Casey Copeland, wanita berusia 24 tahun yang memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan ibunya sejak ia masih kecil. Casey tidak tau mengapa ibunya membedakannya dengan kakaknya. Ibunya membenci Casey.
Casey mulai lelah dengan segala upaya yang dilakukannya hanya untuk mendapat perhatian ibunya. Casey berubah, ia tidak ingin menjadi Casey yang dulu lagi.
Casey menjebak kekasih kakaknya hingga mereka berakhir di pelaminan. Benih-benih cinta mulai tumbuh pada di antara mereka. Akankah kehidupan Casey berakhir bahagia setelah mengetahui siapa pria itu sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1: Bekerja di Toko Roti
Seorang wanita turun dari taxi dengan tergesa-gesa. Wanita cantik berusia 24 tahun itu langsung memasuki salah satu toko roti terbesar di LA.
"hufftt..." ia menghembuskan nafasnya dan mengabsen di mesin finger print. Toko roti tempatnya bekerja menyediakan mesin absensi biometrik untuk semua karyawan disana. Toko roti tersebut merupakan salah satu toko roti terkenal di kotanya. Pemiliknya merupakan salah satu istri dari pebisnis ternama.
"Casey, kenapa kamu datang pagi ini?" tanya Leandra rekan kerjanya di bagian kasir. Ia terkejut melihat temannya datang pagi ini karena biasanya Casey datang siang hari.
"Mulai sekarang aku akan bekerja full time di sini, " ujar Casey mengambil baju kerjanya dari dalam tasnya dan menaruh barang-barangnya ke dalam loker karyawan.
"Bagaimana dengan mengajar anak-anak?" tanya Leandra lagi.
"Aku hanya guru pengganti saja di sana selama satu tahun ini, Mrs Eleanor sudah selesai cuti, untuk sementara aku akan bekerja disini full time menunggu ada panggilan dari beberapa sekolah yang baru ku lamar beberapa hari ini," pungkas Casey.
"Begitu ya, semoga lamaran mu di terima," tukas Leandra. Casey lalu mengangguk.
"Aku ke toilet ganti baju dulu ya," kata Casey melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
Setelah mengganti pakaiannya, Casey lalu menuju kasir. Toko roti tempatnya bekerja sudah mulai ramai pengunjung.
"Casey..." panggil seorang wanita paruh baya dengan tampilan elegan. Semua orang yang bertemu dengannya pasti akan mengira jika wanita itu masih di usia 40-an. Namun ternyata wanita itu sedang menjalani usia ke 55 tahun.
"Oh...Mrs. Luvena, selamat pagi," ucap Emma menunduk pada wanita di depannya yang merupakan pemilik toko tempatnya bekerja.
"Ada yang bisa saya bantu Mrs. Luvena," ujar Casey.
"Tidak ada Casey, saya hanya singgah sebentar saja di sini. Saya bosan di rumah," ujar Luvena. Dua hari ini suaminya sedang pergi bersama putra bungsunya ke luar kota untuk urusan bisnis. Luvena bosan di rumah dan memilih datang ke toko rotinya. Cucu kesayangannya juga sudah kembali ke New York bersama menantunya. Membuatnya semakin bosan.
"Apa Mrs. Luvena ingin saya buatkan kopi" tawar Casey ramah.
"Kamu tidak keberatan?" tukas Luvena.
Casey menggelengkan kepalanya dan tersenyum, "tentu saja tidak Mrs. Luvena," ucap Casey. Luvena lalu menganggukkan kepalanya. Casey melangkahkan kakinya menuju pantry toko untuk membuat secangkir roti pada atasannya itu.
Tak lama kemudian Casey menghampiri Luvena yang sedang duduk di kursi. Toko tersebut juga menyediakan meja dan kursi untuk pengunjung yang ingin menikmati rotinya di sana.
"Ini kopinya Mrs. Luvena, maaf jika kopi buatan saya tidak seenak buatan barista," ujar Casey.
"Terima kasih Casey," pungkas Luvena, Casey kemudian mengangguk.
"Kalau begitu saya kembali bekerja dulu Mrs. Luvena," ujar Emma permisi.
"Mrs. Luvena cantik bukan," ujar Leandra yang berada di samping Casey menatap pemilik toko tempat mereka bekerja yang sedang menikmati roti dan kopinya.
"Iya, beliau tetap cantik di usianya yang sudah kepala lima," balas Casey. Seorang pembeli mendatangi Leandra untuk membayar. Tangan lentiknya mulai menekan tombol-tombol yang ada di mesin kasir.
"Semuanya 200 dollar Madam," ucap Casey. Si pembeli kemudian membayarnya dengan uang pas.
"Terima kasih sudah berkunjung ke toko kami Madam. Semoga anda menikmati cakenya," ucap Casey ramah.
"Mrs. Luvena sangat beruntung karena memiliki suami kaya yang sangat mencintainya dan anak yang sangat tampan. Pasti kehidupannya sangat bahagia," pungkas Leandra lagi setelah pembeli tadi pergi.
"Aku bahkan selalu membayangkan jika aku menjadi menantu Mrs. Luvena," ujar Leandra tersenyum membayangkan dirinya menjadi anggota keluarga Garfield.