NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta CEO Dingin

Terjebak Cinta CEO Dingin

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / CEO
Popularitas:44M
Nilai: 4.8
Nama Author: cacasakura

pernahkah kamu berpikir untuk lari dari penikahan yang tidak ada dalam daftar rencanamu?! Hal itulah yang kini ada dalam pikiran Arinda Anindira, terbesit pikirannya untuk kabur dari pernikahannya bersama Daniel Arsenio.
Bagaimanakah cara Daniel seorang CEO yang sangat dingin meluluhkan dan mendapatkan cinta Arinda?
ikuti terus kisahnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cacasakura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep. 23

Aileen sampai di Arsen medical, dia segera menelpon Ansel menanyakan di mana Daniel sekarang.

“Halo tante”

“Halo sel, daniel di mana sekarang?”

“daniel masih di IGD tante”

“Oke tante sekarang kesana!!!”

Aileen segera menuju IGD di temani pak Rahmad yang sudah memarkirkan mobil di parkiran. Daniel masih ditangani intensif oleh Sean dan dokter jaga. Perawat lain turut ikut membantu memasang infus ditangan Daniel

“Arvin...Ansel”panggil Aileen yang melihat kedua teman putranya berdiri di ruang tunggu IGD.

“Tante” sapa mereka berdua.

“Bagaimana Daniel? Gimana bisa kejadian seperti ini? Apa yang terjadi?” tanya Aileen beruntun

“Tante tenang dulu. Kita sekarang lagi nunggu kabar dari Sean, kita berdoa tante semoga tidak ada yang fatal” Arvin menenangkan Aileen dan memintanya duduk di ruang tunggu IGD. Aileen menatap seorang pria yang tengah berdiri tidak jauh dri mereka

“Bapak ini siapa arvin?”

“beliau supir taksi tan, berkat bapak ini kami bisa segera membawa Daniel ke rumah sakit" jelas Arvin

Aileen bangkit menghampiri supir taksi dan mengucapkan terima kasih. Ansel teringat jika mereka belum membayar argo taksi, dia mengeluarkan sejumlah uang dan di berikan pada supir taksi.

“Pak ambilah ini uang ongkos taksi dan sedikit rezeki untuk bapak”

“Bah apa pula ini, tak perlulah kau bayar aku sebanyak ini, cukup kau bayar saja ongkos taksinya”

“tidak apa-apa pak, ambil saja. Ini rezeki bapak” kata Ansel

“tak usah itu. Aku membantu dengan ikhlas. Doakan saja taksiku ini banyak yang naik”

“Sudahlah bang terima saja, kalau bukan karena bantuan abang. Entah bagaimana nasib teman kami” kata Arvin menaruh uang ke tangan supir taksi. Dengan terpaksa supir itu menerimanya

“baiklah, ku terima ini. Semoga teman kau itu baik baik saja. Kalau begitu aku permisi” supir taksi undur diri meninggalkan rumah sakit untuk kembali kerumahnya.

Sean akhirnya keluar dan menghampiri temannya juga Aileen di sana. Bajunya penuh dengan lumuran darah milik Daniel. Aileen semakin panik, jantungnya berdegup kencang melihat darah di baju Sean.

“Se, gimana keadaan Daniel?” tanya Arvin

“Daniel harus segera di operasi sekarang, ada gumpalan darah di kepalanya yang harus segera di keluarkan. Sejauh pemeriksaan terdapat retak di tulang rusuk dan retak di tangan juga kaki, sebuah keajaiban Daniel nggak mengalami hal yang fatal. Tapi, sekarang ini Daniel dalam kondisi yang mengkhawatirkan kalo tidak secepatnya di operasi ” jelas Sean mengenai kondisi Daniel.

“lakukan...segera lakukan operasinya Sean. Tolong selamatkan Daniel” aileen mulai menangis.

“sean akan melakukan yang terbaik tante” sean berlalu untuk memulai operasi. Para perawat sibuk menyiapkan segala prosedur sebelum operasi di laksanakan.

Peralatan medis telah siap di ruang operasi, perawat membawa Daniel ke ruang operasi. Berkantung-kantung darah telah di sediakan, Dokter ahli bedah telah datang dan siap untuk melaksanakan operasi dengan di dampingi Sean.

Kini Daniel sudah berada di meja operasi. Dokter ahli bedah dan Sean siap memulai operasi di bantu dengan perawat juga dokter pendamping lainnya.

Di ruang tunggu ruang operasi, masih terdapat tanda tanya besar di benak Aileen.

“Ansel, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Daniel bisa seperti ini?” tanya Aileen pada Ansel yang tengah duduk bersama Arvin.

Mereka berdua saling berpandangan, dengan tatapan mengisyaratkan untuk salah satu dari mereka menceritakan kejadian yang sebenarnya.

Ansel mengalah dan mulai bercerita tentang kejadian di apartemen Alexa serta niat jahat Alexa. Aileen terkejut dan tidak pernah menyangka jika Alexa memiliki niat yang sangat jahat terhadap keluarganya.

"Tante benar-benar tidak menyangka jika wanita itu punya maksud yang jahat, syukur alhamdulillah tante merasa tenang sekarang Daniel sudah mengetahui kebenaran wanita ular itu”

“aku juga tidak menyangkanya tante, kami akan segera menyelidiki dan mencari siapa dalang sebenarnya. Jadi sebaiknya hal ini hanya tante saja yang tahu” jelas Arvin yang tidak ingin keluarga Arsenio, terlebih oma Ayu yang sudah lanjut usia menjadi sakit jika mendengar apa yang menimpa Daniel.

“tante mengerti, tante ucapkan terima kasih banyak. Tante tidak bisa bayangkan keadaan jika kalian tidak cepat bertindak”

“tante kami juga anak tante, dan akan juga melakukan hal yang sama jika kami ada di posisi Dan,” Arvin merangkul pundak Aileen menenangkannya.

Dua jam telah berlalu, lampu operasi sudah padam menandakan operasi telah selesai. Sean keluar memberi kabar pada Aileen dan teman-temannya.

“Gimana Se?” tanya Aileen yang melihat Sean dan dokter ahli bedah keluar dari ruang operasi

“Alhamdulillah tan, operasinya berjalan lancar. Sebentar lagi Daniel akan di pindahkan ke ruang perawatan”

“Alhamdulillah, terima kasih ya Allah, Terima kasih Se” ucap Aileen pada Sean.

“Nggak sia-sia kita punya sobat seorang dokter. Jadi kalo kita sakit bisa gratisan nih” timpal Arvin mencairkan suasana yang sempat tegang

“Sialan enak di elu gue yang rugi. Jaman sekarang nggak ada yang gratis bro. Jadi lo mesti bayar dua kali lipat dari biasanya” sean terkekeh

Perawat mendorong brangkar Daniel membawanya menuju ruang perawatan VVIP di lantai paling atas. Aileen dan teman – teman Daniel menyusul kemudian.

Hari masih menunjukkan pukul empat pagi, Daniel masih belum sadarkan diri karena masih di bawah pengaruh bius pasca operasi. Aileen duduk di sofa mencoba kembali mengistirahatkan tubuhnya yang menegang saat menunggu Daniel operasi. Teman-teman Daniel memilih duduk di koridor rumah sakit.

Tak terasa suara Azan subuh sedang berkumandang, Aileen dan teman-teman daniel pergi menunaikan kewajiban di mushalla terdekat.

Aileen kembali ke kamar rawat Daniel, mendapati putranya sudah mulai sadar. Perlahan-lahan mata Daniel terbuka, di lihatnya ke sekeliling ruangan yang tampak asing. Tangannya penuh perban juga kepalanya, sungguh mukjizat Daniel masih bisa selamat walau hanya mengalami luka di tangan, bahu dan kepala serta rusuk yang mengalami retak.

“Sayang...kamu sudah sadar nak” air mata Aileen menggenang di pelupuk matanya menghampiri putranya.

“Mommy....ini dimana?” merasakan sakit di kepalanya.

“Kamu berada di rumah sakit sayang?”

“Rumah sakit? Apa yang terjadi?” Daniel mencoba mengingat, namun rasa sakit segera mendera kepalanya.

“Sakit....” rintih Daniel

“Sayang...jangan di paksakan. Kamu baru saja mengalami kecelakaan dan selesai di operasi” aileen memegang tangan Daniel.

“Operasi? Kecelakaan” kembali Daniel merasakan sakit yang teramat di kepalanya.

“Sudah sayang, kamu jangan memaksakan diri kamu lagi. Sebentar mommy panggil Sean dulu”

Aileen melangkah keluar mencari Sean yang tengah mengobrol dengan Ansel dan Arvin.

“Se, Daniel....dia udah sadar. Tolong kamu periksa dia Se, kepalanya terasa sakit katanya” Aileen tampak sangat cemas.

Sean bergegas masuk ke kamar Daniel di iringi Arvin dan Ansel.

“Bro, lu ga pa-pa? Apa masih terasa sakit”

“Br*****k, sakit kepala gue”

“Tenang bro, lu jangan mikir apa-apa dulu itu dapat memicu rasa sakit di kepala lu” jelas Sean. Daniel mencoba untuk tenang,

“Lu ingat apa yang terjadi” tanya Arvin

“Vin lu jangan mancing dia buat ingat” Ansel memarahi Arvin untuk tidak menanyakan penyebab dia kecelakaan.

“sorry bro, bukan maksud gue buat ingat....” perkataan Arvin terpotong saat Daniel menatapnya

“ingat tentang apa?” kening Daniel mengerut mendengar perkataan temannya.

Sekelebat memory terproyeksi di benak Daniel memicu rasa sakit hebat di kepala dan dadanya.

“Aaaargh... Sakiiit” teriak Daniel kesakitan.

Sean segera menyuntikkan obat penenang untuk mengurangi rasa sakit Daniel.

Berangsur-angsur Daniel mulai tenang dan tertidur kembali.

“Bagaimana dengan Daniel,Se?” Aileen semakin khawatir dengan keadaan putranya.

Sean memeriksa Daniel dengan teliti,

“Tante tenang saja, semuanya akan baik-baik saja” Ansel menenangkan Aileen. Sean melepaskan stetoskopnya setelah memeriksa Daniel

“Daniel udah nggak apa-apa tan, hanya efek samping dari operasinya, sekarang biarkan Daniel untuk istirahat dulu” pinta Sean.

"tan...sebaiknya tante pulang untuk istirahat biar kami yang bergantian menjaga Daniel disini” kata Arvin.

Belum sempat Aileen berbicara pada Arvin, Ponsel Aileen berdering. Pada layar ponselnya tertera nama Davira putriku.

“Iya vira sayang ada apa?” aileen mengangkat telepon dari putrinya

“My....mommy masih di rumah sakit? Gimana keadaan kak Dan? Tadi pak Rahmad cerita kalo kak dan kecelakaan” beruntun pertanyaan ditanyakan oleh Davira saat mengetahui Daniel kecelakaan.

“Kakakmu udah nggak apa-apa sayang, udah di tangani Sean di sini, sebentar lagi mommy akan pulang”

“Oke mom, vira akan nyuruh pak Rahmad jemput mommy di rumah sakit” tanya Davira.

“Nggak usah sayang, kasihan pak Rahmad blom sempat istirahat. Ntar mommy naik taksi aja”

“oke deh mi, mommy ati-ati di jalan ya”

Aileen mematikan ponselnya,

“Tan....biar Arvin yang mengantar Tante pulang, tadi arvin udah telepon orang rumah buat ambil mobil di rumah Tante”

“Nggak usah vin, kamu juga sebaiknya istirahat. Tentunya kamu juga lelah bukan?”

“It’s ok tan, kami yang muda-muda ini udah kebiasaan bergadang, pa lagi vin kebagian tugas beli cemilan buat anak-anak tan. Jadi, Sekalian aja vin antar tan”

Aileen mengangguk menyetujui tawaran arvin, setelah berbicara dengan Arvin Aileen mendekati putranya dan mencium keningnya.

“Ansel, Sean, tante titip Daniel sebentar, tante pulang dulu buat menyiapkan makanan dan keperluan Daniel lalu balik lagi ke sini,” Kata Aileen yang mulai tampak lelah

“Iya tan, ati-ati ya tan” kata Ansel

“O ya, kalian mau tante bawain apa buat makan siang?” tawar Aileen

“Apa aja tan, apapun yang tante bawakan kami pasti makan” timpal Arvin.

Aileen tersenyum terhibur dengan kekonyolan Arvin

“ ya udah tante pulang dulu ya” pamit Aileen di iringi Arvin yang berniat pergi membeli beberapa kopi dan cemilan.

***********

jangan lupa kasih like, vote dan tip nya

😊😊😊😊

( Π _ Π )

1
adning iza
huufftttt masih te²p mewek aja thoorrr😭😭😭😭😭😭😭😭
Syifa Nur
yudaaa cintaku padamu tidak akan luntur
Syifa Nur
harusnya di ukur bajunya sama arin terus teh ada yg sengaja dorong Arin dari belakang nah terus di tahan sama Daniel nah nanti teh saling pandang deh🤭🤭
adning iza
msih trasa nyeseknya pas daniel netesin airmata
adning iza
😍😍😍😍😍😍😍😍😍
adning iza
te²p mewwekk thorrr😭😭😭😭😭
adning iza
msih nyeseg ya thoorrr
adning iza
maih deg²an aja thoorrr pdahal ntah yg kberp aq mengulang🤭🤭🤭🤭
Sri Maniyah
nyesek bgt
Sri Maniyah
sdih bgt. Thor pas bca episode ini /Cry//Cry/
Sri Maniyah
bnr sya juga mo klo gtu
Cha-cha Anugrah Ilahi
Buruk
Ni Made Mahatma Dewi Dewi
Biasa
Ni Made Mahatma Dewi Dewi
Buruk
Ni Made Mahatma Dewi Dewi
sedih aku,,,
Sri Maniyah
nma juga novel knp stu yg sewot
Oniq Zha
Luar biasa
MeMey Nurse
gue baca buat yg ke3 kalinya👍
Anry Ryant
Kecewa
Anry Ryant
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!