Alinea Alexandra sangat bahagia saat orang tuanya menjodohkan dirinya dengan Diksi Galenio, pria yang selama ini diam-diam dia cintai.
Namun, kenyataan tak sesuai dengan harapannya, Alinea harus menelan pil pahit karena hanya dijadikan istri rahasia oleh Galen.
"Kamu tidak perlu bertingkah seperti seorang istri! Karena Aku menikahimu hanya untuk balas budi. Satu lagi, rahasiakan pernikahan ini dari kekasih ku!" Diksi Galenio.
Namun, saat Alinea terus memperjuangkan cintanya, Dia justru dipertemukan kembali dengan mantan kekasihnya.
Apakah Alinea akan terus berjuang untuk mendapatkan cinta suaminya?
Atau menyerah dan memilih mantan kekasihnya?
"Aku tunggu jandamu!" Skala Bumi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21
"𝘋𝘢𝘥, 𝘋𝘰𝘬𝘵𝘦𝘳 𝘕𝘰𝘭𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘪𝘮𝘣𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘢𝘬𝘶!"
"𝘒𝘶𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘫𝘢𝘳! 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘪𝘬𝘶𝘵𝘪 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘮𝘢𝘪𝘯𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢, 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘋𝘢𝘥𝘥𝘺 𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘥𝘪𝘢 𝘱𝘦𝘭𝘢𝘫𝘢𝘳𝘢𝘯!"
Ruby masuk ke dalam apartemen Dokter Nolan setelah bertukar pesan dengan Chandra. Ruby tahu Dokter Nolan aji mumpung dengan memanfaatkan keadaannya saat ini.
Ruby tidak ingin menanggung resiko karena salah langkah mengambil keputusan yang akhirnya akan berakibat pada kehancuran karirnya sendiri. Karena itulah memberitahu Chandra adalah keputusan yang paling tepat menurutnya.
...----------------...
Bugh
Bugh
"Kurang ajar! Kamu berani mengkhianatiku, Nolan?"
Dokter Nolan meringis saat Chandra menghajarnya tanpa ampun. Namun Dokter itu sama sekali tidak berniat untuk membalasnya, melawan Chandra sama saja dengan menghancurkan dirinya sendiri.
"Baby, kita pergi dari sini!"
Setelah puas menghajar Nolan, Chandra mengajak Ruby pergi dari apartemen Itu.
Ruby mengangguk dan mengekor di belakang Chandra. Sebelum keduanya benar-benar pergi, Chandra kembali memberi peringatan pada Dokter Nolan.
"Jangan macam-macam dengan ku! Atau Kamu akan tahu akibatnya!"
Nolan mengepalkan tangannya, Dia tidak berdaya melawan seorang Chandra yang memiliki kekuasaan atas dirinya.
"𝘚𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘬𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘵𝘶𝘯𝘥𝘶𝘬 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢?!"
...----------------...
Chandra membawa Ruby ke apartemen miliknya. Pria itu mendorong sedikit kasar tubuh Ruby ke tempat tidur, kemudian melucuti dress yang Ruby kenakan.
"Arrrggghhh, sakit!"
Ruby mengerang kesakitan karena Chandra memasukkan rudalnya secara paksa tanpa pemanasan terlebih dahulu.
"Ampun, Dad!"
Chandra terus menghentakkan miliknya tidak peduli dengan Ruby yang terus berteriak kesakitan. Pria itu baru melepaskan Ruby setelah pelepasannya, dan tanpa memikirkan kesakitan Ruby, Chandra langsung terlelap di samping tubuh wanitanya.
"Hiks... hiks...."
Ruby terus terisak karena merasakan miliknya yang terasa perih. Chandra selalu bersikap seperti ini jika sedang merasa kesal, dan Ruby selalu menjadi korban pelampiasan kekesalannya.
Kadang Ruby merasa tidak kuat menghadapi sikap Chandra yang seperti itu, namun lagi-lagi demi karirnya Ruby terus bertahan dalam kesakitan nya.
"𝘈𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘳𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘫𝘢? 𝘞𝘢𝘭𝘢𝘶𝘱𝘶𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪𝘯𝘺𝘢, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘬𝘶𝘢𝘵 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘥𝘪𝘱𝘦𝘳𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴!"
Ruby terus menangis sampai akhirnya tertidur karena kelelahan menangis sepanjang malam.
...----------------...
Pagi-pagi sekali Galen merasa kesal karena istrinya ternyata tidak pulang sejak semalam. Pria itu mencoba menghubunginya, tapi nomor ponsel istrinya itu tidak bisa dihubungi.
"Kemana Kamu, Sayang?"
Tidak seperti biasanya Ruby tidak bisa dihubungi, biasanya sesibuk apapun wanita itu selalu menjawab panggilannya ataupun mengirimnya pesan. Galen semakin khawatir dan cemas mengingat saat pergi istrinya itu berpakaian yang menurutnya tidak pantas.
Tiba-tiba saja pikiran buruk mulai menghampirinya, Galen takut terjadi apa-apa pada istrinya.
"Bagaimana ini?"
Galen semakin bingung karena dirinya pun harus pergi ke kantor. Sampai saat ini Galen belum mengetahui jika Perusahaannya berada di ujung tanduk. Galen hanya tahu hari ini adalah pertemuannya dengan Cakrawala Kingdom untuk melanjutkan project pembangunan hotel.
"Sebaiknya aku pergi sekarang, aku tidak boleh terlambat!"
Beberapa menit kemudian Galen sudah sampai di lokasi tempat pembangunan hotel. Pria itu mengernyitkan keningnya karena ternyata acara sudah di mulai tanpa menunggunya terlebih dahulu. Galen merasa geram karena dirinya merasa tidak dihargai.
"Kenapa acaranya sudah dimulai? Kenapa kalian tidak menungguku dulu?" Galen sedikit berteriak membuat atensi semua orang tertuju padanya.
"Kenapa harus menunggu Anda?" Skala tersenyum sinis menatap Galen.
Galen tidak terima dengan sikap Skala yang tidak menghargainya. Walaupun Skala memang jauh di atasnya, tapi seharusnya Dia bisa menghargainya sebagai rekan bisnis.
"Saya tahu Anda memang berada jauh di atas saya, Tuan Skala. Tapi seharusnya Anda bisa menghargai saya, project ini bukan hanya milik Anda. Ada kontribusi saya juga di dalamnya."
Semua orang berusaha menahan tawanya saat Galen mengungkapkan keberatannya. Dan hal itu dilihat jelas oleh Galen membuat pria itu semakin merasa diremehkan.
"Sepertinya, Tuan Galen terlalu sibuk dengan istrinya, sampai tidak melihat berita trending 2 hari ini?" Cibir Orion. Abang Alinea itu selalu paling bersemangat jika meyangkut mantan iparnya. Kekesalannya terhadap Galen seperti sudah mendarah daging di hati seorang Orion Alexander.
Alinea menatap tajam Orion yang sudah melewati batasannya. Wanita cantik itu selalu mengedepankan profesional, dan menurutnya Abangnya itu sudah keterlaluan karena menyinggung masalah pribadi Galen.
Orion hanya acuh saja pura-pura tidak melihat peringatan adiknya itu. Pria itu justru semakin bersemangat mempermalukan Galen.
"Maksud Anda apa, Tuan Orion?"
"Ck! Sebaiknya Anda cek berita selama 2 hari ini!"
Galen semakin penasaran dengan ucapan mantan Kakak iparnya itu, tanpa pikir panjang pria itu langsung merogoh sakunya dan mengambil ponselnya pintarnya. Alangkah terkejutnya Galen saat melihat berita hot line selama 2 hari ini yang menyatakan bahwa perusahaan miliknya di ambang kebangkrutan.
Galen nyaris saja terhuyung saking terkejutnya jika saja seseorang tidak menahan tubuhnya. Galen merasa bodoh karena dirinya tidak mengetahui apa yang terjadi pada perusahaannya selama 2 hari terakhir ini.
Tanpa sepatah kata pun Galen pergi dari tempat itu. Dalam pikiran Galen saat ini hanya Daddynya, Pandu Nandana pasti sangat kecewa padanya dan semakin membencinya.
Sementara itu setelah kepergian Galen dari lokasi pembangunan itu, Skala terdiam dengan berbagai pemikiran yang menghantuinya. "𝘈𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘬𝘩𝘪𝘢𝘯𝘢𝘵 𝘪𝘵𝘶, 𝘈𝘭? 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘪𝘬𝘢𝘱 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢?"
Skala mendadak hilang kepercayaan dirinya. Apalagi saat melihat Alinea yang membantu Galen saat mantan suaminya itu nyaris terhuyung. Skala bisa melihat tatapan Alinea pada mantan suaminya itu masih menyiratkan perasaan yang terpendam.
"Alinea memang sangat mencintai pria bodoh itu, jadi sebaiknya kamu menyerah saja! Bersaing dengan masa lalu itu menyakitkan, Bro!" Bisik Orion pada Skala.
Skala mendelik tidak suka dengan ucapan Orion. Pria tampan itu tidak terima jika dirinya kalah dari Diksi Galenio. "𝘈𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘶𝘬𝘵𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘖𝘯𝘪𝘰𝘯, 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘎𝘢𝘭𝘰𝘯 𝘢𝘪𝘳 𝘮𝘪𝘯𝘶𝘮 𝘪𝘵𝘶. 𝘌𝘯𝘢𝘬 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘥𝘪 𝘣𝘢𝘯𝘥𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘬𝘩𝘪𝘢𝘯𝘢𝘵 𝘪𝘵𝘶!"
Tanpa Skala sadari ucapan Orion itu berhasil mengembalikan kepercayaan dirinya. Bahkan jiwa narsisnya naik 180 derajat dari sebelumnya.
"𝘚𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘒𝘢𝘭𝘢𝘫𝘦𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯𝘨 𝘮𝘶𝘭𝘢𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘱𝘢𝘯𝘤𝘪𝘯𝘨."
𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥
tuh denger apa kata babang skala awas nyesel looh 🤭🤭👍❤🌹🙏