Bagaimana perasaanmu jika kamu di madu di saat pernikahanmu baru berumur sepekan? Itu yang aku alami, aku di madu, suamiku menikahi kekasihnya yang teramat di cinta olehnya.
Aku tak pernah dianggap istri olehnya, meski aku istri pertamanya. Namun cintanya hanya untuk istri keduanya
Aku menjalani pernikahan ini dengan begitu berat. mungkin ini cara ku untuk membalas kebaikan pada Ayah Mas Alan, beliau begitu baik membiayai kuliahku selalu menjaga dan melindungiku setelah Ayah dan Ibuku meninggal saat diriku masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.
Aku tak habis pikir jika kisah hidupku akan serumit ini, di tinggal orang tua, menikah pun di madu. Sungguh tragis kisah hidupku.
Hingga akhirnya Ayah sangat membenci Mas Alan setelah tahu kelakuan anaknya, dan Ayah membawaku pergi jauh dari kehidupan Mas Alan dan Maduku setelah aku dan Mas Alan bercerai.
Cerita ini karena terinspirasi tapi bukan plagiat! Bacalah, dan temukan perbedaannya🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon winda W.N, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 23. Kedatangan Ayah
Lala yang terkejut melihat tamunya kini terdiam kaku, begitu juga tamu tersebut.
"Ayahh...," gumam Lala dalam hati. Walau dia belum pernah bertemu dengan Pak Ilham, setidaknya dia tahu wajah Pak Ilham dari foto pernikahan Nia dan Alan.
Sedang Pak Ilham tertegun melihat sosok wanita di depannya. Beliau kira jika yang membukakan pintu adalah menantunya, justru orang lain yang membukakannya. Dia berniat ingin memberi kejutan pada Nia dan Alan.
"siapa perempuan ini. Cantik rapi memakai seragam kantor. Apa mungkin teman Nia?" gumam Pak Ilham dalam hati. Beliau terus melihat Lala dengan intens.
"pagi Pak," sapa Lala. Kemudian meraih tangan kanan Pak Ilham, untuk mencium punggung tangan beliau. Namun segera di tepis oleh Pak Ilham.
"nona siapa?" tanya Pak Ilham. Pak Ilham mengira jika beliau salah alamat, tapi setelah di lihat nomor rumah itu beliau yakin tidak salah alamat. Apa lagi di garasi terlihat ada mobil Alan.
"siapa sayang....," teriak Alan dari ruang makan.
"sayang..., itu suara Alan. Aku tidak mungkin salah mendengar," gumam Pak Ilham kembali. Beliau menatap tajam pada Lala, Lala hanya menunduk tak berani menatap Pak Ilham.
Alan yang tak mendapat jawaban dari Lala, ia langsung beranjak dari duduknya. Dia melangkah menuju pintu depan untuk melihat siapa yang bertamu.
"sayang, siapa yang bertamu pagi pagi seperti ini," teriak Alan sambil berjalan keluar. Lala pun membalikkan badannya dengan kepala menunduk. Alan yang merasa ada sesuatu yang tidak beres, karna Lala hanya menunduk dia mempercepat langkahnya.
"ada apa?" tanya Alan khawatir. Lalu berjalan keluar pintu. Dia terkejut melihat Ayahnya, kini Pak Ilham menatap tajam pada Alan. Dia pun menelan salivanya dengan susah.
"Ayah...kenapa tidak mengabari Alan kalau mau ke sini Yah?" tanya Alan gugup. Lalu meraih tangan Pak Ilham namun segera di tepis oleh beliau.
"siapa wanita ini?" tanya Pak Ilham tegas. Alan dan Lala hanya diam dan menunduk.
"kenapa Ayah tiba tiba datang, mana Nia gak ada di rumah ini. Ini semua gara gara Nia, untuk apa dia pergi. Di ajak pulang juga menolak terus," gumam Alan dalam hati. Dia masih saja menyalahkan Nia atas perbuatannya sendiri.
"Alan, jawab pertanyaan Ayah!" teriak Pak Ilham. Beliau memegang dadanya yang terasa nyeri. Alan yang hendak menolong Pak Ilham, justru di tepis oleh beliau.
"Ayah duduk dulu," ucap Alan khawatir.
"aku bisa sendiri," ketus Pak Ilham.
Pak Ilham pun duduk, yang juga di ikuti Alan dan Lala. Pak Ilham menarik napasnya dalam kemudian dia keluarkan pelan.
"siapa wanita ini, dan kenapa kau memanggilnya sayang?" lirih Pak Ilham yang masih memegang dadanya.
"Ayah tenang dulu, Alan akan ceritakan siapa dia!"
Ahirnya pelan pelan Alan pun menceritakan siapa Lala, Pak Ilham pun menangis mendengarnya. Beliau merasa telah gagal mendidik anak laki laki satu satunya. Beliau telah salah mempercayakan Nia pada Alan.
Beliau mengira jika Nia menikah dengan Alan, akan aman dan Alan bisa menjaganya. Nyatanya Alan justru menyakiti Nia, Alan tidak bisa di beri amanat oleh Pak Ilham.
Pak Ilham merasa bersalah pada Nia. Karna ulahnya, Nia bukannya bahagia, justru Nia sangat sangatlah menderita.
"mana Nia, panggilkan Nia! Ayah ingin bertemu dengannya, ujar Pak Ilham.
"Nia pergi dari rumah, sejak kembali dari Bandung Yah!" ucap Alan jujur.
"apa....Nia pergi," teriak Pak Ilham. Beliau memegang dadanya yang semakin sakit. "pantas saja dari tadi dia tidak ikut keluar menemuiku," gumam Pak Ilham.
"bagaimana bisa Nia pergi, dan kenapa kamu tidak mencarinya!" ujar Pak Ilham.
"Alan sudah mengajaknya pulang Yah, tapi dia tidak mau pulang lagi ke rumah ini!" jawab Alan. Pak Ilham pun menggeleng gelengkan kepalanya.
"apa kau tak bisa membujuknya," ucap Pak Ilham geram.
"Alan sudah berusaha membujuknya. Tetap saja Nia tidak mau ikut Alan pulang," ucap Alan sendu. Lala hanya diam menunduk dan mendengar perbincangan antara Ayah dan Anak.
"itu artinya, Nia benar benar sudah kecewa padamu!" ujar Pak Ilham. Ingin sekali beliau menghajar anaknya, namun beliau menahan amarahnya.
"aku sudah meminta maaf padanya Yah. Aku juga sudah membujuk, bahkan aku memohon padanya. Agar mau pulang karna Lala benar benar marah padaku karna kepergiannya," dengan entengnya Alan berkata seperti itu.
"plaakk....," suara tamparan. Akhirnya Pak Ilham menampar wajahnya, setelah dari tadi beliau menahannya.
"kenapa kau itu begitu bodoh Alan, jelas Nia tidak akan mau ikut denganmu. Dengan alasan jika perempuan itu sedang marah padamu!" ujar Pak Ilham. Beliau berkata dengan menunjuk Lala, Lala yang di tunjuk hanya diam dan kembali menunduk.
Lala tidak tahu harus berkata apa, karna mertuanya kini sedang marah besar padanya dan juga Alan.
krn lala wujud iblis berbentuk manusia.
lala sudah menghancurkan pernikahan nia dan alan.