My Ex Wife

Happy Reading.

Nathan tersenyum lebar saat melihat Nita berjalan ke arahnya dengan tergesa. Pria itu mengernyit bingung melihat Nita yang tiba-tiba langsung masuk ke dalam mobilnya begitu saja.

"Kenapa kamu bersemangat sekali? apa kamu sudah merindukanku?" tanya Nathan saat dia masuk kedalam mobil dan duduk di bagian kemudi.

"Jangan berpikir aneh-aneh, aku sedang menghindari seseorang," jawab Nita menyandarkan tubuhnya ke jok.

Nathan mengernyit, memangnya siapa yang di hindari Nita? mantan istrinya itu terlihat panik seperti artis yang sedang mau kabur dari para fansnya.

"Siapa yang kamu hindari? bukan seorang pasien kan?"

"Bukan!"

"Lalu siapa?" tanya Nathan yang malah semakin penasaran.

"Ck, cepat jalankan saja mobilnya, nanti ku ceritakan!" Nathan tersenyum ketika mendengar Nita yang kini sudah sedikit berubah, dia bahkan mau menceritakan padanya tentang masalah yang di hadapi.

Sepertinya kesabarannya pasti akan membuahkan hasil, Nathan tahu pasti sangat sulit untuk bisa meluluhkan hati Nita kembali, tapi kalau sudah terlanjur cinta, Nathan tetap akan memperjuangkan, dia tidak akan menyerah sekarang.

'Aku akan membawamu kembali pulang ke rumah kita, Nita! kamu pasti senang karena aku tidak pernah merubah semua desain yang kamu pilih, aku berjanji akan membuatmu bahagia kali ini!'

Nita melihat ponselnya yang mendapatkan pesan dari Daniel.

"Aku gak mau di jodohkan dengan putri walikota! aku gak akan menikah kalau bukan sama kamu, Nit!"

Terdengar helaan nafas panjang dari mulut Nita, Nathan menoleh sekilas kemudian fokus ke depan lagi.

"Ada apa?" tanya Nathan.

"Tidak ada," Nita memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.

"Tapi sepertinya ada sesuatu yang membebani mu," ucap Nathan serius.

Nita menoleh ke arah Nathan, sebenarnya pria itu sangat baik, bahkan hubungannya dengan mantan suaminya itu terbilang baik-baik saja. Nathan tidak pernah menyakiti Nita, hanya sekali dan selamanya, yaitu menceraikannya karena janjinya pada sang kekasih.

Sebenarnya Nita sendiri juga sudah lelah jika harus berpura-pura ketus dan cuek saat bersama Nathan. Bukankah mereka sekarang hanya berteman? Nathan juga tidak akan memaksa Nita, bukan?

Yah, berdamai dengan keadaan, tidak ada salahnya, yang penting Nathan juga sudah tahu kalau dia tidak ingin memiliki hubungan apapun dengan seorang pria.

Sekitar 10 menit berjalan, Nathan membelokan mobilnya masuk ke sebuah parkiran yang luas.

Mereka tiba di sebuah tempat yang tidak asing namanya di mata Nita. Tapi wanita itu baru kali ini menginjakkan kakinya di sini.

"Ayo turun, kamu pasti masih ingat tempat ini kan?" ucap Nathan yang melihat Nita hanya melongo.

Nita memandang sekitar dan menoleh ke arah Nathan, tidak lupa dahinya mengkerut dan matanya menyipit, kemudian wanita itu menatap lagi ke depan, dimana tempat itu adalah tempat impiannya dulu sewaktu masih menikah dengan Nathan.

Tetapi kenapa Nathan tahu tempat ini? sebuah tempat romantis yang sangat ingin dia kunjungi bersama dengan pria yang di cintainya.

"Kenapa kesini?" tanya Nita.

"Aku sudah memesan tempat di dalam, ayo masuk," ucap Nathan tanpa membalas pertanyaan Nita.

Pria itu segera keluar dan memutari mobil membukakan pintu untuk Nita.

"Aku bisa buka sendiri!" ucap Nita keluar dari dalam mobil tersebut.

Nathan hanya tersenyum dan mengangguk.

"Lain kali gak usah terlalu di istimewakan, aku mau ikut dengan mu juga karena sedang menghindari seseorang," ucap Nita.

"Iya, aku tahu, kamu ingin ke sini, kan? sebuah tempat yang hanya bisa di masuki oleh dua orang pasangan, karena di atas sana hanya di sediakan dua kursi untuk menikmati makanan dengan pemandangan yang indah," ucap Nathan menggandeng tangan Nita melangkah masuk.

"Lepasin, aku bisa jalan sendiri!" Nita menarik tangannya dari genggaman pria itu kemudian berjalan mendahuluinya.

Setelah Nathan berbicara pada salah satu pegawai di tempat itu, pria itu mengajak Nita naik ke lantai dua, di mana dia sudah memesan satu meja dan makanan favorit Nita.

"Dari mana kamu tahu kalau aku pernah ingin ke tempat ini? padahal aku tidak pernah mengatakan padamu, kan?" tanya Nita memicingkan matanya.

"Kamu pasti lupa kalau kamu pernah bilang sama aku waktu itu, tapi ternyata kamu pergi sebelum aku mengajakmu ke tempat ini," jawab Nathan.

"Siapa yang menginginkan ku pergi?" balas Nita santai.

Nathan terdiam dan hanya bisa menghela napas. "Maafkan, aku!" ucap Nathan.

"Sudahlah, tidak perlu bahas masa lalu!"

Setelah beberapa saat pelayan membawakan makanan yang di pesan oleh Nathan dan lagi-lagi membuat Nita terkejut.

"Ini, makanan...!"

"Kesukaanmu, aku tahu kamu suka steak ini," sela Nathan tersenyum.

Nita benar-benar bingung menghadapi sikap Nathan, entah kenapa dia merasa seolah-olah pria itu.. Ah, entahlah, Nita sedang malas berdebat dengan pikirannya.

###

Rara mendapatkan tamu yang tidak diundang di butiknya hari ini, entah kenapa semenjak hari itu, di mana Rara bekerja sama dengan Aris dan Nana, dan si pria calon pengantin yang pernah hadir dalam hidup Rara semasa kuliah, ia benar-benar tidak pernah absen mengganggunya, meskipun hanya sekedar lewat chat atau telepon.

Seperti saat ini juga, Aris datang ke butik Rara padahal dia tidak ada janji temu dengan pemilik butik tersebut.

"Sudah lama, ya? 10 tahun kita tidak bertemu, ternyata kamu masih sama, tidak ada yang berubah, Aura," ucap Aris sambil menatap wanita yang saat ini tengah membereskan buku-buku tebal di mejanya.

"Maaf bapak, sepertinya kita tidak ada temu janji hari ini, ada keperluan apa kamu kesini?"

Aris tersenyum, senyum yang dulu pernah membuat Rara terpesona, 10 tahun lalu, saat awal mula masuk kuliah, mereka bertemu dan menjadi dekat.

Rara langsung menyukai pria dingin itu saat pertama kali dipertemukan. Dan ternyata Aris juga memiliki perasaan yang sama. Kedekatan mereka sudah diketahui oleh banyak orang, dan akhirnya mereka memutuskan untuk berpacaran.

Tetapi hubungan mereka hanya berlangsung 1 tahun, karena sikap Aris yang sedikit cuek dan tidak mesra membuat Rara akhirnya memilih memutuskan hubungan dengannya.

Sekarang mereka bertemu dengan keadaan yang sudah berbeda. Aris sudah bertunangan dan akan segera menikah dengan wanita yang sangat Cantik, sedangkan dirinya adalah janda yang masih belum bisa bangkit setelah di tinggal meningal oleh suaminya.

"Aku ingin membahas tentang kita, Aura!" ucap Aris membuat Rara tersentak dari lamunannya.

"Tentang kita? maksudnya apa? kalau masalah baju, semuanya serahkan padaku, nanti kamu tinggal terima beresnya, kan enak!" jawab Rara tersenyum.

Berusaha menghilangkan kegugupannya. Yah, dia tiba-tiba gugup saat Aris berdiri dan berjalan mendekat ke arahnya.

"Mau apa kamu? Ris, jangan macam-macam!" ucap Rara saat Aris tiba-tiba menarik tubuhnya ke dalam pelukan.

Bersambung.