NovelToon NovelToon
CINTA DATANG BERSAMA SALJU PERTAMA

CINTA DATANG BERSAMA SALJU PERTAMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Karir / One Night Stand / Duniahiburan / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama
Popularitas:323
Nilai: 5
Nama Author: chrisytells

Di Shannonbridge, satu-satunya hal yang tidak bisa direncanakan adalah jatuh cinta.
​Elara O'Connell membangun hidupnya dengan ketelitian seorang perencana kota. Baginya, perasaan hanyalah sebuah variabel yang harus selalu berada di bawah kendali. Namun, Shannonbridge bukan sekadar desa yang indah; desa ini adalah ujian bagi tembok pertahanan yang ia bangun.
​Di balik uap kopi dan aroma kayu bakar, ada Fionn Gallagher. Pria itu adalah lawan dari semua logika Elara. Fionn menawarkan kehangatan yang tidak bisa dibeli dengan kesuksesan di London. Kini, di tengah putihnya salju Irlandia, Elara terperangkap di antara dua pilihan.
​Apakah ia akan mengejar masa depan gemilang yang sudah direncanakan, atau berani berhenti berlari demi pria yang mengajarkannya bahwa kekacauan terkadang adalah tempat ia menemukan rumah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chrisytells, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 23 : Perisai Batu Kapur

Pagi di Shannonbridge biasanya diawali dengan kepulan uap kopi yang menenangkan, namun hari ini, udara di dalam The Crooked Spoon terasa setajam silet. Fionn Gallagher, pria yang biasanya menghadapi badai dengan tawa, kini terus-menerus mengelap meja yang sudah bersih hingga permukaannya mengkilap. Matanya tidak lepas dari sosok Julian O’Neill yang duduk di pojok kedai dengan laptop terbuka dan espresso yang didiamkan hingga dingin.

Fionn merasa terancam. Bukan karena Julian lebih tampan—Fionn tahu ia punya pesona maskulin perdesaan yang tak tertandingi—tapi karena Julian mewakili dunia yang pernah dimiliki Elara. Dunia yang rapi, dunia yang sukses, dan dunia yang membuat Elara merasa harus menjadi "sempurna".

"Kau akan merusak lapisan kayu meja itu, Fionn," bisik Elara, menyentuh lengan Fionn dengan lembut.

Fionn menghentikan gerakannya, otot rahangnya mengeras. "Lihat dia, Elara. Dia duduk di sana seolah-olah dia memiliki tempat ini. Dan cara dia menatapmu... seolah kau adalah aset perusahaan yang salah tempat."

Elara menatap Fionn, melihat kilat cemburu dan protektif di mata biru pria itu. "Dia hanya mencoba mengintimidasi kita, Fionn. Jangan biarkan dia menang dengan membuatmu marah."

"Aku tidak marah," bantah Fionn, meskipun suaranya berat. "Aku hanya tidak suka bau parfum kotanya mencemari udara kedaiku. Dan aku tidak suka dia mengingatkanmu pada masa lalu yang ingin kau lupakan."

Elara meremas jemari Fionn. "Dia masa lalu. Kau adalah masa depan yang sedang kubangun. Ingat itu."

Namun, keintiman mereka terputus saat Julian mengangkat suara tanpa mengalihkan pandangan dari layarnya. "Elara, kemari sebentar. Kontraktor sudah mengirimkan jadwal pembongkaran. Kita mulai dari sisi utara dermaga jam delapan pagi besok. Aku butuh kau menandatangani surat tugas ini sebagai persetujuan teknis."

Elara melepaskan celemeknya dan melangkah menuju meja Julian. Langkahnya mantap, meskipun jantungnya berdegup kencang. Ia bisa merasakan mata penduduk desa yang mulai berdatangan—termasuk Maeve dan Sinead—tertuju padanya.

"Dengar Julian, aku tidak akan pernah menandatanganinya!" kata Elara tegas. Suaranya cukup keras hingga terdengar ke seluruh penjuru kedai.

Julian mendongak, menyunggingkan senyum tipis yang meremehkan. "Jangan konyol, Elara. Ini perintah Tuan Doherty. Menolak tanda tangan ini sama saja dengan surat pengunduran diri secara tidak hormat."

"Lakukan saja jika itu maumu," balas Elara, melipat tangan di depan dada. "Dermaga itu secara struktural masih kokoh. Menghancurkannya bukan hanya pemborosan biaya, tapi juga pengkhianatan terhadap karakter Shannonbridge. Desain hibridaku jauh lebih efisien untuk jangka panjang."

"Efisien?" Julian tertawa sinis. "Sejak kapan menghabiskan waktu memahat batu kapur manual lebih efisien daripada memesan beton pracetak? Kau sudah kehilangan akal sehatmu karena terlalu banyak minum udara rawa."

Saat itulah, Sinead yang sedang menyesap tehnya ikut bicara dengan nada pedas. "Oh, lihatlah sang pahlawan kita. Bukankah lucu? Dia yang datang membawa rencana untuk mengubah desa kita, sekarang dia berpura-pura menjadi pelindung sejarah? Jangan-jangan ini hanya trik agar dia bisa tinggal lebih lama di sini dan... menggoda pemilik kedai kita lebih jauh?"

Maeve menimpali dengan suara nyaring, "Benar, Sinead. Dia hanya ingin terlihat baik di depan Fionn. Padahal dialah yang membawa Julian ke sini sejak awal. Dialah pembawa sial bagi dermaga kita."

Elara merasakan panas menjalar ke pipinya. Tuduhan itu menyakitkan, terutama saat ia sedang berjuang mempertaruhkan kariernya. Namun, sebelum Fionn sempat maju untuk membela, Elara mengangkat tangannya, memberi isyarat agar Fionn tetap di tempatnya. Kali ini, ia akan bertarung sendiri.

Elara berbalik menatap Maeve dan Sinead dengan mata yang berkilat tajam. "Kalian boleh membenciku. Kalian boleh berpikir aku adalah wanita kota yang sombong. Tapi jangan berani-berani menuduhku tidak peduli pada tempat ini."

Lalu ia kembali menatap Julian, suaranya menjadi dingin dan tajam seperti baja.

"Julian, kau bilang kau peduli pada fakta? Mari bicara fakta. Dermaga itu memiliki nilai sejarah kelas dua di bawah perlindungan lokal County Offaly. Aku sudah memeriksa dokumennya tadi malam. Jika kau melakukan pembongkaran tanpa audit lingkungan dan izin arkeologi yang lengkap, perusahaan kita akan terkena denda jutaan Euro dan tuntutan hukum yang akan menghancurkan reputasi Doherty."

Julian terdiam, ekspresinya sedikit berubah. "Itu hanya celah hukum kecil..."

"Celah kecil yang akan membuat Doherty memecatmu dalam sekejap jika kau tetap memaksakannya," potong Elara. "Aku sudah menyiapkan laporan tandingan. Aku mengirimkannya ke dewan kota pagi ini. Tidak akan ada mesin pembongkar yang menyentuh dermaga itu sampai mereka melakukan verifikasi."

Seluruh kedai hening. Fionn menatap Elara dengan rasa kagum yang meluap-luap. Ia tidak menyangka Elara akan menggunakan kecerdasan birokrasinya untuk melakukan serangan balik yang begitu telak.

"Kau berani mengancam perusahaan sendiri, Elara?" bisik Julian, suaranya kini penuh ancaman.

"Aku tidak mengancam. Aku melindungi perusahaan dari keserakahanmu," jawab Elara berani. "Dan aku melindungi hak warga desa ini untuk memiliki masa depan yang tidak menghapus masa lalu mereka."

Julian menutup laptopnya dengan keras. "Kau akan menyesali ini, Elara. Kau pikir warga desa ini akan berterima kasih? Lihat mereka. Mereka masih menatapmu seolah kau adalah musuh."

Setelah mengatakan itu, Julian melangkah keluar dari kedai dengan wajah merah padam. Suasana di kedai masih tegang. Sinead dan Maeve tampak tidak puas, mereka berbisik-bisik dan segera pergi setelah meletakkan koin pembayaran di meja dengan kasar.

Elara merasa kakinya lemas. Ia bersandar pada meja terdekat, tangannya gemetar. Menjadi berani ternyata sangat menguras energi.

Fionn segera menghampirinya, melingkarkan lengan kuatnya di pinggang Elara. "Kau luar biasa, Elara. Kau benar-benar membuatnya bungkam."

"Aku hanya... aku hanya melakukan apa yang benar, Fionn," bisik Elara, menyandarkan kepalanya di bahu Fionn. "Tapi tetap saja, beberapa orang hanya menganggapku melakukan ini demi drama."

Fionn mencium kening Elara, mengabaikan beberapa pasang mata yang masih ada di kedai. "Mereka hanya takut, Elara. Dan terkadang, ketakutan membuat orang menjadi kejam. Tapi kau baru saja membuktikan siapa dirimu sebenarnya. Kau bukan hanya seorang perencana. Kau adalah bagian dari kami sekarang."

Biscotti datang mendekat, menyundulkan kepalanya ke kaki Elara dan mengeluarkan suara rengekan kecil yang menghibur. Elara berlutut, mengelus bulu krem anjing kecil itu.

"Setidaknya Biscotti percaya padaku," Elara tersenyum lemah.

"Aku juga percaya padamu. Selalu," kata Fionn, menarik Elara berdiri kembali. "Dan sekarang, karena kau baru saja memenangkan pertempuran besar, biarkan aku membuatkanmu cokelat panas paling istimewa. Tanpa hitungan kalori, tanpa jadwal."

...****************...

Malam harinya, mereka duduk di depan perapian di pondok Fionn. Kabar tentang Elara yang berhasil menghentikan Julian mulai tersebar, dan meskipun belum semua orang memujinya, suasananya sudah mulai mencair. Seamus bahkan mengirimkan sebotol wiski tua sebagai tanda terima kasih secara diam-diam.

"Fionn?" panggil Elara saat mereka berbagi selimut di sofa.

"Ya, Sayang?"

"Tadi... tadi siang kau terlihat sangat gelisah saat Julian bicara denganku. Apa kau benar-benar berpikir aku akan kembali ke dunia itu?"

Fionn terdiam sejenak, menatap api yang berderak. "Jujur? Ya. Aku takut. Dia terlihat seperti bagian dari hidupmu yang masuk akal. Sedangkan aku? Aku hanya pria yang membuatmu bangun pagi dengan aroma kopi dan debu rawa. Aku takut kau akan menyadari bahwa kau terlalu berharga untuk desa kecil ini."

Elara meraih wajah Fionn dengan kedua tangannya, memaksa pria itu menatapnya. "Dengarlah baik-baik, Fionn Gallagher. Dunia Julian itu dingin. Tidak ada hati di sana. Tidak ada kejujuran. Di sini, meskipun ada orang seperti Sinead yang pedas, setidaknya semuanya nyata. Dan di sini, ada kau."

Elara mencium bibir Fionn dengan lembut, ciuman yang penuh dengan pengabdian. "Aku memilih 'kekacauan' bersamamu daripada keteraturan bersamanya. Selalu."

Fionn membalas ciuman itu dengan intensitas yang meluap, rasa takutnya menguap digantikan oleh gairah dan cinta. Di tengah ketegangan proyek dari kota dan pandangan buruk warga, mereka menemukan pelabuhan yang aman di pelukan satu sama lain.

"Besok mungkin Julian akan membawa pengacara," bisik Fionn di sela ciuman mereka.

"Biarkan saja," jawab Elara dengan nada menantang yang menggemaskan. "Aku sudah menyiapkan Gantt Chart untuk perlawanan hukum kita. Dia tidak akan tahu apa yang menghantamnya."

Fionn tertawa, suara rendahnya yang maskulin memenuhi ruangan. "Aku sangat mencintai sisi perencanamu saat digunakan untuk kejahatan yang baik."

Malam itu, di bawah perlindungan batu kapur sejarah dan kehangatan cinta, Elara O’Connell tahu bahwa perjuangannya baru saja dimulai. Namun, ia tidak lagi merasa seperti orang asing. Ia adalah perisai bagi Shannonbridge, dan ia tidak akan membiarkan dermaga—maupun hatinya—dihancurkan oleh siapa pun.

1
d_midah
ceilah bergantung gak tuh🤭🤭☺️
d_midah: kaya yang lebih ke 'sedikit demi sedikit saling mengenal, tanpa terasa gitu' 🤭🤭
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!