Hidup dalam kemiskinan tak pernah di harapkan semua orang. Tapi takdirlah yang membawanya kesana tapi kita juga tak tau jika suatu saat takdir itu akan bisa berubah tanpa di sangka - sangka.
Lina gadis belia yang hidup kekurangan terpaksa bekerja sebagai pengasuh bayi seorang pengusaha. Siapa sangka pengusaha yang kesepian malah jatuh cinta pada pengasuh putranya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? apakah cinta mereka kan berjaln mulus?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ban 23
"Makin berani kamu bermain - main dengan saya. Jangan harap aku akan mengampuni kamu." geram Bagas sambil melempar ponselnya hingga tak berbentuk.
Wajahnya memerah menahan amarah. Lina yang tak sengaja lewat di depan ruangnya majikannya itu bergidik ngeri. Begitu menyeramkan majikannya yang sekarang sudah berstatus suaminya.
Lina bergegas kembali kekamar Bima. Ia takut Bagas menyadari kehadirannya. Bisa - bisa ia akan jadi pelampiasan kemarahan tuanya.
"Untung dia ga liat ." Lina mengelus dadanya. Terdengar helaan nafas kelegaan.
"Kamu habis ngapain?" terdengar suara dari arah belakang membuat Lina terkejut refleks memutar tubuhnya melihat sayap yang mengajaknya berbicara.
"Tuan." wajah Lina memucat takut Bagas mengetahui bahwa tadi ia sempat mengintip perbuatan Bagas.
"Kenapa kamu kaget kaya gitu?" tanya Bagas.
"Ga kenapa - kenapa tuan." jawab Lina gagap.
"Apakah Bima sudah tidur?" tanya Bagus.
"Sudah tuan, apa tuan mau sesuatu?" tanya Lina gugup.
"Aku mau kamu malam ini." ujar Bagas dengan tatapan tajam pada istrinya.
"Saya belum siap tuan, jangan sekarang tuan. Beri saya waktu untuk bersiap." tolak Lina melangkah mundur karan Bagas merangsek maju hingga tubuh Lina mentok dinding.
"Tuan." lirih Lina mencoba mendorong tubuh Bagas tapi sia - sia karna tenaganya kalah.
"Mau kemana?" Bagas mengunci pergerakan tubuh Lina membuat gadis itu tidak bisa bergerak.
"Maaf tuan, bisa geser dikit"
Bagas mendekatkan wajahnya je wajah Lina mengikis jarak diantara mereka. Bibir yang sudah menjadi candu baginya langsung di kulum membuat Lina terkejut.
Lina merasa kehabisan nafas saat permainannya lidah Bagas makin liar. Lelaki itu tak memberi jeda pada Lina, entah apa yang ada di kepalanya. Permainan Bagas kali ini berbeda dengan biasanya sedikit kasar.
Bagas terus bermain di tubuh istrinya secara membabi buta tanpa mengindahkan teriakan kesakitan dari Lina.
Meski sekarang dirinya sudah halal bagi Bagas tapi setidaknya ia bisa bermain lembut dan tidak menyakiti dirinya seperti ini.
"Tuan, sakit...." teriak Lina saat Bagas menjebol pertahananya. Bagas menulikan telinganya terus mendorong pelurunya menerobos lobang sempit di bawah sana.
Sudut mata Lina berair karna prilaku Bagas di luar batas. Harusnya malam pertama mereka di lalui dengan penuh kelembutan bukan grasak grusuk sepeti ini.
Bagas bermain kasar karna ia butuh pelampiasan dari amarah yang tertahan di hatinya. Emosinya terbawa sehingga tak sadar menyakiti istrinya.
Bagas mengerang saat ia telah mencapai puncaknya. Ada kelegaan saat ular pitonnya telah menemukan sarang yang pas dan rasanya sungguh berbeda dari istrinya yang terdahulu.
Tubuh Bagas mengejang dengan mata tertutup dan mulut yang meracau karna merasakan kenikmatan yang tiada tara. Tubuhnya Bagas menggelinding di samping tubuh Lina. Mata Bahas terpejam dengan senyum tipis terbit di sudut bibirnya.
Sementara Lina masih shock dengan kelakuan uang tiba - tiba dan meninggalkan rasa sakit baik fisik maupun bathin. Perlahan ia hapus air matanya agar Bagas tak melihatnya.
Bagian intinya terasa sangat perih dan sepertinya mengeluarkan cairan bewarna merah. Kepalanya tiba - tiba terasa pusing dan beberpa saat kemudian ia sudah tak ingat apa - apa lagi sampai ia terbangun kembali dan sudah berada di rumah sakit.
...****************...
Assalamualaikum kk, selamat beristirahat kk
Terimaksih supportnya dan jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta vote yang banyak biar thor semakin semangat untuk melanjutkannya bab selanjutnya 👍😘🙏💪
@ima Susanti