NovelToon NovelToon
Nikahi Aku, Kak!

Nikahi Aku, Kak!

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak / Perjodohan / Cintamanis / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Teen Angst
Popularitas:1M
Nilai: 4.5
Nama Author: Three Ono

FOLLOW IG AUTHOR 👉@author Three ono

Sebuah kecelakaan menewaskan seluruh keluarga Arin. Dia hidup sebatang kara dengan harta berlimpah peninggalan orangtuanya. Tapi meski begitu dia hidup dalam kesepian. Beruntungnya ada keluarga sekretaris ayahnya yang selalu ada untuknya.

"Nikahi Aku, Kak!"

"Ambillah semua milikku, lalu nikahi aku! Aku ingin jadi istrimu bukan adikmu."

Bagaimana cara Arin mendapatkan hati Nathan, laki-laki yang tidak menyukai Arin karena menganggap gadis itu merepotkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Three Ono, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Perkataan Mike terus terngiang di telinga Nathan. Apa benar kalau dirinya harus menikahi Arin agar bisa melindunginya. Menikahi gadis yang sudah ia anggap adiknya sendiri, bagaimana rasanya.

Jodi masuk membawa laporan hasil survei kemarin. Dia sudah mengetuk tapi tidak ada sahutan, rupanya sang atasan sedang melamun.

"Tuan ... tuan!!" bentak Jodi sedikit keras.

Nathan kaget sampai tersungkur ke belakang, Jodi dalam masalah besar sekarang. Dia berani membentak atasannya.

Tatapan mata Nathan langsung menghunus ke dalam tubuh Jodi, si assisten langsung menunduk takut. Bukan takut di pukul tapi takut di pecat. Dia masih ada banyak cicilan yang harus di bayar.

"Ma--maaf Tuan, tadi saya sudah memanggil anda berkali-kali tapi anda tidak menjawab. Saya takut anda kemasukan kalau melamun terus."

"Apa kau sudah tidak mau bekerja padaku, Jod! Berani sekali membuatku kaget." Untunglah Jodi sudah berjasa kemarin, menggantikan dirinya pergi ke Bandung. Kalau tidak pasti sudah habis dia. "Ada apa kau kemari?" tanya Nathan.

"Ini laporan tentang proyek yang ada di Bandung, Tuan. Semuanya berjalan lancar, hanya ada beberapa kendala tapi sudah berhasil diselesaikan," lapor Jodi.

"Baguslah, jangan sampai ada kesalahan yang bisa merugikan orang lain. Kau ingatkan pesanku." Nathan memang tidak pernah egois saat menggarap pekerjaan apapun. Bukan hanya keuntungan baginya yang dia pikirkan tapi untuk orang lain juga.

"Saya ingat Tuan."

"Bagaimana dengan wanita itu, apa dia membuat masalah?"

"Nona Jihan tidak membuat masalah apapun Tuan, sepertinya dia juga mengerti kalau proyek itu sangat berarti bagi ayahnya." Ah kalau mengingat kejadian kemarin, Jodi jadi ingin tertawa.

"Ya sudah kau boleh keluar."

Jodi pun keluar dan berpapasan dengan Jihan yang ingin masuk ke dalam.

"Maaf nona, anda ada perlu apa pada Tuan?" Jodi menghalangi Jihan dengan satu tangannya. Kantor CEO tidak sembarang bisa dimasuki siapa saja.

"Minggir kau! Aku ingin bertemu Nathan," bentak Jihan. Dia coba menyingkirkan tubuh Jodi tapi tidak kuat. Pria itu ternyata cukup kekar juga, padahal ia kira kerempeng.

"Maaf nona, kalau anda tidak ada kepentingan lebih baik kembali saja. Atau bisa lewat saya. Tuan tidak bisa seenaknya di ganggu." Sebenarnya semua orang di perusahaan itu juga tau. Tidak sembarang orang bisa bertemu CEO. Kebanyakan kalau ada masalah apapun disampaikan lewat assisten Jodi.

"Kau menyebalkan sekali, aku ingin berbicara pada Nathan bukan padamu. Aku ingin mengajaknya makan siang apa kau juga yang mewakili?" tantang Jihan.

"Tentu nona, kalau tuan tidak bisa datang dalam pertemuan apapun itu. Maka saya yang akan mewakili," kata Jodi. Tidak salah memang biasanya seperti itu. Hanya saja maksud Jihan itu bukan tentang pekerjaan tapi masalah pribadi.

Jihan memilih pergi, percuma dia berdebat dengan pria seperti Jodi. Dia akan cari cara untuk menyusup masuk ke dalam kantor Nathan.

Sorenya, ada rapat mendadak yang harus Nathan hadiri. Dia jadi tidak bisa menjemput Arin. Tapi dia mengirim supir untuk menjemput gadis itu. Arin sudah bilang mau naik taksi atau pulang bersama Rezza tapi tidak boleh.

"Maaf Za, kau pulang duluan saja. Mobil jemputanku sebentar lagi datang," kata Arin.

"Kenapa tidak pulang denganku saja, aku bukan orang jahat. Kenapa juga tidak percaya padaku." Bagaimana Rezza bisa punya kesempatan untuk lebih dekat dengan Arin kalau tidak punya waktu lebih lama.

"Aku tau, Za. Kak Nathan hanya terlalu cemas padaku."

Rezza tidak bisa berbuat apa-apa, "Ya sudah, aku akan menemani kakak sampai mobilnya datang. Aku juga cemas, mana mungkin membiarkan kak Arin menunggu sendiri."

"Terimakasih Za."

Rezza melihat Arin dari dekat, wajahnya sangat cantik dan imut. Bisa bikin siapa saja jadi kepincut. Termasuk dirinya yang tidak tau dari kapan ada rasa pada Arin. Meski tau kalau Arin menyukai pria lain. Rezza pikir tidak apa dirinya terluka asal bisa melihat Arin bahagia, cinta tidak harus memiliki dan dipaksa.

"Permisi ...," seorang gadis cantik menghampiri mereka.

Arin dan Rezza menoleh berbarengan pada seseorang yang datang menyapa mereka.

"Permisi kak, apa boleh saya bertanya kalau dari sini naik bus atau angkot kira-kira melewati jalur mana saja?" tanya gadis itu kebingungan.

Rezza acuh tak acuh pada gadis itu, dia juga tidak tau harus menjawab apa. Mana tau dengan arah kendaraan umum, selama dia hidup juga belum pernah naik kendaraan umum.

Berbeda dengan Arin yang tersenyum manis pada gadis itu. "Apa kamu baru disini?" tanya Arin.

"Iya kak, saya mahasiswi baru. Belum begitu kenal tempat ini," jawab gadis itu sambil tersenyum, cantik menurut Arin hanya saja penampilannya sangat sederhana. Karena itulah Rezza enggan menanggapi, pikirannya semua gadis yang mendekat padanya itu ada maunya.

"Kasihan sekali, siapa namamu? Aku Arin." Padahal biasanya Arin tidak gampang dekat dengan orang asing, tapi melihat gadis polos itu dia seperti melihat dirinya sendiri dalam versi lain.

"Kak, awas loh. Biasanya cuma modus. Jaman sekarang kita tidak boleh gampang percaya pada orang asing," bisik Rezza tapi sedetik terdengar oleh gadis itu.

Tapi gadis itu tidak marah, dia tidak berani membuat masalah meski dirinya dihina sekalipun. Dia bisa berkuliah gratis di tempat itu saja sudah sangat bersyukur, tidak mau terlibat apapun dengan anak-anak orang kaya itu. Sebenarnya kalau boleh memilih dia ingin berkuliah di tempat yang biasa saja bukan tempat yang waaahh seperti itu.

"Nama saya Dinda kak." Gadis bernama Dinda itu menyambut tangan Arin dengan ramah.

"Hai Dinda, salam kenal. Oh iya tadi kamu bertanya tentang kendaraan. Maaf sepertinya kami tidak tau, tapi kami bisa membantumu pulang kalau kamu mau. Sudah sore juga, pasti jarang kendaraan umum lewat sini," kata Arin, dia tidak memperdulikan nasehat Rezza. Menurutnya Dinda bukan orang seperti itu.

"Ohh, begitu ya Kak. Kalau begitu biar saya tanyakan pada yang lain. Mungkin mereka tau," ujar Dinda sangat polos.

"Tunggu Din, bagaimana kalau kamu pulang bareng temenku. Kebetulan katanya tadi takut pulang sendiri, kebetulan kamu bisa menemaninya."

Rezza melotot, bagaimana bisa Arin malah menyuruhnya pulang bersama orang yang tidak ia kenal. "Kak, kenapa kakak bicara seperti itu. Aku tidak mungkin mengantarnya," cicit Rezza, protes tidak terima.

"Diamlah!! Kau tidak lihat dia kebingungan. Bagaimana kalau dia bertanya pada orang lain tapi orang jahat bisa saja memanfaatkannya. Kau tega membiarkan dia kenapa-napa?" pikiran Arin kemana-mana. Tapi kecemasan dia sangat beralasan, bagi seorang gadis yang terlihat kebingungan pasti rawan terkena tindak kejahatan.

Gadis itu tidak enak, nama mungkin dia menumpang pada orang kaya. Tentu dirinya terlalu kotor untuk naik mobil mewah. Jika memang tidak ada kendaraan umum lagi, ia pikir akan jalan kaki saja.

"Terimakasih kak, tapi saya sungguh tidak ingin merepotkan orang lain. Saya akan bertanya pada yang lain. Sekali lagi terimakasih atas niat baik kakak."

"Tapi--."

"Sudah kak, biarkan saja. Dia tidak mau ya jangan memaksa," kata Rezza memotong ucapan Arin.

Arin menghela nafas, melihat gadis itu dengan kecemasan yang luar biasa. Kalau saja tadi dia membawa mobil pasti dia akan mengantar gadis itu. Atau dia bisa membawanya bersama naik mobil yang dikirim Nathan. Ah kenapa Arin tidak kepikiran tadi.

1
marti 123
Kecewa
marti 123
Buruk
💗vanilla💗🎶
ijin mampir ya thor
Safa Almira
yey
Edah J
terimakasih atas karyanya yang sangat bagus 👍👍 semoga makin sukses terus😉
Edah J
ikut senang melihat kalian bahagia 😉🤗😘
Edah J
semoga kamu bahagia Dinda bukan hanya Arin saja yaa🤗
Edah J
duhh yg lagi kasmaran🥰🥰🥰huhuyyy
Edah J
he..he..he...si posesif on😁✌️
Edah J
yeyyy....Arin dilamar 👏🤗😘🥰
Edah J
cerita yg okk👍👍👍
Edah J
Dinda jd detektif dulu😉
Edah J
Itu ulah si boss Rezza😁😁😁
Edah J
wihhh berbunga"hati neng Abanggg😁😁😁
Edah J
Arin dan Dinda punya kesedihan yg sama ditinggal orang tua walau dgn cara yg berbeda😭
Edah J
hahayyy... Rezza nihh 😁😁😁
Edah J
sedih bangett 😭😭🤧
Edah J
semoga kebahagiaan segera menghampirimu Dinda😉
Edah J
Rin jangan memancing kasian Nathan nya😁
Edah J
pada akhirnya yg dibawah yg mengalah🙁dan itu jg terjadi di dunia nyata🙁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!