SPIN OFF NOVEL "ISTRI PENGGANTI CEO"
Alexander David Mahendra adalah seorang pengusaha yang sukses, membawa perusahaan keluarganya menjadi perusahaan kampiun di kancah nasional dan internasional. Sikapnya yang terkenal arogan, tegas dan keras membuat siapapun tidak berani membantah perkataannya.
Di balik sikap kerasnya, David memiliki pengalaman masa lalu yang membuatnya tidak mudah jatuh cinta. Dan bertemulah ia dengan Adrena Clarissa Putri.
Adrena Clarissa Putri adalah seorang Waiter Pub, yang di datangi David. Karena sesuatu hal, Rena dapat menarik perhatian David dari sekian banyak wanita yang pernah di kenalnya itu.
Rena sendiri tidak ingin berada di lingkungan orang - orang kaya dan terpandang untuk menghindari terbongkarnya jati dirinya. Sehingga ia berusaha menjauhi David.
Dapatkah Rena menjauhi Alexander David Mahendra, saat pria itu sudah menargetkan dirinya? Dan apa rahasia masa lalu yang di miliki oleh Adrena Clarissa Putri?
Nantikan terus kisah mereka ya~~~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwiezy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memanfaatkan Kesempatan
Rena langsung mengambil obat dan air itu, lalu langsung meminumnya, kemudian mengembalikan gelas kosong itu kepada David dengan kesal.
David tersenyum geli melihat wajah kesal Rena. Ia pun beranjak.
"Istirahatlah, besok pagi Eddy akan menjemputmu," ujar David berjalan ke arah pintu keluar.
Rena pun memandangi punggung David yang berjalan keluar ke arah lift dan akhirnya menaikinya.
Rena tidak habis pikir dengan perlakuan David yang kadang - kadang sangat perhatian, tetapi juga kadang - kadang sangat menyebalkan.
****
Di hotel bintang 5 tempat acara amal berlangsung, Mira terlihat amat sangat kesal saat ia mendatangi kantor keamaan hotel, Renatta sudah tidak ada lagi di sana. Pihak keamaan pun sepertinya menutupi identitas keberadaan Renatta padanya.
"Bapak tidak tahu siapa saya?" tanya Mira pada petugas keamanan hotel. Ia merasa geram dengan sikap petugas keamanan hotel yang tidak mau memberikan informasi kemana Rena pergi, dan telah membiarkannya pergi tanpa sepengetahuannya sebagai pihak pelapor.
"Maaf Bu Mira, saya benar - benar tidak bisa memberikan informasi mengenai orang yang Ibu maksud, karena sekali lagi, ia tidak bersalah?" ujar kepala keamaan hotel yang telah menyelidiki CCTV bersama Alvin, dan mendapatkan dukungan sepenuhnya dari pihak David untuk melindungi identitas Rena dari penyerangan. Tentu saja Alvin juga sudah memberikan kompensasi yang cukup untuk tetap merahasiakan identitas Rena kepada siapapun.
"Maksud Bapak apa? Sudah jelas saya korbannya!" Ujar Mira sambil menunjuk pakaiannya yang kotor.
"Saya yang di dorong dan di maki - maki oleh pelayan hotel itu, dan anda dari pihak hotel berusaha untuk melindunginya? Mau saya laporkan polisi?" ujar Mira berusaha mengancam pihak keamanan hotel.
"Silahkan Bu Mira, kalau anda mau melaporkan pada pihak yang berwajib. Karena kami pun memiliki rekaman CCTV mengenai peristiwa yang sesungguhnya terjadi," ujar kepala keamaan hotel dengan penuh keyakinan karena sudah memiliki bukti.
Mira terkejut mengetahui adanya rekaman CCTV yang merekam kejadian tersebut, sehingga ia pun terdiam. Melihat itu kepala keamanan hotel pun memanfaatkan kesempatan untuk membuat Mira tidak mempermasalahkan pihak hotel.
"Yang pertama yang perlu Ibu ketahui, wanita itu bukanlah karyawan hotel kami. Dia adalah salah satu rombongan tamu yang di undang dalam acara amal hari ini. Yang kedua, wanita itu juga sama sekali tidak mendorong Ibu Mira, bahkan tidak sedikit pun menyentuh Ibu. Semuanya terlihat jelas di rekaman CCTV kami. Dan Ibu benar - benar harus bersyukur jika beliau tidak menuntut Ibu karena telah mempermalukannya dan memukulnya di depan umum," ujar keamaan hotel itu. Kepala keamanan hotel itu sudah berusaha memberi petunjuk pada Mira untuk tidak macam - macam dengan Rena, karena ia dalam perlindungan seseorang yang sangat berkuasa.
Namun Mira tidak menangkap maksud dari kepala keamaan hotel tersebut dan masih terpengaruh oleh emosinya. Ia sangat kesal karena tidak bisa menempatkan Rena dalam masalah.Mira tetap bertekad untuk mendapatkan informasi mengenai Rena, maka ia pun melunak dan mencoba strategi lain untuk mendapatkan Rena.
"Baiklah Pak, mungkin saya agak lupa karena peristiwa itu terjadi sangat cepat. Saya rasa saya perlu meminta maaf padanya. Bapak bisa memberi kontak pribadinya agar saya bisa menghubungi dia?" tanya Mira berbicara sangat manis.
Vanila yang menemani Mira pun menjadi heran dengan perubahan sikap Mira yang berapi - api menjadi melunak dan malah meminta maaf?
"Maaf Bu Mira, saya tidak bisa memberitahukan identitas beliau karena beliau sudah cukup trauma dan tidak ingin mempermasalahkan peristiwa ini lagi. Saya harap Ibu Mira dapat mengerti," ujar kepala keamanan itu, masih mencoba membuat Mira pergi dan melupakan masalah yang terjadi.
"Jika saja Ibu Mira mengetahui dengan siapa ia akan berhadapan, ia tidak akan berani menyentuh wanita itu!" Batin sang kepala keamanan hotel.
Mira terlihat kesal karena tidak mendapatkan informasi apapun mengenai Rena. Tentu saja sang kepala keamanan hotel memilih untuk menepati kesepakatan dengan Alvin untuk tidak memberikan identitas Rena pada siapapun.
Sang kepala keamanan hotel sadar bahwa gadis yang telah dianiaya di hotel itu mendapatkan perlindungan dari seseorang sekelas Alexander David Mahendra, dan ia pun cukup pintar untuk tidak berada di kubu yang bersebrangan dengan Alexander David Mahendra. Bahkan Malvin Dirgantara sekalipun bukanlah tandingan bagi Alexander David Mahendra.
Mira pun keluar dari kantor kepala keamanan dengan wajah cemberut.
"Mira, ada apa sebenarnya? Kenapa kamu begitu mempermasalahkan perempuan itu?" tanya Vanila yang tidak mengerti kenapa Mira berubah dari marah ingin meminta maaf.
Mira menimbang - nimbang apakah akan memberitahu Vanila atau tidak.
"Kamu tahu siapa dia?" tanya Mira akhirnya.
Vanila berpikir, mencoba mengingat wajah perempuan yang di tampar oleh Mira. Saat itu kejadian sangat cepat jadi ia tidak memperhatikan wajah perempuan itu, karena ia sibuk membantu Mira untuk berdiri setelah terjatuh. Dan setelahnya pun wajah perempuan itu seperti ingin menangis dengan memar merah di wajahnya setelah di tampar oleh Mira. Vanila pun menggeleng karena tidak tahu siapa perempuan itu.
Mira mendekatinya dan berkata di telinga Vanila, " Dia Renatta Azaria!"
Wajah Vanila langsung berubah, ia sangat terkejut dan tidak percaya akan apa yang di dengarnya!
"Tidak mungkin Mira! Renatta menghilang 7 tahun yang lalu dan tidak ada yang tahu keberadaannya!" Ujar Vanila tidak percaya.
"Tapi dia memang Renatta! Wajahnya sangat mirip dengan Tante Syahnaz!" Ujar Mira berusaha meyakinkan Vanila.
"Mungkin itu hanya kebetulan saja Mira! Apa dia mengakui, jika dia Renatta?" tanya Vanila dengan sangat ingin tahu. Bagaimanapun juga kembalinya Rena menarik perhatiannya.
"Tidak, dia tidak mengakui. Tapi dia mengenali aku Vanila! Dia memanggilku Mira!" Ujar Mira lagi.
"Mungkin saja, ia pernah melihatmu di suatu tempat dan mendengar tentangmu? Kau kan akan menjadi istri Kakakku sebentar lagi," ujar Vanila masih tidak percaya jika wanita yang sempat yang dilihatnya adalah Renatta. Tapi bagaimana mungkin ia tidak mengenali Renatta.
Seandainya saja jika ia memperhatikan wajah perempuan itu dengan seksama ia pasti akan bisa mengenali jika ia adalah Renatta, sepupunya.
Ya, Renatta Azaria dan Vanila Dirgantara adalah sepupu. Ibu Vanila, Alexa adalah adik perempuan dari Alfaro, yang menikah dengan Milan Dirgantara.
Pada saat menikahi Alexa, Milan Dirgantara sudah memiliki anak dari Adira Alm. Istri pertamanya. Anak itu bernama Malvin Dirgantara. Sehingga Malvin adalah saudara se Ayah dengan Vanila tapi tidak memiliki hubungan darah dengan Austin dan Rena.
"Vanila, jangan mengatakan apapun mengenai hal ini pada Malvin!" Ujar Mira tiba - tiba.
Vanila memandang wajah sahabatnya itu lalu ia tertawa.
"Apa kau takut kalau Kak Malvin akan meninggalkanmu saat ia telah mengetahui Renatta telah kembali? Aku pikir kalian berdua saling mencintai?" ujar Vanila sambil tertawa.
"Diamlah Vanila! Tentu saja aku tidak takut kehilangan Malvin! Malvin sangat mencintai aku, dan dia tidak ada artinya lagi bagi Malvin!" Ujar Mira berusaha membela diri.
"Terus kenapa kamu tidak ingin Kakakku tahu mengenai hal ini?" tanya Vanila mempermainkan Mira.
"Karena aku tidak yakin kalau perempuan itu adalah Renatta!" Jawab Mira sambil berjalan.
"Hey, bukankah belum lama kamu yakin kalau dia adalah Renatta Azaria? Kenapa tiba - tiba sekarang menjadi tidak yakin?" goda Vanila sambil tersenyum geli.
"Ah, sudahlah! Ayo kita pulang!" Ujar Mira mencoba menghindari pertanyaan dari Vanila.
Vanila hanya tertawa. Ia sangat yakin jika posisi Mira sebagai calon Istri Kakaknya akan terancam jika Malvin, Kakaknya mengetahui bahwa Renatta telah kembali.
Bersambung...
Terima kasih sudah membaca. Maaf jika masih banyak typho.
Jangan lupa tekan tombol like, komen, vote dan hadiahnya.
kayak nggak ada harga diri aja