Kesalahan fatal yang Zea lakukan untuk kabur dari bodyguard telah merubah seluruh hidup nya , karena ingin bersembunyi membuat Zea tanpa sadar masuk kedalam kamar seorang Mafia yang tengah mabuk .
Malam itu telah merubah segalanya hingga Zea harus menikah dengan Axel karena meraka telah melewatkan satu malam bersama .
" Mau kemana Girls?" pertanyaan Axel menatap noda diatas ranjang dengan tatapan sayu.
" Mau pulang " tangis Zea duduk memeluk lututnya, menangis sejadi-jadinya.
Axel menatap ke arah pintu yang terdengar ramai sekali orang diluar bahkan sudah terdengar baku hantam yang tak terelakkan.
yuk baca🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
Sore harinya atas izin dari Axel , Zea bertemu dengan Daddy nya didampingi ketat oleh para bodyguard Axel disebuah ruangan VIP restoran.
" Zea " Daddy memeluk putrinya dengan penuh kerinduan.
" Daddy , aku sangat merindukan Daddy" kata Zea .
" Zea maafkan Daddy nak yang sudah salah paham padamu , sekarang Daddy sudah tau semuanya dan mengerti kenapa kamu menentang keputusan Daddy " ucap Daddy yang sangat paham posisi putrinya ketika itu .
" Sudahlah Daddy jangan disesali semuanya sudah terlanjur terjadi dan kondisi sudah berbeda jauh " ucap Zea dengan senyum terpaksa .
" Tapi setidaknya aku lega sekarang Daddy tau semuanya dan percaya padaku " ucap Zea mengajak Daddy nya duduk .
Daddy terlihat mengetik sesuatu di ponsel nya dan menunjukkan pada Zea .
" Zea tuan Axel mungkin memasang penyadap antara kita jadi jangan mengatakan hal yang tidak seharusnya ya " Zea mengangguk.
" Daddy menemukan rekaman cctv ini , oleh sebab itulah Daddy tau semuanya " kata Daddy seolah-olah menunjukkan sebuah bukti .
" Zea untuk saat ini turuti dan jangan cari masalah dengan tuan Axel , Daddy berjanji akan mengusahakan yang terbaik dan mencari cara untuk membebaskan mu nak "
" Daddy punya satu bukti lagi soal Jordan " Daddy menunjukkan pesan yang diketik nya .
" Daddy tapi aku ," ucapan Zea terhenti saat dia tidak mungkin mengatakan soal janji antara dia dan Axel .
" Zea apa kamu baik-baik saja ?" tanya Daddy dengan lirih mengelus tangan putrinya dengan suara bergetar .
" Aku baik-baik saja Dad, tuan Axel memperlakukan aku dengan baik " kata Zea dengan jujur .
" kamu tidak berbohong akan hal itu ?" pertanyaan Daddy yang sangat khawatir mengingat Axel seorang mafia serta rumor publik yang menyatakan pria itu tegas, kasar dan juga tidak berperasaan.
" Tidak , Daddy aku tidak berbohong . Buktinya aku baik-baik saja dan tuan Axel juga memberikan aku fasilitas serta boleh kuliah juga " kata Zea memberitahu Daddy nya .
" Dan dia juga sudah melakukan klarifikasi pada publik bahwa kamu istrinya " sambung Daddy yang sungguh terkejut mengetahui hal itu.
" Iya , Daddy" kata Zea yang tidak menyangka juga Axel akan melakukan hal itu kemarin .
Zea bercerita banyak dengan Daddy nya melepas kerinduan setelah cukup lama tidak bertemu.
" Boleh aku memeluk Daddy sekali lagi ?" Zea memeluk Daddy nya cukup lama karena ini mungkin adalah pelukan terakhir .
...........
Hampir jam 5 sore Zea baru sampai dirumah dan ternyata Axel sudah menunggu nya di teras rumah .
" Selamat sore tuan " sapa Zea bergegas turun dari mobil dan menghampiri Axel.
" Aku pikir kamu sudah lupa pulang kerumahku setelah bertemu dengan Daddy mu " ucap Axel yang sudah cukup lama menunggu Zea .
" Ti, tidak tuan , aku tidak akan mengkhianati mu, tuan sudah berbaik hati mengizinkan aku bertemu dengan Daddy" kata Zea berdiri menunduk dihadapan Axel .
" Masuklah" kata Axel berjalan masuk diikuti Zea dibelakangnya.
" Apa tuan sudah makan ?" pertanyaan Zea yang menghentikan langkah Axel .
" Kenapa ?" tanya Axel berbalik menghadap Zea yang ditangan nya menggenggam satu paper bag .
" Daddy membawakan aku makanan apa tuan mau ikut makan juga" kata Zea .
Axel melangkah menuju meja makan pertanda dia mau ikut memakan makanan yang dikirimkan oleh Daddy Zea .
" Zea aku tidak mengerti bukankah kalian bertemu direstoran lalu mengapa Daddy mu masih membawakan makanan untuk mu ?" pertanyaan Axel menatap rantang makanan yang Zea keluarkan dari paper bag .
Axel berpikir kalau itu adalah makanan yang dipesan disalah satu restoran yang mungkin rasa masakan nya kesukaan Zea .
" Ini Daddy sendiri yang memasak nya untuk ku tuan , aku sangat menyukai masakan Daddyku " pernyataan Zea dengan semangat mengisi piring nya dengan nasi .
" Daddy kamu pandai memasak ?" tanya Axel yang diangguki Zea .
" Ayo makan tuan " kata Zea dengan tidak sabar .
" Apa yang akan aku makan " kata Axel karena Zea sama sekali tidak mengisikan piring nya dengan makanan.
" Ehhh, maaf tuan " kata Zea segera mengisi piring Axel dengan makanan .
" Selamat makan" senang Zea namun segera mencegah saat Axel akan menyuap makanan itu pertama kali .
" Kenapa ?" tanya Axel .
" Tuan biar aku yang memakan makanan ini dulu, aku tidak mau jika nanti terjadi sesuatu padamu dan nanti malah berpikir Daddy menjadi penyebab nya karena ini makanan Daddy yang membuatnya" kata Zea mencoba lebih dulu setelah merasa aman baru membiarkan Axel makan .
" Zea aku berani memakan nya tanpa ada yang mencicipi karena aku rasa Daddy mu tidak akan senaif itu meracuni putrinya sendiri " pendapat Axel .
" Tuan apa kau lupa bagaimana Daddy ingin membunuhku saat mengetahui bahwa aku berada diatas ranjang mu ?" pertanyaan Zea yang rasanya sangat hancur setiap kali ingat hal itu .
" Itu terjadi karena dia benar-benar marah , kecewa dan tertekan saat itu Zea . Tidak ada seorang ayah yang akan tega membunuh anaknya secara sadar " ucap Axel .
" Termasuk tuan ?" tanya Zea .
" Zea jika kamu berani melakukan hal-hal yang akan membahayakan anak ku yang belum lahir atau ada orang lain yang berani menyakiti mu ketika mengandung anakku, aku akan memenggal kepala orang itu " pernyataan Axel .
Zea meneguk air putih dengan susah mendengar ucapan Axel yang tidak main-main dan emosinya seperti meriam yang siap meledak kapan saja .
............
Selesai makan Zea mengganti bajunya dikamar dan akan segera keluar kamar namun dia tidak sengaja mendengar percakapan Axel yang berdiri di balkon kamar .
" Kalian selesaikan cepat masalahnya, aku benar-benar ingin membunuh si pengkhianat itu dengan tangan ku sendiri " kata Axel yang tengah menelfon sementara Zea sudah meremas tirai mendengar percakapan itu .
" Pengkhianat seperti nya tidak pantas hidup dan aku akan memberikan nya siksaan sebelum kematian dihadapan kalian semua agar tidak ada lagi yang berani mengkhianati aku secara sadar " ucap Axel terdengar begitu marah .
" Siapkan besok ruangan eksekusi nya " perintah Axel segera menutup telponnya.
Zea berjalan cepat keluar kamar dengan kaki gemetaran
" Astaga , tuan Axel akan membunuh seseorang besok " gemetaran Zea yang tidak sanggup lagi berjalan setelah mendengar hal itu akhirnya duduk di seperempat tangga .
" Tuhan bagaimana ini " jangankan untuk menghentikan Axel mendengarkan apa yang dikatakan Axel saja sudah membuat tubuh Zea gemetaran.
" Aku harus menghentikan nya, tuan Axel tidak boleh membunuh orang lain lagi " batin Zea memikirkan cara .
" Zea " panggil Axel yang melihat Zea duduk di seperempat tangga.
" I, iya , tuan " gelagapan Zea dengan takut menoleh kebelakang menatap Axel yang berdiri di belakangnya.
" Apa yang kamu lakukan,? Mengapa duduk disini berbahaya nanti jatuh " peringatan Axel.
"Ka, kaki ku tiba-tiba keram tuan " kata Zea dan Axel langsung menggendong Zea karena melihat kaki Zea sampai gemetaran.
" Zea mengapa bisa begini ?" tanya Axel yang duduk disofa memijit kaki Zea yang benar-benar gemetaran