Gania Anjasmara, ialah putri tunggal dari pasangan Arya Anjasmara dan Miranda. Di usianya yang baru menginjak usia 3 tahun, Gania harus kehilangan sang Mama untuk selama-lamanya. Kini 15 tahun telah berlalu, Gania telah tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik dan tangguh pastinya karena sejak kecil ia hanya hidup berdua bersama Papanya. Terkadang ia juga dititipkan dirumah Neneknya karena Papanya sibuk bekerja. Bagaimanakah kelanjutan ceritanya? Penasaran? Simak terus ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delatama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
First Kiss Gania
Gania mencari informasi beberapa universitas yang menurutnya bagus, untuk Fakultasnya ia ingin melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran.
Secara tidak sengaja Gibran lewat ruang kerja Papa dan melihat Gania sedang sibuk disana.
"lagi ngapain?" tanya Gibran
"liat aja sendiri" jawab Gania sewot
Kemudian Gibran menatap layar komputer Gania.
"kamu mau kuliah Kedokteran?"
"hmm"
"kuliah Dokter tuh lama lho Ga, kamu yakin?"
"kenapa engga?" Gania menatap sinis
"yaudah kalau bisa cari yang deket aja, jangan yang jauh apalagi sampai luar kota"
"sstt tugasmu kan cuma menjaga bukan melarang?"
"oke emang bener tugasku cuma jaga kamu. Tapi kalau kamu jauh dari sini bagaimana caraku menjaga? disini banyak pekerjaan. Kamu juga harus memikirkan Papa Arya dong"
Seketika Gania diam dan menatap Gibran
"ya terus maunya aku harus kuliah dimana?"
Kemudian Gibran duduk di samping Gania, ia merebut mouse yang Gania pegang untuk bergantian mencari informasi.
"ini aja. Universitas A. Tempatnya deket sama kantor jadi berangkat sama pulangnya bisa bareng aku"
"tapi ini kan mah...."
"berapapun biayanya aku siap" jawab Gibran dengan cepat
Kemudian Gibran dan Gania sama sama keluar dadi ruang kerja Papa dan mencari Papa untuk berdiskusi.
***
Kamar Papa
"Pa.."
"gimana? udah nemu? udah diskusi?"
Kemudian Gibran menyerahkan informasi yang telah ia print.
"hmm bagus juga ini, lokasinya juga deket sama kantor" ucap Papa
"ihh" decis Gania
"ya sudah Gania siapkan berkasnya dulu, mungkin lusa Gania bisa daftar kesana"
"hmm iya Pa"
Gibran tersenyum puas melihat Gania menuruti permintaannya dan Papa Arya.
***
Malam
"loh ngapain masuk kesini?" tanya Gania ketika melihat Gibran masuk ke kamarnya
"tidur lah" Gibran merebahkan tubuhnya di ranjang Gania
"ihh pergi, kan aku udah bilang kamu tidurnya di kamar sebelah"
Gania menarik tangan Gibran agar bangkit dari ranjang, tapi Gibran dengan sengaja menarik Gania kembali hingga Gania jatuh. Bibir tipis Gania pun mendarat di bibir Gibran, dengan sengaja juga Gibran mencium bibir Gania.
"aaaaaa! ciuman pertamaku!" teriak Gania
Gibran cengengesan melihat tingkah istri kecilnya.
"ngapain ketawa?! keluarr!"
Gibran pun keluar dari kamar Gania dengan wajah gembira.
"yesss! berhasil juga gue nyium Gania" ucap Gibran yang mulai merebahkan diri di kamarnya
Sedangkan Gania yang berada dikamarnya merasa kesal dengan Gibran. Selama ini Gania belum pernah berpacaran, ia sangat menjaga dirinya. Dan meskipun Gibran sudah sah menjadi suaminya, sepertinya ia masih menjaga dirinya dari hal hal itu.
***
Hari sudah pagi, jam menunjukkan pukul 06.30 tapi Gania belum terlihat keluar dari kamarnya.
"Ga, bukain dong" teriak Gibran dari luar
"Gania"
*tok tok*
Tak lama kemudian Gania membuka pintu kamarnya.
"hmm" jawab Gania dengan mengucek matanya
"baru bangun ya?"
"hmm"
Gania baru saja bangun tidur karena semalam ia tidak bisa tidur gara-gara teringat ciuman pertamanya.
"numpang mandi ya, air kamar mandiku mati" lalu Gibran masuk begitu saja
"stop!" Gania mengejar Gibran
Seketika Gibran menghentikan langkahnya, dan *buggg*. Gania menabrak Gibran.
Gibran melebarkan matanya, ia merasa sesuatu yang empuk menabrak badannya.
"ihh mandi aja di bawah" ucap Gania
Gibran berbalik dan menatap sesuatu dibalik piyama Gania.
"pantesan empuk, ternyata ngga pake ..."
Gania sadar ia belum memakai bra ia langsung teriak dan menutupinya dengan kedua tangan.
"aaaaa!!!"
Gibran tahu pasti setelah ini Gania akan marah lalu ia dengan cepat masuk ke kamar mandi Gania. Gibran masih membayangkan gunung kembar Gania dan tanpa sadar sesuatu miliknya mulai bangun.
Lebih real dalam penyampaian bagaimana pasutri menyikapi suatu pernikahan dan perkembangan anak
semoga novel selanjutnya tetap menarik ya Thor..tidak terjebak dg gaya novel lainnya yg terlalu ekstrim, banyak pelakor, mertua jahat, suami kejam dsb😘😘
go...semangat