miliknya.
Ketiganya segera masuk ke dalam perusahaan dan langsung di sambut oleh seluruh karyawan perusahaan yang sudah menunggunya di lobby.
Denis menatap seluruh karyawannya yang ia ambil dari perusahaan sebelumnya dengan tatapan tajam dan dingin.
"SELAMAT DATANG PRESDIR" ucap semua karyawan dengan serentak menyambut kedatangan Denis untuk pertama kali.
"Mereka semua berjumlah 50 orang bos" ucap Sandro.
"Kita ke ruang meeting" ucap Denis dengan suara dingin.
Mereka lalu bergegas ke lift untuk menuju ruangan meeting di lantai 24 dan kebetulan perusahaannya berlantai 25.
Sepanjang jalan ke ruang meeting Denis menyuruh Sandro dan Arsen untuk merenovasi perusahaannya sesuai seleranya, tak lupa membuat lift khusus untuknya.
Sampainya di ruang meeting Denis menatap semua karyawannya satu persatu membuat mereka menelan saliva dengan susah.
"Meeting kita mulai" ucap Sandro dengan suara dingin.
"Semua disini sudah tahu posisi jabatannya?" tanya Denis dengan suara dingin.
"Sudah presdir" ucap semuanya dengan serentak.
"Aku cuma mau bilang kalau di dunia ini yang paling aku benci adalah PENGKHIANAT" ucap Denis menekan kalimat terakhirnya.
Suasana seketika terasa sangat mencekam didalam ruang meeting. Sandro tersenyum menyeringai melihat semua karyawan yang duduk dengan gemetar.
Selamat datang di neraka, batin Sandro sambil terkekeh.
"Rule number one! Tidak ada korupsi dan harus tepat waktu" (peraturan pertama) ucap Denis dengan suara tegas.
"Rule number two! Tidak boleh ada kesalahan. Satu kesalahan kamu langsung di pecat"
Glek...........
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
Semua karyawan menelan saliva dengan susah mendengar peraturan yang diucapkan oleh Denis barusan.
Kalian belum tahu saja peraturan di DA Investment, batin Arsen.
"1 bulan kalian rekrut orang untuk bagian posisi yang masih kosong" titah Denis.
"Baik presdir"
Denis beranjak pergi dari sana tak mengatakan apapun. Arsen sendiri bingung melihat Denis yang pergi tanpa berkata apa-apa, sedangkan Sandro berdiam diri di ruang meeting.
"Jangan ikuti bos" ucap Sandro memperingati Arsen yang hendak pergi.
"Oke" balas Arsen.
"Selesai wawancara pelamar kirim data mereka kepadaku" ucap Sandro dengan suara dingin.
"Baik tuan"
"1 bulan waktu kalian dan selama itu kalian gunakan gudang kantor sebagai kantor"
"Tuan Sandro lalu bagaimana dengan peralatan kerja kami" tanya salah satu direktur.
"Sudah disiapkan dan selama 1 bulan tidak ada yang boleh datang ke perusahaan utama" titah Sandro dengan suara dingin.
"Baik tuan"
Denis sendiri setelah keluar dari ruang meeting disinilah ia berdiri di lantai 25 tempat penyimpanan berkas perusahaan dulu. Tatapan matanya melihat sekeliling merencanakan apa yang akan ia buat di ruangan ini.
Kring.................
"Mama" ucap Denis dengan kening berkerut.
Denis segera menjawab panggilannya karena tak biasa mamanya menelpon di saat ia bekerja, apa lagi ia tahu kalau mamanya juga sedang sibuk bekerja.
^^^"Halo"^^^
"Denis kamu dimana nak?" tanya Amira dengan suara panik dari seberang.
^^^"Aku lagi meeting di luar ma. Memangnya ada apa ma?" tanya Denis dengan cepat.^^^
"Barusan adik Sandro pingsan di warung dan saat ini mama sedang membawanya ke rumah sakit nak. Mama sudah hubungi Sandro dari tadi tapi nomornya tidak aktif nak"
^^^"Nanti aku beritahu Sandro ma. Mama tolong jaga adiknya dulu ya ma"^^^
"Iya nak"
Denis segera mematikan panggilannya dan menghubungi Sandro. Sandro yang mendapat kabar dari Denis segera pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan adiknya.
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
To be continue............
sekali dikeluarkan dr maxssimo family, maka selamanya bgtu