"Maafkan aku, tak bisa menepati janjiku untuk tetap setia padamu, sayang. Pada akhirnya aku kalah dengan nafssu." Jeff bersimpuh di depan istrinya, Queen Ariana. Pria itu menyesal karena tak bisa menepati janji nya pada sang istri, untuk tetap setia dengan nya.
"Aku sudah menyiapkan hatiku saat hal ini terjadi, aku cukup tau diri, Mas." Queen tersenyum manis, nyatanya sudah dari lama dia mengantisipasi hal ini.
"Aku hanya wanita pelampiasan hasrat, sadarlah Kirana. Kau tak berarti apapun bagi tuan Jeff, karena dia mencintai istrinya." Kirana Andriana, perempuan yang mengorbankan masa depan nya sendiri, demi melunasi hutang-hutang yang di tinggalkan sang ayah.
Akankah Jeff membuka hatinya untuk Kirana? Setelah banyak malam yang mereka lewati bersama, akankah perasaan nya berubah pada Kirana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 - Mulai Ragu
Jeff masih terdiam, kejadian tadi masih membekas di ingatan nya dia kehilangan kendali dan mencium Kirana. Apakah semudah ini dia melupakan cinta nya pada Queen? Tidak! Susah payah dia meyakinkan wanita itu untuk membangun rumah tangga dengan nya, tapi sekarang dia seperti melanggar sumpah nya sendiri di hadapan tuhan saat dia meminang Queen menjadi istri nya, menjadikan nya satu-satunya wanita yang dia cintai.
"Kenapa aku mulai ragu dengan perasaan ku sendiri? Padahal Queen adalah wanita yang sangat aku cintai." Gumam Jeff sambil memegangi kepala nya yang terasa berdenyut nyeri, entah apa yang akan di pikirkan Kirana tentang kejadian tadi. Itu semua membuat nya pusing, belum lagi masalah pengobatan Queen yang tak membuahkan hasil, padahal dia sudah menyewa dokter hebat dari luar negeri, tapi tetap saja penyakit istrinya masih sama, tak ada perubahan sama sekali malah semakin memburuk.
"Bawakan minuman ke ruangan ku sekarang!" Perintah Jeff lewat telepon, lalu mematikan nya sepihak setelah dia selesai bicara. Dalam situasi begini dia menginginkan sesuatu yang membuat pikiran nya sedikit lebih tenang.
Tak lama pintu terbuka, menampilkan sosok tegap yang membawa beberapa botol minuman beralkohol di tangan nya.
"Bos, anda baik-baik saja?" Tanya nya, tapi Jeff hanya menatap pria itu dengan wajah datar nya.
"Kau bisa melihat nya sendiri kan, aku baik-baik saja!" Jawab Jeff, masih dengan wajah datar nya.
"Tapi, anda sudah lama tak minum minuman seperti ini." Sejak menikah dengan Queen, Jeff menghentikan kebiasaan buruk nya, biasa nya setiap ada masalah dia akan minum-minum hingga tak sadarkan diri. Tapi sejak menikahi istri nya, Jeff berhenti total.
"Aku hanya sedang ingin saja, kau bisa menemani ku minum kalau kau ingin."
"Baiklah Tuan, saya akan menemani anda." Jawab nya, lalu kedua nya pun duduk bersampingan di sofa. Memulai acara minum-minum mereka, Jeff menuangkan segelas cairan transparan itu ke dalam gelas kecil lalu menenggak nya dalam sekali tegukan saja. Sensasi panas di tenggorokan mulai terasa, tapi Jeff tak menghentikan minum nya, malah semakin menjadi. Dia bahkan langsung meminum nya dari botol.
"Tuan, sudah hentikan. Anda terlalu banyak minum, tak baik untuk kesehatan anda."
"Diam kau, jangan mengaturku!" Tegas Jeff, pria itu terus minum hingga tepar tak sadarkan diri.
"Ya ampun, sebenarnya ada apa dengan Bos? Sudah lama dia tidak minum seperti ini." Gumam pria itu.
Kirana sedang memijat kaki ibu nya, setelah pulang dari kantor tadi, dia langsung mengurusi kebutuhan ibu nya. Meski masih kuat melakukan pekerjaan, bahkan menjadi buruh cuci, tapi tugas memasak adalah tugas Kirana, itu atas permintaan Kirana sendiri. Dia tak mau ibu nya kelelahan, jadi sebisa mungkin dia membatasi kegiatan ibu nya.
"Bagaimana pekerjaan mu, Kiran?" Tanya Ibu nya, membuat Kirana mendongak.
"Lancar kok Ma, Bos Kiran sangat baik dan royal. Kemarin Kiran di beri bonus lagi, buat beli obat ibu."
"Syukurlah kalau pekerjaan mu lancar Nak, Mama hanya bisa berdoa untuk pekerjaan juga untuk jodoh mu. Semoga kamu di pertemukan dengan pria yang bertanggung jawab dan mampu bersikap tegas sebagai suami." Ucap Nita, mama nya Kiran. Perempuan itu menghela nafas, hal ini lagi yang menjadi topik pembicaraan, padahal kemarin ibunya juga membahas hal ini.
"Ibu bicara apa sih? Kiran belum mau menikah, lagian kan Mama sudah bilang itu kemaren."
"Kenapa Nak? Usia mu sudah pantas untuk mempunyai seorang suami."
"Kiran masih 23 tahun Bu, masih muda. Kiran ingin fokus dulu sama karir, juga sama Ibu." Ucap Kirana sedikit kesal.
"Mama sudah tua Nak, sakit-sakitan begini. Mungkin ibu hidup takkan lama lagi, sebelum Ibu pergi, ibu ingin melihat cucu dari mu. Kamu anak Mama satu-satunya, Kiran."
"Jangan bicara yang tidak-tidak Mama, takdir tuhan siapa yang tahu kan? Kiran pasrahkan semua nya sama yang di atas, jodoh Kiran mungkin masih jagain jodoh orang." Jawab Riana.
"Terserah kamu saja kalau begitu, sudah malam sebaiknya kamu tidur Nak."
"Iya Bu, besok Kiran ada meeting pagi sama klien dari luar negeri." Jawab Kirana dia menghentikan kegiatan memijat nya dan pergi ke kamar nya sendiri.
Riana menghela nafas lega, urusan menyembunyikan masalah Kirana memang juara nya. Dia berbaring di ranjang reot, kasur nya sudah lapuk di balut sprei bermotif kartun kucing biru. Bagaimana jadinya, kalau ibunya tau dia pingsan di perusahaan tadi? Pasti mama nya akan sangat khawatir.
Kirana terdiam sambil menatap langit-langit kamar nya, dia memikirkan kejadian yang tadi menimpa nya. Jeffran mencium bibir nya, bahkan ciuman pria itu masih membekas rasanya.
"Astaga, kenapa aku malah membayangkan ciuman itu terus? Sadar Kiran, hubungan kalian hanya sebatas bos dan sekretaris, tidak lebih. Lagi pun Tuan Jeff sudah punya istri, ada apa dengan aku ini." Kirana merutuki diri nya sendiri, dia harus nya sadar mungkin Jeff tak sengaja mencium nya. Tapi tak masuk akal juga kalau tak sengaja, karena pria itu mencium nya dengan liar, bahkan sempat memasukan lidahnya.
"Biarkan saja lah, sebaiknya aku tidur. Besok aku harus menghadiri meeting penting, bersikaplah profesional Kirana!" Tegas nya pada diri sendiri.
Di rumah Jeff, Queen masih belum bisa memejamkan mata nya. Dia menunggu suami nya, tapi pria itu tak kunjung datang juga.
"Nyonya belum tidur?"
"Apa tuan belum pulang?" Tanya Rachel terbata.
"Belum Nyonya, mungkin Tuan lembur di kantor. Sebaiknya Nyonya tidur, jangan begadang tak baik untuk kesehatan Nyonya."
"Kamu bisa pergi, aku akan tidur jika sudah ingin." Ucap Queen lagi, pelayan itu pun pergi dari kamar itu.
"Kamu dimana Mas? Apa benar kamu sudah memiliki wanita lain di luaran sana? Apa aku sudah benar-benar tersingkir dari hati mu Mas? Semua ini bukan keinginan ku." Gumam Queen sambil memejamkan matanya.
Air mata Queen kembali luruh membasahi wajah nya, dia tak berani membayangkan apa yang suami nya sedang lakukan di luaran sana.
"Kalau aku tak ingin kehilangan suami ku, aku aku harus semangat untuk sembuh, iya kan?" Gumam Queen. Tapi dengan kondisi nya saat ini, suatu kemustahilan dia bisa sembuh total seperti sedia kala.
Pagi hari nya, Jeff memutuskan pulang untuk mengganti pakaian nya dan menemui istri nya, semalam dia terlalu banyak minum hingga tak sadarkan diri.
"Antar saya pulang Pak." Pinta Jeff pada supir kantor nya, dia masih dalam keadaan mabuk, masih tersisa sedikit pusing di kepala nya, jadi tak mungkin dia menyetir sendiri.
"Baik Tuan."
Supir pun mengantarkan Jeff pulang ke rumah nya, dia langsung keluar begitu mobil berhenti di halaman rumah nya. Dia melangkahkan kaki nya masuk ke dalam rumah, dia menghembuskan nafas panjang nya. Dia kesepian, dia membutuhkan sosok yang menyambut nya setelah lelah seharian beraktivitas.
"Sepi, kayak rumah kosong." Gumam Jeff lalu mulai menaiki tangga menuju kamar nya, dia membuka pintu perlahan dan langsung mendapat hadiah tatapan tajam dari istri nya. Tapi Jeff bersikap seolah dia tak salah apa-apa, dia bersikap seperti biasa nya.
"Pagi sayang, apa tidur mu nyenyak?"
"Kamu minum, Mas?" Tanya Queen, saat pria itu mengecup kening nya, tercium bau alkohol yang begitu menyengat dari mulut dan pakaian suami nya.
"Ya, sedikit menemani klien." Jawab Jeff asal, Queen menatap pria itu dengan tatapan curiga.
"Mas berbohong?" Tanya nya lagi.
"Tentu tidak sayang, memang nya kenapa?"
"Semalam Mas tidur dimana?"
"Aku lembur di kantor sayang, tapi tak sempat mengabari ke rumah. Sudah, jangan berfikir macam-macam, aku tak berbuat sekotor itu." Ucap Jeff berusaha meyakinkan Queen.
Akhirnya Queen kalah, dia memilih percaya pada suami nya. Pria itu tersenyum lalu mengusap lembut puncak kepala istri nya.
"Aku mandi dulu, setelah itu harus ke kantor lagi ada meeting dengan klien dari luar negeri." Ucap Jeff, tak sepenuhnya berbohong, karena memang dia harus meeting dengan klien dari Amerika, harusnya kemarin, tapi terpaksa harus di undur karena Kirana pingsan.
Tak lama, pria itu keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggang nya. Badan atletis nya terekspos membuat Queen meneguk ludah nya dengan kasar, dia begitu merindukan sensasi saat tubuh itu tengah mengungkung nya, dia merindukan moment-moment saat dia menggagahi nya, membayangkan nya saja mampu membuat inti nya terasa berdenyut manja.
"Kenapa sayang? Kau menatap ku seperti mendamba, kau menginginkan nya?" Tanya Jeff saat menyadari tatapan mendamba dari sang istri.
Jeff mendekat, aroma sabun menyegarkan menguar memenuhi indra penciuman Queen. Dia juga sudah lama tak berendam di kamar mandi, sudah lama dia tak memanjakan tubuh nya.
"Kau mau? Aku bisa saja melakukan nya, tapi itu pasti akan menyakitimu." Queen menatap Jeff dengan nanar, sekali saja dia berharap pria itu mau melakukan penyatuan.
"Baiklah, aku kunci dulu pintu nya." Putus Jeff akhirnya, tapi entah kenapa dia tak bernafsuu untuk melakukan nya. Jujur, dia memang kurang kehangatan ranjang tapi dia tak bernafsu melakukan nya pada Queen, mungkin karena merasa kasihan dengan keadaan istrinya yang lemah.
"Mas.." Lirih Queen saat Jeff mulai meraba-rabaa tubuh nya.
"Iya, kenapa sayang?"
"Pelan-pelan saja." Ucap Rachel, meski dia ingin tapi dia merasa takut juga untuk melakukan nya.
"Tentu saja, sayang." Jawab Jeff sambil tersenyum.
Baru saja Jeff akan membuka lilitan handuk nya, ponsel di nakas berbunyi nyaring pertanda panggilan masuk.
Jeff menutup kembali handuk nya, dan mengangkat telepon nya.
"Hallo Kirana, ada apa?"
"Maaf tuan saya mengganggu waktu anda, saya hanya ingin mengingatkan kalau hari ini ada rapat penting dengan pemegang saham dari luar negeri."
"Ya aku tau, sebentar lagi aku sampai." Jawab Jeff lalu mematikan sambungan telepon nya.
"Sayang maaf, lain kali kita melakukan nya ya. Aku harus segera pergi ke kantor." Queen menatap Jeff yang terlihat buru-buru dengan sendu, mata nya berkaca-kaca. Mungkin dulu beginilah saat dia meninggalkan Jeff di saat pria itu sedang menginginkan dirinya dan dia malah pergi karena urusan pekerjaan.
"Aku pergi dulu, jangan lupa makan. Aku mencintai mu." Jeff mengecup singkat kening Queen lalu pergi meninggalkan wanita itu sendirian di kamar nya.
Selepas kepergian Jeff, Queen menangis dalam diam. Ini adalah balasan dari perbuatan nya di masa lalu, menyesal pun sudah terlambat saat ini.
Di mobil, Jeff berpikir seperti nya dia mulai ragu dengan kata cinta yang setiap hari dia ucapkan pada Queen. Apa nama Queen masih memiliki posisi yang sama seperti dulu?
.......
🌷🌷🌷🌷
note : Hasil revisi, maaf kalo ada pengulangan adegan🙏