Jadi cewe yang kuat, mandiri, bisa ngerjain kerjaan cowok, itulah yang Chelsea jalani semasa muda nya. Dan kini saat dia bercerai, kembali ia jalani hari harinya dengan tanpa masalah. Sampai suatu hari, sang mantan kembali dan mengajaknya untuk rujuk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon herlia ia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#24. Moment Berharga
Tangan Brian terulur, mengusap punggung tangan Chelsea yang menatapnya lekat, namun tatapannya kosong, memberinya kekuatan, seolah berkata 'semua baik baik saja'.
Alexa yang bolak balik memperhatikan mereka membulatkan mulutnya membentuk huruf 'O'.
"Apa kau takut memulai hubungan baru?" kini Brian yang penasaran.
"Tak ada yang ku takuti"
'fuhh' Brian menghela lega
"Gue cuma kapok"
deg...
Kalimatnya ternyata belum selesai, Brian seketika merasa hopeless.
"Tadinya..."
Brian kembali terperanjat
"Maksudnya gimana? Kalo ngomong tuh yang jelas, jangan setengah setengah, jadi salah kaprah kan?" Brian sewot, dan itu sukses membuat lamunan Chelsea yang setengah setengah buyar.
"Yeee, ko sewot sih? bukannya di hibur gitu"
"Ya lagian kamu cerita bikin orang salah paham, yang dengernya pusing, gimana mo hibur?"
Alexa yang merasa menjadi nyamuk akhirnya tau diri dan memutuskan menghilang perlahan.
skedush....
"Dady sama momy ributnya lucu, moga tambah lengket ya dady"
Chelsea menceritakan semuanya dari awal, mulai dari bagaimana Erik sang mantan mengejarnya, hingga Chelsea yang menggugat cerai dengan membawa bukti kuat dari hasil jepretannya, ia bahkan masih menyimpannya agar selalu teringat kebejatan sang mantan, jadi dia ga akan luluh lagi. Chelsea bahkan memperlihatkannya pada Brian.
"Cewek ini..." Brian menunjuk foto wanita yang bersebelahan dengan Erik dengan rambut acak acakan, men-zoom nya agar terlihat lebih besar, namun menjadi buram, ia kembalikan lagi ke mode awal. Chelsea menebak Brian mengenal wanita ini.
"Kamu mengenalnya?" tanyanya kemudian seraya menyamakan posisinya dengan Brian yang kepalanya didekatkan dengan ponsel, seolah bisa mengorek keluar orang yang ada di dalamnya.
"Apa?" Brian menoleh karena terkejut dengan pertanyaan Chelsea yang membuyarkan ingatannya yang sekilas tentang wanita dalam foto itu. Namun..
cup
Tak sengaja bibir mereka bertemu lagi, dan seketika keduanya memalingkan wajah, mengulum bibirnya masing masing dengan kompak.
cekrek
cekrek
Tak mau ketinggalan moment, Alexa yang secara jasmani tak ada disana, diam diam mengabadikan moment berharga di pintu dapur, dibantu para asisten yang ikut mendukung program pokok pemersatu tuan dan nyonya rumah.
Kembali ke target utama.
"ekhem... kamu kenal sama cewek tadi?" tanya Chelsea lagi memecah kecanggungan.
"Engga kenal sih, cuma pernah liat aja di rumah relasi bisnis aku" jawab nya kemudian, sambil berusaha setenang mungkin.
"Kapan? dimana kamu liat?"
"mmm... sekitar 3 bulan lalu. Waktu itu aku ga bisa menghadiri undangan pernikahan dia karena posisiku yang masih di Bali, sepulangnya aku baru datang memberi ucapan selamat sambil bawa kado, sebagai permintaan maaf ku yang ga bisa memenuhi undangannya. Tapi waktu aku mau datang ke Mansionnya, dia bilang lagi ada di Vilanya yang ada di puncak, jadi ya saya kesana.Kupikir wanita ini mirip dengan istri relasi aku itu. Tunggu, ini kejadiannya kapan?" selidiknya.
"Tepatnya 14 febuari, saat itu juga aku menggugatnya cerai"
"Ga mungkin, karena tanggal itu aku kembali dari bali dan langsung menuju puncak"
Sontak keduanya membekap mulut masing masing, sambil membulatkan matanya.
"waktu?" Chelsea yang bertanya lebih dulu.
"Malam" ucap Brian
"Pagi" ucap Chelsea
"Gila ni cewek, kelainan, hiiii... gua jadi jijik sendiri bayanginnya, apa Erik gatau ya kelakuan tuh cewek. Ya ampun, mimpi apa gue, apa gue ketularan penyakit menjijikan? secara laki gue waktu itu juga pasti dah sering nyelupin dia" Chelsea gusar menutup wajahnya dengan kedua tangan.