Rhys Alban, terpaksa menikah dengan wanita bernama Celine Danayla Matteo, demi mempertahankan harta milik Keluarga Alban. Ia tak mau harta milik keluarganya jatuh ke tangan asisten pribadi Daddynya ataupun pada dinas sosial.
Celine yang sangat senang, menerima pernikahan tersebut, bahkan ia memaksa Rhys untuk menyatakan cinta padanya agar ia tak membatalkan pernikahan itu.
Namun, pernikahan yang didasari dari perjodohan tersebut membuat cinta Celine bertepuk sebelah tangan, juga membuat dirinya bagai hidup di dalam sangkar emas dengan jerat yang semakin lama semakin melukainya.
Hingga semuanya itu meninggalkan trauma besar dalam dirinya, pada cinta masa kecilnya. Apakah ia mampu memutus benang merah yang telah mengikatnya lama atau justru semakin membelit ketika ingatan Rhys kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#24
Sudah 2 hari Celine bekerja di sekolah, namun bukan sebagai guru. Ia bekerja di bagian administrasi, karena hanya bagian itu yang kosong dan biasanya diisi oleh guru yang sedang tidak bertugas.
“Lin.”
“Aunty? Mengapa Aunty datang ke sini?” tanya Celine yang merasa heran karena sejak ia bekerja, Aunty Giza selalu datang mengunjunginya dan membawakannya makanan.
“Aunty membawakanmu makan siang. Kamu harus cukup makan,” kata Aunty Giza.
“Terima kasih banyak, Aunty. Aku tak ingin merepotkanmu,” Celine tersenyum. Ia begitu mendapatkan perhatian Aunty Giza, mungkin karena kehamilannya.
“Aunty tak merasa direpotkan, Aunty malah sangat senang,” kata Aunty Giza yang membuat Celine semakin merindukan sosok seorang ibu.
“Mom!” Albert yang baru saja selesai mengajar, menghampiri Celine karena ia harus mengisi daftar bahwa ia telah selesai mengajar.
“Halo, sayang,” Aunty Giza memeluk putranya dengan sayang.
“Ada apa Mom datang ke sini?” tanya Albert.
“Mom hanya ingin mengantarkan makan siang untuk Celine, dan ini untukmu juga.”
“Mom! Aku sudah bilang jangan terlalu lelah,” ungkap Albert. Ia tak suka jika Aunty Giza menyibukkan diri seperti itu, tapi pada akhirnya membuat kesehatannya menurun. Albert sengaja membuatkannya sebuah minimarket dan kamar sewa agar ibunya itu masih ada pekerjaan.
“Mom tidak lelah,” kata Aunty Giza.
“Tapi aku tak mau lagi melihat Mom datang bolak-balik ke sini hanya untuk mengantar makan siang.”
Aunty Giza melihat ke arah putranya, lalu melihat ke arah Celine. Ia menjadi tak enak hati pada Celine karena Albert berkata seperti itu. Celine sendiri merasa tidak enak hati. Ia baru bekerja di sana dan karena dirinya, ibu dan anak itu jadi bertengkar.
“Dan kamu, jangan meminta Mommyku untuk membawakanmu makanan. Mommyku bukan pelayanmu,” kata Albert dengan ketus.
Deggghh
“Tidak, sayang. Celine tidak meminta Mommy. Mommy-lah yang memang sengaja membawakannya makanan,” kata Aunty Giza.
“Aku tak peduli! Mommy tak perlu berkata begitu untuk membelanya,” Albert pun akhirnya berlalu dari sana sambil membawa makan siang yang disiapkan oleh Aunty Giza.
“Celine, maafkan Aunty. Albert jadi mengira yang tidak-tidak padamu.”
Celine tersenyum, “aku tidak apa-apa, Aunty. Terima kasih untuk makan siangnya.”
Ia tersenyum tipis saat melihat kepergian Aunty Giza. Mendengar nada tinggi, cacian, ataupun makian, sudah tak masalah bagi Celine. Ya, ia sudah terbiasa, bahkan di Kediaman Alban ia mendapatkan lebih dari itu.
Aku harap saat ini kamu sudah bahagia, Kak. Dan terima kasih karena telah memberikan sesuatu yang berharga untukku, bagian dari dirimu … untuk menemaniku. - batin Celine sambil mengelus perutnya yang masih rata.
**
Di Kota Helsinki,
“Ishhh menyebalkan sekali!” gerutu Eve yang belakangan ini sangat susah untuk meminta uang dari Rhys. Ia semakin kesal dan segera meminta Lila untuk membereskan kopernya.
Akan lebih baik jika ia segera berangkat ke Paris dan menikmati liburan di sana. Ia pun telah berganti pakaian dan siap menuju ke bandara bersama managernya.
“Mau ke mana kamu?” tanya Rhys yang baru saja masuk ke dalam rumah. Hari ini pekerjaannya tidak terlalu banyak dan ia ingin kembali ke rumah untuk beristirahat. Namun, ia mendapati Eve yang akan pergi.
“Aku akan syuting film di Paris. Bukankah kamu sudah tahu, honey?” tanya Eve dengan nada manja sambil berjalan menghampiri Rhys.
“Batalkan kontrak itu!” perintah Rhys.
“Honey! Aku tidak bisa!”
“Tidak bisa atau tidak mau?!” kini Rhys menatap Eve dengan tajam. Eve pun sedikit tersentak kaget karena tak pernah melihat tatapan seperti itu dari Rhys.
“Aku sudah terikat kontrak dan aku tidak bisa sembarangan membatalkannya.”
“Katakan pada mereka bahwa kamu sedang hamil, dan aku akan membayar dendanya. Aku tak ingin ada hal buruk terjadi pada anakku,” kata Rhys.
“Aku tidak bisa! Ini karirku. Ini impianku!” kata Eve.
Lila yang baru keluar dari kamar tidur tamu yang ditempati Eve pun mendorong koper aktrisnya itu keluar. Ia berdiri di sebelah Eve.
“Sudah siap, Eve,” kata Lila.
Tanpa mempedulikan Rhys, Eve berjalan menuju pintu utama kediaman Keluarga Alban. Namun langkahnya terhenti ketika mendengar perkataan Rhys.
“Sekali kamu melangkahkan kaki keluar dari rumah ini, maka hubungan kita selesai!”
Eve langsung berbalik dan menatap pria yang adalah kekasihnya itu, “jangan mengancamku! Kamu sudah tahu ini impianku. Aku sedang mengandung anakmu, apa kamu ingin membuangku begitu saja?”
“Kalau kamu masih ingin menjadi istriku, ikuti perkataanku. Batalkan kontrak film itu dan diam di sini. Aku akan menyiapkan pernikahan kita.”
Rhys terpaksa mengambil keputusan itu, meskipun ia belum resmi bercerai dengan Celine.
“Rhys!!” Eve langsung memanggil nama kekasihnya itu. Ia tak suka dikekang, apalagi jika harus diam di rumah dan menunggu suami pulang. Ia ingin menjadi istri Rhys untuk menikmati harta keluarga Alban, bukan untuk terkurung dan menjadi pengasuh anak.
Eve mengepalkan tangannya dan berbalik lagi. Ia melangkahkan kaki keluar rumah dan kini ia ada di teras dan Rhys di dalam.
“Kita putus!” teriak Rhys yang langsung berlalu meninggalkan Eve, membuat mata wanita itu membulat dengan sempurna.
Namun, ia tak menghiraukan Rhys lagi. Ia sangat yakin Rhys akan menerimanya kembali nanti, apalagi ia sedang hamil. Tak mungkin rasanya Rhys akan menelantarkannya. Ia akan tetap bergelimang harta dengan anak sebagai jaminannya.
🌹🌹🌹