NovelToon NovelToon
Ranting Patah

Ranting Patah

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Pelakor / Mengubah Takdir / Penyesalan Suami / Pihak Ketiga
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Atha Diyuta

Rumah tangga yang hancur ibarat ranting yang patah.Takan bisa disambung kembali.

Begitupun hati seorang istri yang telah dipatahkan bahkan dihancurkan takan mudah untuk sembuh kembali.

Seorang istri dan seorang ibu akan tetap kokoh saat diuji dengan masalah ekonomi namun hatinya akan remuk dan hancur saat hati suaminya tak lagi untuknya..
apa yang tersisa?
rasa sakit, kekecewaan dan juga penyesalan.

Seperti halnya yang dialami oleh Arini dalam kisah yang berjudul " Ranting Patah "


Seperti apa kisahnya?
Akankan Arini bertahan dalam pernikahannya?



Baca selengkapnya!!!


Note: Dukung kisah ini dengan cara baca stiap bab dengan baik,like,komen, subscribe dan vote akan menjadi dukungan terbaik buat author.

Dilarang boom like ❌
lompat bab ❌
komentar kasar atau tidak sopan ❌



Terimakasih, sekecil apapun dukungan dari kalian sangat berati untuk author 🥰🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16

" Pak bos,kenapa berdiri disana? Apa Arini tidak mau membuka pintu untuk bapak?"

Merasa penasaran akhirnya Tati menghampiri Hans yang masih berdiri didepan pintu kontrakan Arin.

" Astaga,Tati kemarilah!"

Setelah tati mendekat Hans lantas membisikan sesuatu ditelinga tati.Keduanya saling berjabat tangan setelah membuat kesepakatan.

" Deal bos!" Ucapnya dengan senyum lebar.

" Ini DP'nya sisanya jika pekerjaanmu sukses oke!" Ucap Hans sembari menyodorkan uang lima lembar seratus ribuan ke tangan tati.

Dengan wajah berbinar Tati menerima itu,bahkan wanita dengan tahi lalat di dahinya itu mengibaskan uang tersebut selayaknya kipas.

" Rejeki Nomplok!" kekehnya.

" Ssssttttt! Diam!" sungut Hans

Sementara Tati hanya memberikan sikap hormat kepada pria tampan didepannya.

Tok tok

" Mas sudah aku bilang jangan paksa aku untuk membuka pintu." teriak Arini saat mendengar pintu rumahnya diketuk untuk kesekian kalinya.

" Ini mba Tati Rin!"

" Mba Tati?"

" Iyaa."

" Ada apa mba? Maaf saya tidak bisa buka pintunya mba,jika mba ada perlu silahkan bicara saja.Insya Alloh saya mendengar dari dalam mba." ucap Arin.

" Em,ini penting Rin.Kamu jangan hawatir pak bos sudah pergi." Dusta Tati.

" Jangan bohong mba!"

" CK! Kamu tidak percaya sama mba Rin? Apa kamu fikir mba main-main,kamu tau ini sangat penting." Kata-kata Tati terdengar begitu meyakinkan.

Didalam rumah Arin bimbing,satu sisi ia takut jika Hans masih ada diluar namun sisi lain Arin merasa tidak enak hati jika harus mengabaikan Tati.

" Rin!"

Karna tak ada tanggapan,Tati berusaha memanggil Arin.

" Mba yakin?" terdengar lagi suara Arin.

" Sangat yakin Rin!" ucapnya meyakinkan.

Kendati didalam hatinya Tati begitu resah,jika Arin tidak membuka pintu dan keluar maka lima lembar yang ada disaku Tati akan lenyap menyisakan jejaknya saja.

" Ayo lah Rin,apa kamu tidak kasian sama mba.Ini menyangkut hidup dan mati mba." Demi sepuluh lembar uang berwarna merah,Tati begitu lancar mengarang cerita.

Klek klek

ceklek

" Mba kenapa mba?"

Tanya Arini panik.

" Nah sukses,sisanya bos!" celetuk Tati tanpa basa-basi.

Hans hanya tersenyum dan menggelengkan kepala,namun tetap saja pria berambut hitam legam itu memberikan sisa yang sudah dijanjikan.

" Lunas!" ucapnya.

Sementara Arin yang belum faham situasinya masih terdiam dengan tatapan yang sulit diartikan.

Puk puk

" Sering-seringlah sperti ini rin, kedatanganmu membawa keberkahan untukku." Dengan tidak berdosanya Tati menepuk-nepukkan uang tersebut didepan Arini.

" Hanif Dinda,keluar nak budhe tlaktir baso sama ice cream." Teriak Tati dan tanpa disangka Hanif dan Dinda keluar dengan wajah girang.

Mereka tetaplah seorang anak-anak yang sangat suka jika dikasih hadia cuma-cuma.

" Hanif Dina!" teriak Arini namun sudah terlanjur keduanya naik ke sepeda motor Tati.

Menyisakan dua orang yang kini saling diam namun begitu berisik di otaknya.

" Jelaskan apa maksudnya ini! Kamu sengaja bersekongkol dengan mba Tati untuk mengelabuhi ku begitu?" Tuduh Arin.

Sementara yang tertunduh hanya tersenyum sembari menggedikan bahunya.

" CK! Ternyata kamu masih saja Licik!" sungut Arin.

" Ya begitulah Rin, apapun akan aku lakukan." Ucap Hans tanpa merasa bersalah.

" So,kamu mau menutup pintu ini lagi atau mau mempersilahkan aku masuk?" Tanya Hans dengan santainya.

" Lalu apa yang kamu lakukan jika aku kembali menutup pintu?" Ucap Arin.

" Maka aku akan dobrak pintu ini sampai terbuka." Ucap Hans enteng.

Mendengar jawaban Hans Arini menggerlingkan bola matanya dengan malas.

" Kamu masih sama seperti yang dulu mas." Ucap Arin yang hanya bisa ia ucapkan dalam hati.

Tanpa menunggu persetujuan Arin,Hans masuk menerobos begitu saja dan duduk dilantai.Ditempat itu memang belum ada karept ataupun sofa karna kontrakan itu baru satu malam arin tempati.

" Sungguh bos yang tidak sopan? Apa begini cara kamu bertamu kerumh orang?" Cibir arini.

" Siapa bilang ini rumah orang? Ini tempatku,kamu yang sedang numpang dirumah ini!"

Jawaban Hans menohok hati Arin namun Arin tetap bersikap biasa saja.

" Tapi aku sudah membayarnya bahkan untuk tiga bulan kedepan.Jadi aku juga memiliki hak selama tiga bulan kedepan." ucap arin yang tak mau kalah dengan Hans.

" Oh ya? Tapi sayangnya Tati belum memberikan uang itu kepadaku,jadi itu tidak berlaku,karna ini tempatku bukan tempat Tati!"

"CK! Menyebalkan! Katakan,apa maumu!" Todong Arin tanpa basa-basi.

" Apa begitu sikap kamu terhadap seorang tamu? Tidakkah kamu ingin menyuguhkan secangkir kopi atau teh?" Goda Hans.

" Maaf beribu maaf bapak Hans yang terhormat,saya belum punya gelas apa lagi gula dan kopi.Jadi tidak ada kopi atau teh disini!" Sungut Arin.

Sikap Arin semakin membuat Hans merasa senang,pasalnya ia seperti menemukan Arin yang dulu.Rasa rindunya sedikit terobati dengan tingkah dan sikap Arin.

Lain halnya dengan Dinda dan Hanif yang tengah melahap baso jumbo yang ditlaktir Tati di kedai baso yang tak jauh dari tempat tinggal mereka.

" Budhe,budhe biasanya Dinda Kaka sama ayah bunda pergi makan baso ditempat yang bagus,ini meskipun ditempat seperti ini basonya ngga kalah enak ya budhe!" Celetuk Dinda.

" Adek,ngga boleh bicara sperti itu.Itu ngga sopan dek,ngga baik.Ngga enak kalau didengar sama pemilik warung baksonya."

Hans yang sudah memiliki pemikiran lebih dewasa dengan lembut menasehati Dinda.

" Ngga papa Hanif,Dinda kan masih kecil.Em,Dinda suka sama baksonya disini?" Tanya tati.

" Suka budhe."

" Kalau suka nanti kapan-kapan budhe ajak lagi kesini ya sayang."

berbeda dengan Dinda,Hanif hanya mengaduk aduk mangkuk baksonya seperti tidak berselera.

" Hanif kenapa baksonya tidak dimakan? Hanif tidak suka atau bagaimana?" tanya tati pada akhirnya.

Meskipun baru mengenal mereka namun Tati cepat bisa memahami sikap anak-anak.Tati sudah lima belas tahun menikah namun belum juga di karuniai momongan, melihat Hanif dan Dinda hati Tati tersentuh dan Tati merasa cocok dengan dua anak Arini yang sopan dan menggemaskan.

" Budhe maaf,apa budhe kenal sama om yang tadi? Kenapa dia berteriak didepan rumah kita,apa dia marah sama bunda? Apa uang kita kurang?" Tanya Hanif, kekhawatiran terlihat jelas dari raut wajah Hanif.

Melihat wajah Hanif yang gelisah Tati lantas mendekat.

" Hanif,om itu namanya om Hans.Beliau pemilik kontrakan tempat kita tinggal, beliau mengenal bunda dan beliau adalah teman bunda.Beliau tidak marah,hanya ingin berbicara dengan bunda.Jadi Hanif jangan hawatir ya nak,tenang saja bunda tidak akan dapat masala apapun.Sekarang Hanif makan baksonya,nanti kita bungkus buat bunda.Terus pulangnya kita beli ice cream kesukaan Hanif sama Dinda.Okee!"

Mendengar penjelasan Tati wajah Hanif kini tampak kembali sumpirngah,anak itu lantas memakan baksonya.

Namun kegelisahan justru menghampiri hati Tati.

" Ada hubungan apa Arini sama pak Hans,apa jangan-jangan Arini kabur dari rumah karena ketauan slingkuh,lalu Arini sengaja datang kesini karna tau ini kontrakan milik pak Hans? Tapi apa iya pak Hans adalah palakor? Kalau tidak mengapa pak Hans begitu menggebu-gebu ingin menemui Arini? Astag ini seperti teka-teki,aku harus cari tau yang sebenarnya,aku tidak mau salah menolong orang!' Batin Tati.

Bersambung.....

1
rian Away
HALU GOBLOK
Atha Diyuta
🤭
Atha Diyuta
sayangnya tidak
Atha Diyuta
terimakasih ka
Utayiresna🌷
menjemput🤣
Atha Diyuta: 😄😄😄😄😄😄
total 1 replies
Utayiresna🌷
ah panasnya
Utayiresna🌷
dan janji harus ditepati
Utayiresna🌷
hai hai aku mampir hehe😄
Blueberry Solenne
Wah berat dong ninggalinnya kalau masih rindu
Atha Diyuta: btuul
total 1 replies
Blueberry Solenne
wah pinternya, tinggi juga tu nilainya
Atha Diyuta: 😊😊😊😊😊
total 1 replies
ginevra
ahh ... mending tinggalin aja lah .. toh kamu juga udah berusaha kan....
Atha Diyuta: di bab selanjutnya ka
total 1 replies
ginevra
hadehh... si ibu pinter banget aktingnya....
Atha Diyuta: ibu nya drama
total 1 replies
Fairuz
semangat kak jangan lupa mampir juga yaa
Atha Diyuta: siap ka terimakasih
total 1 replies
Sasikarin Sasikarin
kelamaan drama
Atha Diyuta: 🙏siap menerima kritik dan sarannya ka ☺️☺️
total 1 replies
ginevra
wah... main serong suami mu
Atha Diyuta: /Sob/
total 1 replies
ginevra
emang susah sih punya mertua tukang ikut campur...
rian Away: AH INI SIH TANDA TANDA SELINGKUH BJIR
total 2 replies
Atha Diyuta
ayo mampir dan ramaikan gais
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!