Arsen kusuma wijaya,seorang duda muda yang dewasa,harus menikah dengan Ayana shakila,gadis mungil yang berstatus pelajar sebuah SMU.
akankan pernikahan mereka bisa berhasil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chustnoel chofa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku malu,mas.
*
*
*
*
Arsen tiba di kediaman mama Mira,tepat jam 19.00 malam.Ayana baru saja selesai makan malam,dia sengaja menunggu sang suami di sofa ruang tamu.mama Mira mengantar nasi kotak pesanan hajah Norma selepas Maghrib tadi,belum juga kembali.
Mungkin di tahan sama hajah Norma,kali aja suruh bantuin acara pengajiannya.
Terdengar suara pintu mobil ditutup,dan tak lama suara derap langkah memasuki teras rumah mama Mira.
"Assalamualaikum....."suara salam Arsen membuyarkan keasyikan Ayana berselancar didunia maya.
"Waalaikum salam.."jawab Ayana.dia yang sedang berbaring di sofa sontak bangun.
meraih tangan tangan suaminya,untuk kemudian diciumnya punggung tangan pria yang sudah satu minggu ini menghalalkannya.
"Kok sepi,pada kemana sayang....?"tanya Arsen.dia menghempaskan bokongnya di sebelah kanan sang istri.
Diraihnya jemari Ayana,kemudian di kecupnya dengan lembut,talapak tangan yang mungil itu.
"Mama sama mbak Tiwi nganterin pesenan nasi kotak ke tetangga yang diujung itu mas,tau sampai sekarang belum balik.."jawab Ayana,direbahkannya kepalanya ke pundak Arsen,yang terbalut kemeja warna navy.
kedua lengannya di gulung sampai siku.
"Oh ya,sendirian dong dari tadi..."Arsen mengecup kening istrinya lembut.
"Hu'um...."bibir tipis Ayana mengerucut.kemudian menoleh ke suaminya.
"Kok malam banget mas?udah makan malam belum...?"tanya Ayana dengan cemas karena saat ini memang sudah lewat makan malamnya.
"Mas belum makan,tadi sehabis pulang dari kantor buru-buru ke sini,takut kalo istri kecil mas ini ngambek...."
Ayana mencebik,dia bangkit dari duduknya.lalu menarik tangan sang suami,mengajaknya ke ruang makan.
"Maaf ya mas,aku tadi udah makan duluan..."dengan pandangan penuh penyesalan,Ayana meletakkan piring beserta sendok garpu nya didepan Arsen.
Kemudian mengambilkan nasi beserta rendang,dan telur puyuh balado.tak lupa sebagai pelengkap kerupuk udang yang menjadi favorit Ayana.
"Mau minum apa mas...?"tanya Ayana,setelah selesai mengambilkan makan suaminya.
"Air putih aja,sini.temani mas makan...."Arsen menarik tangan Ayana,dan menyuruhnya duduk di kursi yang bersebelahan dengannya.
"Kamu nggak makan lagi..?"tanya Arsen,sambil menyuapkan nasi ke mulutnya.pria itu tak pernah rewel masalah makan,apa aja yang ada akan habis disantapnya,tanpa banyak protes.
"Aku sudah kenyang mas,tadi makannya sempat nambah...."Ujar Ayana,pipinya bersemu merah,malu mungkin karena ketahuan makannya banyak.
"Oh ya...?"
"Hu'um.."
"Masakan mama memang the best,tak heran kalo usaha kateringnya lancar...." ucap Arsen.
"Iya mas, kapan-kapan aku mau belajar masak ya,sama mama ...?"tanya Ayana,dia menopang dagu,memperhatikan suaminya yang begitu lahap menyantap makan malamnya.
kedua sikunya bertumpu pada meja makan didepannya.
"Sesukamu saja sayang,mas nggak memaksa kamu harus bisa masak...."Arsen tersenyum lembut,dia maklum istrinya masih belia,belum waktunya memikirkan rumah tangga,tapi dia memaksa untuk menikahinya.
Karena itu,Arsen tak pernah protes apapun yang dilakukan istrinya,atau apapun yang nggak bisa dilakukan sang istri.
"Kan tugas istri,harus bisa menyenangkan kebutuhan perut suami mas ..."Ayana tersenyum lembut."kata mama,jangan hanya pintar di ranjang, tapi juga harus pintar di dapur.."
Uhuk....
Arsen sontak tersedak makanan,saat mendengar ucapan frontal istrinya.
Ayana menyodorkan segelas air putih dengan panik,"Pelan-pelan mas,nggak usah buru-buru.masih banyak tuh makanannya..."omel Ayana.
Arsen hanya tersenyum kecil.disentilnya dahi sang istri pelan."Memang kamu sudah pintar di ranjang..."godanya kemudian.
Ayana merengut."Nggak tau...menurut mas gimana.."
Arsen tergelak,sungguh kepolosan sang istri selalu bisa membuatnya tertawa.Arsen mendorong piringnya ke tengah meja,rupanya dia sudah selesai makannya.
"Mas...."
"Iya..."Arsen menatap sang istri lekat-lekat,menunggu apa yang ingin diucapkan Ayana.
"Ng...itu...."Ayana menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba terasa gatal.
Arsen mengerutkan dahinya."Apa sayang....?"
"Bisa nggak lain kali,bikin tandanya jangan di leher ..."Ujar Ayana,dia beranjak pergi,dia merasa malu mengucapkan kata-kata itu.
Membawa piring dan gelas kotor ke wastafel.kedua pipinya merona.
Arsen terkekeh,dia menyusul istrinya yang sedang berdiri didepan wastafel.kemudian pria itu melingkarkan kedua lengannya di pinggang ramping.
Ayana terjengkit.kemudian meneruskan kegiatannya mencuci piring."Kenapa..?"
"Malu mas,tadi disekolah diledekin Marco..."gerutu Ayana.
Arsen terkekeh kemudian mengecup pundak istrinya,yang terbalut piyama tidur dengan motif Doraemon.
Kadang Arsen merasa geli sendiri,melihat baju tidur Ayana yang kebanyakan bermotif kartun itu.Ah,istrinya memang masih anak-anak.
"Marco..?yang naksir kamu bukan..?"Tanya Arsen,pria itu melepas pelukannya,kemudian menyandarkan bokongnya pada dinding wastafel.
"Hu'um....dia menghinaku tadi mas,.."
"Oh ya,berani sekali dia menghina istriku yang cantik dan imut ini,.."Arsen membalik tubuh Ayana,hingga mereka saling berhadapan.
kedua telapak tangannya menangkup pipi Ayana.kemudian melabuhkan kecupan ringan dibibir tipis sang istri.
"Iya,katanya itu resikonya pacaran sama pria dewasa Ay,ku kira kamu gadis yang lugu dan polos Ay,ternyata kamu malah membiarkan tubuhmu dijamah oleh pria yang bukan muhrimnya..."Ayana tak bisa lagi menahan tangisnya.dia kemudian menghambur ke dalam pelukan suaminya.
Dia merasa sedih dan kecewa,kenapa sahabatnya itu justru melontarkan kata-kata yang tidak pantas.
"Sayang...ssstt....sudah,jangan di ambil pusing.Marco tidak tau kan kalo kamu sudah nikah biarkan saja..ok..."Arsen mengeratkna pelukannya.
Dielusnya punggung sang istri, kemudian dia mengurai pelukannya,agar bisa memandang sang istri yang masih terisak itu.
"Sudah,jangan menangis lagi.ntar mas,yang diomeli mama.dikiranya putri nya yang imut dan menggemaskan ini mas cubit.."goda Arsen.diusapnya wajah cantik Ayana,yang bersimbah air mata.
Kemudian menjewer kedua pipi Ayana,hingga memaksa bibir Ayana melengkungkan senyum.
"Marco nggak penting,nggak usah dipikir.besok-besok kalau ketemu,biar mas pukul kepalanya..."hibur Arsen.
Mau tak mau Ayana akhirnya tertawa.kemudian dia menghambur lagi kepelukan hangat suaminya.tempat favoritnya akhir-akhir ini.
*
*
*
*
mohon dukungannya ya,jangan lupa like,vote dan komen...
Terima kasih ..
*
*
*
ceritanya bagus