Transmigrasi Cepat: FIGURAN Perebut Peran

...SELAMAT MEMBACA...

...🍆🌰🍆🌰🍆🌰...

Akhirnya, pada hari pengumuman hasil, Shi Sheng dan Xu Qiangfeng tiba lebih awal di tempat pengumuman hasil.

Ketika mereka melihat nama Shi Sheng terpampang jelas dan bahwa ia telah meraih hasil yang luar biasa, keduanya berpelukan dengan gembira, air mata kebahagiaan mengalir di wajah mereka.

Tak lama kemudian, Shi Sheng menerima surat penerimaannya dari universitas impiannya.

Desas-desus di desa berhembus bagai air pasang. Para wanita tukang gosip berkumpul, selalu saling menunjuk dan berbisik tentang hubungan Shi Sheng dan Xu Qiangfeng.

"Tunggu dan lihat saja, Shi Sheng, pemuda terpelajar itu, akan segera masuk universitas dan menjadi penduduk kota."

"Dia bahkan tidak akan melirik Xu Qiangfeng, si udik desa ini. Dia pasti akan berkemas dan pergi begitu saja."

"Tepat sekali. Perasaan mereka masih begitu rapuh dalam menghadapi kenyataan."

"Aku tidak sabar melihat bagaimana Xu Qiangfeng yang saat itu menyombongkan diri karena menikahi Shi Sheng, harus menelan pil pahit karena ditinggal pergi."

Mereka terus bergosip, mereka menutupi rasa dengki karena tidak bisa membuat Shi Sheng menjadi menantu mereka.

Mereka akhirnya mengeluarkan kekesalan dengan menjelekkan Xu Qiangfeng.

*

*

Kata-kata ini sesekali sampai ke telinga Xu Qiangfeng, dan secercah kekhawatiran tak terelakkan muncul di hatinya. Namun setiap kali ia menatap mata Shi Sheng yang penuh tekad, ia memilih untuk memercayainya.

Shi Sheng mengabaikan rumor-rumor ini, pikirannya sepenuhnya terfokus pada persiapan pulang sebelum semester dimulai.

Ia merasa harus memperkenalkan Xu Qiangfeng kepada orang tuanya dengan bermartabat, memberi tahu mereka bahwa pria inilah yang telah ia pilih untuk menjadi pasangan hidupnya.

Ketika penduduk desa menyadari bahwa mereka tidak bertemu Shi Sheng dan Xu Qiangfeng selama beberapa hari, seluruh desa gempar.

Semua orang berspekulasi tentang ke mana mereka pergi, dan mereka yang sudah gemar bergosip pun berbicara lebih gamblang, seolah-olah mereka menyaksikan sendiri Shi Sheng meninggalkan Xu Qiangfeng dan melarikan diri sendirian.

Baru setelah mereka mengetahui dari pemimpin brigade bahwa Shi Sheng telah membawa Xu Qiangfeng pergi menemui orang tuanya, penduduk desa sedikit tenang, meskipun mereka masih berbisik-bisik di antara mereka sendiri.

Beberapa mengejek, berpikir Xu Qiangfeng melebih-lebihkan dirinya sendiri, yakin ia akan ditolak ketika bertemu calon mertuanya di kota, yang lain ingin melihat kepulangannya yang memalukan.

*

*

Sementara itu, di kompleks keluarga Shi yang ramai di Kota S, Shi Sheng dan Xu Qiangfeng masuk. Tangan Xu Qiangfeng tanpa sadar mencengkeram ujung bajunya, matanya dipenuhi ketegangan dan kegelisahan.

Shi Sheng merasakan kegelisahannya, meremas tangannya dengan lembut, dan memberinya senyum penyemangat.

Banyak tetangga di kompleks itu melihat Shi Sheng kembali, mata mereka terbelalak penuh rasa ingin tahu.

Shi Sheng mengetuk pintu dan membukanya. Mata orang tuanya berbinar gembira atas kepulangan putri mereka, tetapi senyum mereka membeku ketika tatapan mereka tertuju pada Xu Qiangfeng, secercah keraguan dan ketidaksenangan terpancar di mata mereka.

Ibunya berbicara lebih dulu, "Sheng Sheng, siapa ini?"

Shi Sheng menarik napas dalam-dalam, meraih lengan Xu Qiangfeng, dan berkata dengan tegas, "Ayah, Ibu, ini Xu Qiangfeng, orang yang ingin kuhabiskan hidupku bersamanya. Aku membawanya kembali agar kalian bisa bertemu dengannya."

Wajah ayahnya langsung muram. Ia menarik Shi Sheng ke samping dan berkata dengan suara rendah, "Sheng Sheng, kamu baru saja masuk universitas, masa depanmu cerah. Bagaimana mungkin kamu bersama anak desa? Apa kamu sudah memikirkan masa depanmu?"

Shi Sheng menatap ayahnya, tatapannya tegas, "Ayah, aku sudah memikirkan semuanya. Meskipun Qiangfeng berasal dari pedesaan, dia baik, ambisius, dan tulus kepadaku."

"Kami telah melalui banyak hal bersama, aku percaya dia bisa memberiku kebahagiaan."

Mendengar ini, raut cemas ibu Shi langsung berubah dingin, dan nadanya meninggi beberapa tingkat.

"Betapa bodohnya kau! Menikah dengan seorang petani, kau akan menderita dalam kesibukan hidup sehari-hari. Masa depan apa yang kau miliki?"

"Adikmu mengandalkanmu untuk dukungan, dia berharap mendapatkan pekerjaan yang bagus di kota. Bagaimana kau bisa membantunya jika kau bersama orang seperti itu?"

Mendengar ini, mata Shi Sheng langsung memerah, dan semua keluhan yang terpendam menggenang di dalam dirinya, suaranya meninggi karena marah.

Suaranya bergetar karena menahan tangis dan amarah secara bersamaan.

"Adik, adik, yang kau pikirkan hanyalah adikmu! Dari kecil hingga dewasa, kapan kau pernah benar-benar memikirkan perasaanku?"

"Aku mencintai Qiang Feng, dia benar-benar baik padaku, dan itu tidak bisa diukur dengan status atau latar belakang."

Ibu Shi mengerutkan kening, menyilangkan tangan, dan berkata dengan tidak sabar, "Kamu dibutakan oleh cinta sekarang, kamu tidak mengerti kerasnya hidup."

"Ketika kamu tidak bisa memenuhi kebutuhan dan terus-menerus mengkhawatirkan uang, kamu akan menyesalinya."

"Adikmu adalah harapan keluarga kita, sebagai kakak perempuannya, sudah sepantasnya kamu membantunya."

Shi Sheng marah sekaligus cemas, dadanya sesak.

"Aku punya hidupku sendiri. Aku tidak ingin perasaan dan masa depanku diatur olehmu, dan aku tidak ingin menjadi pelengkap bagi adikku."

"Meskipun Qiangfeng berasal dari pedesaan, dia pekerja keras dan ambisius. Dia akan menciptakan kehidupan yang menjadi milik kita bersama, bukan seperti yang kamu bayangkan."

Xu Qiangfeng menatap ibu dan anak perempuan yang emosional itu, hatinya menegang, dan dia segera melangkah maju, wajahnya menunjukkan ekspresi tulus dan tegas, dan berkata dengan lantang.

"Bibi, aku tahu apa yang kamu khawatirkan, tapi percayalah, aku pasti akan memperlakukan Shengsheng dengan baik."

Suaranya tegas dan jelas di tengah suasana yang sedikit mencekam.

Mendengar ini, bibir ibu Shi melengkung membentuk senyum mengejek, wajahnya penuh keraguan dan penghinaan.

Ia menyilangkan tangan dan membalas dengan tajam, "Bagus? Apa bagusnya? Hidup di kota, makan, minum, semuanya butuh uang!"

"Naik bus butuh uang, beli baju bahkan lebih mahal lagi. Kau pikir ini pedesaan, tempat kau bisa hidup dari bertani? Kau berharap putriku membiayaimu?"

Ia lalu berbalik dan menunjuk Shi Sheng, sambil berteriak, "Dasar anak durhaka! Kau bahkan tidak memberi tahu keluargamu kalau kau akan menikah! Kami membesarkanmu dengan sia-sia! Kau akan menyesali ini!"

🍉🐢🍉🐢🍉🐢

🍒 pasti pada kesal sama Emaknya yaaa