Semuanya berawal dari sebuah perjodohan, seorang pria tampan bernama Lionard Demitri yang membuat seorang gadis ceria seperti Airin, mengalami kehancuran begitu besar dalam hidupnya.
Kebodohan yang Airin lakukan, adalah mencintai suaminya dengan sepenuh hati. Hingga dia tahu jika ternyata suaminya menikahinya karena dia mempunyai kemiripan dengan perempuan di masa lalunya.
Airin hanya di jadikan istri bayangan oleh Lion. Tidak ada cinta untuk dirinya, semuanya hanya sebuah cinta sepihak.
"Tidak bisakah aku menggantikan Vei untuk kamu? Tidak bisakah Airin yang ini kamu cintai, bukan Airin yang harus menjadi Verina"
Dengan penuh harapan Airin mengatakan itu pada suaminya. Namun harapan rapuh yang dia miliki, harus hancur dalam sekejap.
"Kau berharap cinta dariku? Haha.. Sampai kapanpun tidak akan pernah kau dapatkan!"
Ketika hanya menjadi istri dengan bayang-bayang masa lalu suaminya. Tapi, Airin tetap bertahan. Meski entah dia akan bisa melewatinya atau tidak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencintaimu Adalah Pilihanku
Airin duduk di sebuah bangku di depan Danau. Pergi sampai ke pinggiran kota seperti ini, cukup memakan waktu, tapi dia tidak sadar sampai pergi kesini. Mengendarai mobilnya sendiri dengan terus menangis. Dan sekarang dia berhenti disini, hanya duduk tenang tanpa ada lagi air mata. Tatapannya kosong, menunjukan jika dia sudah lelah dengan dunia ini. Tapi dia tidak bisa mengakhirinya.
Airin bertemu dengan pria bernama Brian, karena dia yang mempunyai informasi tentang Verina menurut Yuka. Mereka sengaja bertemu, karena Brian yang juga mencari seseorang yang kenal dengan Verina. Hingga akhirnya dia menemukan Airin yang juga mencari keberadaan Verina.
"Jadi, kau ingin menemui Verina?"
"Ya, dia dimana?"
"Dia berada di Rumah Sakit"
Sebuah kabar yang mengejutkan bagi Airin. Mengetahui jika ternyata Vei sedang sakit. Tangan yang bergetar saling bertaut di bawah meja, air mata yang dia coba untuk tahan. Rasa sakit yang begitu besar, ketika dia jelas harus merelakan Lion kembali pada Verina. Karena mungkin alasan Vei meninggalkannya karena sakit.
"Tuhan, jika aku yang harus mengalah lagi. Maka, biarkan aku mempunyai waktu untuk bisa bersama lebih lama dengan suamiku. Biarkan aku merekam semua memori bersamanya"
Airin menghembuskan nafas kasar, memejamkan matanya hanya untuk menenangkan diri dan pikirannya. Membiarkan angin menerpa wajahnya. Ada tubuh yang rapuh, hati yang tersakiti, dan juga dunia seorang perempuan yang hancur.
Dering ponsel yang bahkan Airin abaikan, dia hanya ingin tenang tanpa gangguan dari siapapun. Dunianya terlalu berisik, dan dia hanya membutuhkan ketenangan sekarang. Beberapa kali ponselnya berdering, dan Airin sama sekali tidak menghiraukan tentang itu.
Sampai hari mulai gelap, dia masih duduk diam di bangku taman dekat Danau. Bahkan dia mengabaikan perutnya yang lapar, tidak terisi apapun sejak pagi.
"Airin!"
Suara teriakan itu membuat Airin menoleh dan dia terkejut melihat Lion yang berlari ke arahnya. Airin berdiri dari duduknya dan masih terkejut dengan kehadiran Lion.
"Kamu ngapain disi..."
Bruk... Lion langsung memeluknya dengan erat, sangat erat sekali. Membuat Airin membeku ditempatnya. Dia kebingungan dengan apa yang dilakukan oleh Lion.
"Kenapa kau tidak mengangkat teleponku?" tanya Lion, dia melerai pelukannya. Mengelus pipi Airin. "Kau tahu aku mengkhawatirkanmu!"
Airin masih terkejut dengan keadaan ini, dia hanya diam dengan bingung. Ucapan Lion barusan malah membuatnya kebingungan. "Khawatir? Khawatir apa yang kamu maksud? Kamu bahkan tidak pernah menganggapku, Lion!"
Airin menepis kedua tangan Lion yang berada di pipinya. Mundur selangkah untuk menjauh dari pria itu. "Aku hanya butuh ketenangan disini. Dan kau tidak perlu mencariku, karena aku akan kembali"
Lion menatap Airin dengan lekat, saat dia tidak kunjung menemukan Airin. Ketika sampai di Apartemen dan tidak menemukan keberadaan istrinya, dia mencoba mencari dan tetap tidak menemukan Airin. Maka dadanya langsung mencelos, ada perasaan takut akan kehilangan. Takut yang begitu besar sampai Lion tidak bisa menafsirkan bagaimana perasaannya.
Hingga akhirnya dia meminta bantuan Chris untuk mencari orang yang bisa melacak keberadaan seseorang dari nomor ponselnya. Dan akhirnya Lion menemukan keberadaan Airin disini.
"Kita kembali sekarang!" tekan Lion yang menarik tangan Airin.
"Lepas!" Airin mencoba berontak dan melepaskan cengkraman tangan suaminya di lengannya ini. "Aku bawa mobil sendiri, kau pulang saja duluan!"
Lion menoleh pada Airin, tatapan yang begitu tajam menusuk. Jelas tidak suka atas penolakan Airin saat ini. "Kau ingin pergi kemana lagi? Bertemu siapa lagi? Apa pria tadi akan menemuimu lagi? Iya?!"
Airin menatap suaminya dengan lekat, meski dadanya bedetak begitu kencang, hatinya bergemuruh saat dia melakukan ini. Tapi, dia berusaha untuk menahannya.
"Tidak ada yang perlu kau takutkan, Lion. Karena mencintaimu adalah pilihanku, memilihmu adalah keputusanku. Jadi, meski kau hanya menjadikan aku istri bayangan dari perempuan masa lalumu, tapi hatiku tetap untukmu"
Lion terdiam, dadanya bergemuruh dengan rasa nyeri yang dia rasakan. Dia melepaskan tangan Airin dengan perlahan tanpa sadar, membiarkan perempuan itu masuk ke dalam mobilnya sendiri. Sementara Lion masih berdiri diam dengan memegang dadanya sendiri. Rasa sakitnya semakin intens terasa ketika melihat Airin pergi.
*
Kembali ke Apartemen, Airin segera mandi dan berganti pakaian. Dia sampai lebih dulu dari suaminya, Airin duduk di sofa dan mengambil ponsel untuk memesan makan malam. Perutnya mulai terasa sakit karena sejak pagi belum terisi apapun. Ketika pintu terbuka, Airin mendongak dan melihat suaminya yang baru sampai di Apartemen.
Lion berjalan ke arahnya, berdiri di depan Airin sekarang. "Kamu sudah makan?"
Airin mendongak, menatap suaminya yang bersikap cukup aneh hari ini. Setelah dia marah di Mal tadi, lalu tiba-tiba sekarang dia jadi perhatian seperti ini padanya. Airin merasa aneh dengan sikap Lion ini.
"Aku sedang pesan makanan sekarang, kamu mandilah dulu, nanti kita makan bersama"
Lion mengangguk, dia berjalan ke arah kamar. Ketika pintu kamar di tutup, Lion hanya diam dengan bersandar di dinding. Memegang dadanya yang masih bergemuruh tidak jelas, dan ada rasa sakit yang tidak bisa dia jelaskan. Belum lagi sebuah rasa marah yang bercampur aduk menjadi satu.
Lion melihat pada foto yang terpajang di dinding. Melihat foto dirinya dan Vei saat itu. Senyuman lebar dari perempuan di foto, selalu membuat Lion bahagia pada saat itu.
"Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Melihat tatapan matanya yang terluka, aku merasakan hatiku ikut sakit. Tapi, apa karena dia mempunyai wajah yang mirip dengan Vei, hingga perasaanku seperti ini?"
Beberapa saat kemudian, Lion keluar kamar setelah selesai mandi dan berganti pakaian. Dia sedikit berendam sebentar untuk menenangkan pikirannya yang kacau.
Berjalan ke arah istrinya yang sudah berada di meja makan dan sedang menyiapkan makanan yang dia beli. Lion menarik kursi di depan Airin dan duduk disana.
"Makanlah" ucap Airin sambil menyodorkan sepiring makanan untuk Lion. Menyimpan di depan suaminya itu.
Lion menatap istrinya yang terlihat berbeda dengan rambut pendek sebahu. Memang penampilannya sangat mirip dengan Verina sekarang. Tapi, entah kenapa Lion malah merasa ada yang hilang dari Airin. Seolah dia sudah terbiasa dengan Airin yang berambut panjang hitam yang tergerai indah. Sekarang rambut itu sudah tidak ada, hanya tinggal rambut pendek sebahu.
"Jika kamu ingin tahu tentang pria tadi. Aku hanya tidak sengaja menabraknya, dan kami memang bertujuan untuk keluar Mal. Jadi, aku pergi bersama dengannya. Kamu tidak perlu curiga jika aku akan berpaling pada pria lain saat masih menjadi istrimu. Karena, aku tidak yakin bisa berpaling"
Lion terdiam, sendok yang sudah hampir dekat dengan mulutnya, dia simpan kembali di atas piring. Mendongak dan menatap istrinya. "Aku hanya tidak suka jika apa yang sudah menjadi milikku, di ambil orang lain"
Airin tersenyum miris, dia mengerti apa maksud Lion tentang miliknya. Bukan seseorang yang dia miliki dan cintai, tapi hanya sebuah boneka yang dia miliki dan permainkan, tapi tidak boleh orang lain mengambilnya.
Ya, aku hanya boneka miliknya yang sedang dia permainkan, dan dia tidak mau orang lain mengambil mainannya.
Bersambung
Habis nulis bab-bab bikin mood ancur pokoknya... Airin di bab selanjutnya sangat.. 🤧
verina sudah sembuh yg di cari briyan,,mungkin selama ini si bryan yg slalu membantu dan slalu berada di samping verina sehingga nyaman bersama bryan....Airin dan verina sehat sehat berdua...semoga secepatnya di ketahui oleh ayah dan ibunya bahwa mereka saudara kembar...
is ok lah demi cinta habis itu pergi jauhhhhh SE jauh jauhnya ya Airin cari kehidupan baru move on
Dan seperti nya ibu nya Verina menyembunyikan rahasia besar 🤨🤨🤨
Lion bahagia ya kamu sekarang karena Verina sdh kembali , setelah ini sebaiknya kamu lepas kan Airin
Biar kan Airin pergi dngn cinta nya