NovelToon NovelToon
Not A Sugar Baby

Not A Sugar Baby

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Perjodohan / Cintamanis
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: dtyas

Revisi PUEBI

Diminta oleh orang tuanya untuk menyelesaikan persoalan hutang keluarga serta harus mengganti rugi dari kerusakan mobil yang Aruna tabrak.

Manakah takdir yang dipilih untuk menyelesaikan persoalannya. Menjadi istri muda Broto sebagai pelunasan hutang atau menjalani One Night Stand dengan Ben agar urusan ganti rugi mobil selesai. Juga cinta Alan pada Aruna yang terhalang status sosial.

Manakah pilihan yang diambil Aruna ? Dengan siapakah Aruna akan menjalani hidup bahagia penuh cinta. Ben atau Alan ? Ikuti terus kisah Aruna

Cerita ini hanya kehaluan author untuk hiburan para pembaca. Silahkan ambil pesan yang baik dan tinggalkan yang buruk.

ig : dtyas_dtyas
fb : dtyas auliah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu kembali (2)

Aruna di atas panggung berdiri menghadap penonton terkejut mendengar nama yang disebut oleh MC dan menoleh pada orang yang dimaksud. Ben berjalan menghampiri Aruna dan Abil, tatapannya terus mengarah pada Aruna yang sekarang juga sedang menatapnya.

Abil menerima kotak bertuliskan hadiah, simbolis untuk reward yang akan mereka terima. Ben menyalami keduanya, saat memegang tangan Aruna mata mereka bertatap penuh tanya. 

Mc mengarahkan untuk sesi foto dengan posisi Ben di tengah mengapit Abil di kiri dan Una di kanannya. Ben menarik ikat cempol rambut Aruna sambil berbisik "Lebih cantik kalau digerai, lehermu itu menggoda."

Aruna hanya melirik sekilas tidak berani menjawab dan merespon karena mereka saat ini jadi pusat perhatian. Saat berfoto tangan kanan Ben merangkul bahu Aruna, sedangkan Aruna mengangkat kedua jari tangan dengan simbol peace. 

"Kita perlu bicara, ikuti asistenku setelah acara ini," ucap Ben pelan lalu berjalan lebih dulu.

"Mbak Aruna," ucap seseorang yang Aruna kenal memang salah satu pegawai di perusahaan yang sama dengannya.

"Iya."

"Bisa ikut saya sebentar."

"Kamu duluan ya, nanti aku menyusul," ucap Una pada Rahmi

Aruna mengikuti hingga ke ruangan vip yang ada di restaurant resort tempatnya menginap.

Pintu dibuka "Silahkan mbak,"

"Terima kasih mas," ucap Aruna seraya masuk ke dalam, Ben sudah hadir di sana duduk di salah satu kursi. Una masih berdiri terpaku hingga membuat Ben berdiri menghampirinya lalu memeluk Una Erat.

"I miss you.... really really miss you."

Menangkup wajah Aruna sambil menatap kedua netra gadis itu "Kau tidak rindu padaku ?" Seketika mata Aruna mengembun.

"Kalau aku rindu, suka atau bahkan benci pada om, lalu aku harus bagaimana ?"

Ben menghela nafas, mendudukan Aruna di sebelah kursinya, meja dalam ruangan tersebut berbentuk kotak dengan 4 kursi. Masih dengan menggenggam tangan Aruna. "Aruna, aku mencari mu, tapi kamu seperti menghindar. Kontak mu tidak aktif, di tempat kerjamu tidak ada, sekalinya ada titik terang kamu mabuk di night club."

"Aku tuh malu om, makanya aku ganti nomor," jawab Una sambil menunduk. "Kapan aku ke night club ?" Tanya Una

Ben menyentil kening Una "Auw," seru Una sambil mengusap keningnya.

"Masih enggak ngaku, aku menemukan kamu sedang mabuk di club setelah dapat info dari cafe tempatmu kerja."

Aruna tampak berpikir lalu mengernyitkan dahi "Aku sekali kalinya ke club waktu Meisya mau menikah, apa jangan-jangan Om yang bawa aku ke hotel?"

"Lalu kami pikir siapa ?"

"Tapi kenapa om malah tinggalin aku, kenapa enggak diantar pulang aja sih."

"Aku mau antar kemana, alamat yang aku tahu hanya rumah orangtuamu dan kamu sudah pindah dari sana. Karena ada urusan mendesak malam itu juga aku harus ke Singapur, baru beberapa hari ini aku balik ke Jakarta."

Una menunduk.

"Bahkan aku cari ponsel di tas mu pun tidak ada. Jadi aku tulis memo aku simpan dekat telepon. Aku menunggu nunggu tapi tidak ada juga kabarmu, sampai..."

Ben tidak melanjutkan kalimatnya lalu mengusap pipi Una.

Una menatap Ben "Aku tidak menemukan memo apapun om. Tapi kenapa menunggu kabar dariku?"

"Karena aku menyukaimu", sahut Ben. Aruna melepaskan tangannya yang digenggam Ben.

"Kamu sudah menikah ?"

Una menggeleng.

"Kekasih ?"

"Baru putus." Jawabab Una membuat Ben terkekeh

"Tapi aku tidak menyangka akan menemukanmu sebagai pegawaiku sendiri."

Setelah cukup Ben berbicara dengan Una, akhirnya mereka beranjak menuju cluster kamar-kamar mereka. Una meminta Ben agar tidak berbarengan menuju kamar masing-masing agar tidak ada salah paham saat ada yang melihat dirinya bersama Ben.

..._____...

"Kak Una, ayo bangun," ajak Rahmi

"Hmmmm".

"Kalau cuma mau tidur ngapain jauh-jauh ngikut gathering. Mending di rumah aja," ujar salah satu rekan se kamar Una

"Hmmmm."

"Aku tinggal ya, aku mau sarapan dipinggir pantai. Jarang-jarang kan."

Tidak lama terdengar pintu ditutup. Aruna mengerjap matanya pelan, melihat sekeliling. Teman-teman sekamarnya tidak ada, menoleh ke jam dinding yang menunjukan waktu pukul 06.30.

Segera ia berlari ke arah pintu dan membukanya.

"Rahmiiii," jerit Una saat sudah di luar kamar.

Namun bukan Rahmi yang ditemui tetapi pria yang semalam berbicara dengannya, Ben Chandra.

"Om ngapain ada disini ?"

Ben menunjuk kamar bertuliskan VIP pada Una.

"Oh, jadi kamar itu untuk CEO," jawab Una

"Kamu ngapain keluar kamar pakai kostum begitu," ujar Ben sambil menatap Una.

"Hahh," seru Una lalu matanya membola saat menyadari dia hanya menggunakan tank top dan celana panjang leging dengan rambut acak-acakan karena bangun tidur. Segera berbalik dan masuk kembali ke kamar.

Mengenakan celana kulot selutut dan kaos seragam acara yang sama dengan peserta lain juga alas kaki yang disediakan pihak resort di tiap kamar, Una memasuki resto untuk sarapan. Sebagian peserta gathering ada yang sudah bermain dipinggir pantai namun ada juga yang masih menikmati sarapannya.

Melewati meja yang ditempati oleh para manager, Una mengangguk dan mengucap salam "Selamat pagi pak". Hanya Dimas yang menjawab yang lain hanya balas mengangguk.

"Nah kebetulan kamu langsung tanya sama Una nih," seru Vino memberikan ponselnya pada Una.

Mau tidak mau Una akhirnya menerima ponsel tersebut.

"Halo"

....

"Enggak usah takut Sya, laki loe aman disini. Kumpulnya juga bareng sesama jenis semua."

.....

"Sya loe telpon ke hp gue aja ya, ini hampir semua yang ada di ruangan natap ke gue, tau sendiri lambe curah suka menyimpulkan sesuatu menurut sudut pandang sendiri"

....

"Iya, bye," Una mengakhiri panggilan dari Meisya.

Setelah sarapan, kegiatannya adalah perlombaan sesama antar divisi untuk menambah keakraban dan semangat. Saat acara bebas hampir semua peserta bermain di pantai, ada yg hanya berayun di ban karet, menaiki banana boat dan jet ski.

Pukul 4 sore semua peserta sudah harus masuk ke bis masing-masing untuk kembali ke Jakarta.

"Ayo Kak Una, nanti enggak kebagian kursi."

"Ya enggak mungkinlah, berangkat kebawa ya pulang juga aman," ucap Una pada Rahmi.

Menaiki bis 3 sama seperti saat berangkat ternya bis memang hampir penuh. Rahmi kembali duduk di samping Abil seperti saat kemarin. Hanya mengenakan kaos berwarna mustard, jeans biru dan sandal mules serta sling bag Una menduduki kursinya. Mengambil ponsel dan ear phone dari tasnya, dia tidak mau menoleh ke samping saat seseorang duduk disebelahnya.

Memasang ear phonenya lalu memutar lagu, dia kurang nyaman harus duduk bersama Dimas seperti saat berangkat. Jadi Una menggunakan ear phone dan memilih memejamkan mata menghindari komunikasi dengan Dimas.

Tidak lama setelah bis meninggalkan resort, ear phone sebelah kiri Una diambil dan dipasang ditelinga pria yang duduk disebelah Una.

"Om_"

"Ssttt, udah kamu tidur aja. Aku penasaran kamu dengerin agu apa," sahut Ben sambil menyilangkan tangan di dada. Karena menggunakan kaca mata hitam jadi Una tidak tau apakah Ben sedang terpejam atau tidak.

Hari sudah mulai gelap namun baru setengah perjalanan karena beberapa titik yang dilewati terlihat macet. Una terkejut karena tangannya digenggam oleh Ben. Sampai tiba di lokasi tujuan, Ben terus menggenggam tangan Una.

1
Nova Angel
Lumayan
Nova Angel
una n ben harus tegas devi calon ulat bulu tu
Mu'rifatul Laili
Luar biasa
Nova Angel
ngrti lah suami mu itu pengusaha org sibuk jgn egois
Fida
Luar biasa
Nova Angel
kesel bodoh mudah terpancing
Nova Angel
lagian ngapain lg hamil ikut"riony segala
Nova Angel
harus tegas ben
Nova Angel
tu kan suka mah ben
Nova Angel
ngapain percya mah jalang itu intiny ben cinta mah km
Uba Muhammad Al-varo
terima kasih kakak Author 🙏💪💪💪
Yuni Harti
Luar biasa
Arsen Arsenio
kasihan si aruna dapet bekas ny clara semua..gk adil banget outhor ny..dr sekian novel yg ini q gk respek jd maaf 🙏🙏q sampai sini aja baca ny
Arsen Arsenio
sayang ny si ben kyk teh celup
jeje
Luar biasa
𝐙⃝🦜Zifei_WanitaTangguh💫
ngakak so hard🤣
Tiwi
keren
teti kurniawati
saya sudah mampir dan menambahkan ke favorit. Mampir juga yuk ke karya aku
Perjodohan Arini
Suami absurd
Suami rupa madu mulut racun
Yuniar Dachi
semoga pertemuan ini membuat Ben dan Aruna berjodoh
Pendak Wah
Ok aku bagi like min, kayaknya Seru nih 😁
marlina t sangaji: /Heart//Heart/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!