NovelToon NovelToon
REGANTARA

REGANTARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Bad Boy / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: Aquilaliza

~ REGANTARA, season 2 dari novel Dendam Atlana. Novel REGANTARA membahas banyak hal tentang Regan dan kehidupannya yang tak banyak diketahui Atlana ~....

Ditinggalkan begitu saja oleh Atlana tentu saja membuat Regan sangat kacau. Setahun lebih dia mencari gadisnya, namun nihil. Semua usahanya tak berbuah hasil. Tapi, takdir masih berpihak kepadanya. Setelah sekian lama, Regan menemukan titik terang keberadaan Atlana.

Disaat Regan merasakan bahagia, berbanding terbalik dengan Atlana yang menolak kehadiran Regan untuk kedua kalinya dihidupnya. Namun, penolakan Atlana bukan masalah. Regan memiliki banyak cara untuk membawa kembali Atlana dalam hidupnya, termasuk dengan cara memaksa.

Akan kah Regan berhasil? Atau malah dia akan kehilangan Atlana sekali lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquilaliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Drama

Pagi sekali Regan sudah berada di rumah Atlana. Kehadiran cowok itu membuat Dara tidak ikut sarapan bersama di meja makan. Jujur, dia takut dan canggung berhadapan dengan Regan.

Atlana sudah beberapa kali memintanya untuk sarapan bersama, juga meyakinkan bahwa Regan tidak masalah jika ada dia di meja makan. Tapi, Dara tetap menolak dan memilih meninggalkan rumah menuju restoran. Dia akan sarapan di restoran saja.

"Besok aku ke Singapur." Regan memulai pembicaraan setelah menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Atlana. Setelah selesai sarapan, mereka langsung berangkat ke rumah Ghea untuk menjemput gadis itu.

"Singapur? Ada urusan pekerjaan?" tanya Atlana. Dia menghadapkan wajahnya ke arah Regan.

"Hm." Regan hanya berdehem, namun sebelah tangannya masih aktif mengusap pelan punggung tangan Atlana.

"Berapa lama?"

"Kenapa? Takut kangen?"

"Ish! Apaan sih?"

Regan tersenyum tipis. "Gak lama. Akan aku usaha in biar cepat urusannya."

"Lama juga gak papa."

Regan menoleh pada Atlana dengan kening mengerut. Apa Atlana senang dia tinggal? Regan menghentikan mobilnya, membuat Atlana menatapnya bingung.

"Kenapa berhenti?"

"Kamu senang aku pergi?"

"Senang, tapi gak juga."

"Nana??"

Atlana terkekeh pelan. Tangannya yang tadinya digenggaman Regan ia lepas, lalu beralih keduanya tangannya yang menggenggam sebelah tangan Regan yang besar.

"Aku bercanda. Gak ada yang senang kalau cowoknya pergi. Aku doa in biar urusan kamu di Singapur nanti bisa cepat selesai. Kamu juga hati-hati disana. Harus pulang dalam keadaan sehat, gak boleh ada yang lecet. Dan satu lagi, gak boleh ada cewek. Cukup Nita yang buat aku pusing. Gak usah ada cewek lain lagi."

Regan terkekeh pelan. Kenapa gadisnya sangat menggemaskan? Rasanya dia ingin segera menyelesaikan masalahnya, dan segera melamar Atlana lagi, kemudian mereka menikah seperti yang ia rencanakan dulu, sebelum kejadian buruk itu terjadi.

Regan melepas genggaman Atlana dan beralih meraih sebelah tangan gadis itu. Dia membawa tangan lembut Atlana ke bibirnya, lalu mengecupnya penuh cinta.

"I love you."

Atlana tersenyum. "I love you too."

***

Mobil Regan berhenti di halaman rumah Ghea. Kedua saling pandang saat melihat mobil Erteza juga motor Leo ada disana. Sepertinya kedua orang itu ingin menjemput Ghea untuk berangkat kuliah bersama.

Tapi, ada satu yang mengusik pikiran Atlana. Dia tidak ingin sahabatnya pergi dengan Erteza. Jika terjadi, sudah pasti akan menimbulkan masalah untuk Ghea.

"Ayo." Atlana terkesiap saat melihat tangan Regan terulur di depannya. Regan sudah berdiri di samping mobil dengan pintu mobil terbuka, menunggunya turun. Dia tak sadar kapan lelaki itu turun dari mobil.

Atlana tersenyum tipis, lalu meraih tangan Regan dan turun. Keduanya berjalan bersama memasuki rumah Ghea. Dan pemandangan pertama yang mereka lihat saat selangkah melewati pintu adalah, Erteza dan Leo yang saling beradu pandangan sengit, sementara Ghea berada di tengah-tengah mereka dengan pandangan bingung.

"Lo gak bisa bawa Ghea. Lo pakai motor, sementara kaki Ghea masih sakit," ucap Erteza.

"Lo gak berhak buat nentuin. Gue bisa bantuin Ghea naik motor. Dari pada naik mobil bareng lo, Ghea bisa kena masalah dari tunangan lo. Lo lupa? Ghea kayak gini—"

"Ekhm!"

Regan berdehem singkat, membuat ucapan Leo terpotong. Keduanya terdiam saat sadar ada Regan dan Atlana. Ghea sedikit bernafas lega sebab keduanya berhenti berdebat. Sejak tadi dia pusing karena tidak tahu harus bagaimana lagi melerai keduanya.

"Ghea berangkat bareng gue," ucap Atlana dengan raut datarnya. "Lo berdua gak usah capek berdebat."

Atlana mendekati Ghea. "Udah siap?"

"Udah," jawab Ghea disertai senyum tipisnya.

"Ayo." Atlana pelan-pelan menuntun Ghea menjauh dari Erteza dan Leo. Dia langsung membawa Ghea menuju mobil Regan.

Erteza dan Leo hanya bisa diam tanpa protes. Mereka pikir, Ghea tadi hanya sedang berusaha melerai mereka dengan mengatakan berangkat bersama Atlana dan Regan. Ternyata yang dikatakan gadis itu benar.

"Kenapa diam?" tanya Regan. Lelaki itu menatap kedua sahabatnya datar. Tapi setelah itu, dia meninggalkan keduanya karena tidak ingin sang gadis menunggunya lama.

"Mereka masih di dalam?" tanya Atlana.

Regan yang baru menempati kursi pengemudi berdehem singkat sebagai jawaban. Tak lama kemudian, Erteza dan Leo keluar dari rumah. Leo mengunci pintu rumah lalu mendekat pada mobil Regan.

"Kunci rumah." Leo memberikan kunci tersebut pada Ghea yang duduk di jok belakang mobil Regan. Ghea menerimanya sambil tersenyum tipis.

"Makasih," jawabannya.

"Ya udah. Gue tungguin di kampus," ujar Leo. "Gan, Na, gue duluan."

"Hati-hati," ucap Atlana dan Ghea hampir bersamaan. Cowok itu hanya membalas dengan anggukkan, lantas melajukan motornya menjauh.

Erteza hanya bisa menatap interaksi keduanya. Dia juga menjalankan mobilnya ketika mobil yang dikendarai Regan melaju.

Beberapa menit perjalanan, mereka tiba di sana. Leo sudah menunggu di parkiran bersama Jovan dan Yudha.

Leo dan Erteza secara bersamaan membantu Ghea turun dari mobil Regan.

"Jadi gini? Kamu gak mau jemput aku cuman karena ngurusin cewek cacat?" Suara itu menarik semua atensi menatap ke arahnya.

Chintya yang entah dari mana tiba-tiba ada di dekat mereka. Dan ucapannya itu jelas menggiring orang-orang yang mendengarnya untuk berpikiran buruk tentang Ghea. Bagaimana pun, semua orang tahu jika dia dan Erteza sudah bertunangan.

Ghea yang berada di antara mereka sudah pasti akan dibenci oleh orang-orang yang mendukungnya bersama Erteza.

"Jaga mulut lo, sialan!!" Leo tak terima. Ghea sahabatnya yang paling ia sayang.

"Regan!!"

Semua lansung berdecak malas mendengar suara itu. Tapi tidak dengan Regan yang memasang raut dingin tak bersahabat.

"Tambah lagi satu masalah," gumam Jovan.

"Malapetaka datang," sahut Yudha bergumam.

"Regan. Semalam kok gak balas chat aku? Aku loh di rumah kakek kamu semalam."

"Ngapain? Gak bisa dapetin cucunya, lo mau ama kakeknya?" tutur Jovan dengan perasaan kesal.

"Jaga mulut lo!" Nita membalas dengan sedikit membentak.

"Jaga sikap lo. Jadi cewek kecentilan banget. Lo gak sadar? Regan gak suka sama lo," Yudha berucap sinis. Entah kenapa, jika menyangkut si Nita mulut kedua cowok itu gatal sekali.

"Lo yang jaga sikap! Pantas lo urusin masalah orang?"

Atlana yang mendengarnya memutar bola mata malas. Kenapa dia harus melihat drama menyebalkan di pagi hari seperti ini. Sangat mengganggu.

"Ayo, Ghe. Gak baik kelamaan disini. Bukan cuma kaki sama tangan lo yang sakit nantinya, tapi jiwa lo juga. Cewek normal, temenan sama cewek normal. Gak cocok sama cewek gila."

Nita dan Chintya tahu maksud Atlana. Keduanya merespon dengan mata melotot tak suka. Gadis itu mengatai mereka gila.

"Maksud lo apa? Lo yang gila!" balas Chintya tak terima.

"Cewek normal gak akan rebut cowok orang," ujar Nita.

Atlana terkekeh pelan. Dia menoleh pada Regan. "Sayang, aku rebut kamu dari dia?" tanyanya dengan ekspresi yang dibuat sedih. Leo, Jovan dan Yudha saling pandang sambil menahan senyum. Mereka paling senang saat Atlana memulai dramanya sendiri.

Regan sedikit menundukkan wajahnya menatap Atlana. Sebelah tangannya terangkat mengusap pelan pipi Atlana. "Siapa yang bilang? Hm?" balas Regan dengan suara rendahnya yang lembut. Membuat semua yang menyaksikan mereka terkejut, termasuk Nita dan Chintya.

"Dia. Dia yang bilang aku rebut kamu dari dia." Atlana menunjuk Nita. Dan seketika itu, pandangan Regan beralih ke arah Nita, namun dengan sorot tajam yang membuat banyak orang bergidik.

"Kamu kenal dia?" tanya Atlana. Regan kembali menatapnya. Sorot tajamnya melembut. Menunjukkan seberapa berharganya gadis itu dalam hidupnya.

"Bukan siapa-siapa. Dia gadis pilihan kakek."

"Jadi? Aku benar-benar merebutmu darinya?"

"Gak ada cewek lain. Dari awal sampai mati pun cuma kamu. Kamu satu-satunya." Regan memberi satu kecupan di puncak kepala Atlana, lalu membawa gadis itu dalam pelukannya.

Atlana membalas pelukan Regan sambil tersenyum menang ke arah Nita. Perbuatan Atlana sungguh mengusik Nita. Gadis itu berlari meninggalkan mereka dengan mata yang mulai memerah menahan tangis. Sepertinya Nita akan kembali berteriak histeris.

"Murahan! Lo berdua murahan, sialan!" maki Chintya pada Atlana dan Ghea.

"Gue bisa robek mulut lo!" Chintya langsung mengatup bibirnya mendengar ancaman Regan. Bagaimana pun, terlalu berbahaya jika sudah melibatkan Regan.

"Bawa tunangan lo!" Perintah dingin yang keluar dari bibir Regan itu langsung dilakukan Erteza. Cowok itu mendekat pada Chintya dan menarik tangan gadis itu menjauh.

"Lepasin Erteza!" Namun permintaan Chintya hanya diabaikan Erteza.

Regan melepaskan pelukannya kemudian beralih merangkul pinggang Atlana. Mereka lalu bersama-sama berjalan menuju kelas Atlana dan Ghea yang kebetulan berada di kelas yang sama. Leo menuntun Ghea dengan penuh perhatian.

"Kalau butuh apa-apa, telpon gue." Leo mengusap pelan puncak kepala Ghea setelah mendudukkan gadis itu.

"CK. Gunanya gue disini apa sampai harus nelpon lo? Gue juga sahabat Ghea."

Leo terkekeh pelan. Ketika tangannya hendak mengusap kepala Atlana, lirikan tajam Regan membuatnya berhenti. Dia lalu menggaruk tengkuknya canggung. Jovan dan Yudha yang menyaksikan hanya bisa menahan tawa.

Sementara mahasiswa dan mahasiswi lain yang menyaksikan malah bergidik. Satu yang mereka tangkap dari kejadian tersebut, Regan tidak suka ada yang terlalu dekat dengan gadisnya, bahkan jika itu sahabatnya sendiri.

1
Alice_zeailin10
lanjut terus kak🔥
Handa Yani
dah lama ditunggu.. akhirnya..atlanaaa..😍😍😘
AnonymousYA
up terus thor
Alice_zeailin10
oh ya gak masalah Thor yang penting di beri penjelasan saya sudah bisa memahami dan memakluminya semangat terus sampai cerita ini tamat yaa☺️💪
Aquilaliza: makasih Kak... 🙏😊
total 1 replies
Athar Rizqi Al Ghifari
bagus
Anaya Nabila
kenapa gak jujur aja sih atlana
Alice_zeailin10
semakin membuat hati ku terpotek" kak thor sangat penasaran seperti nya banyak sekali misteri dan rintangan yang bakalan di lewati Regan dan atlana .. ayok kak jangan lama up nya aku selalu menunggu mu dengan setia 💪💪💪
Alice_zeailin10
Karya mu begitu menarik perhatianku author baik ku😻💪💪 semangat terus jangan lupa update setiap hari
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
Alice_zeailin10: sama" kak tapi update nya jangan lama ya ,😇
total 3 replies
Ita Purnama
Novel yang bagus 👍🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!