NovelToon NovelToon
Penjara Cinta Tuan Adrasta

Penjara Cinta Tuan Adrasta

Status: tamat
Genre:Konflik etika / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Romansa / Psikopat itu cintaku / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Tamat
Popularitas:29.4k
Nilai: 5
Nama Author: Sylvia Rosyta

Rania Alesha— gadis biasa yang bercita-cita hidup bebas, bekerja di kedai kopi kecil, punya mimpi sederhana: bahagia tanpa drama.

Tapi semuanya hancur saat Arzandra Adrasta — pewaris keluarga politikus ternama — menyeretnya dalam pernikahan kontrak.

Kenapa? Karena Adrasta menyimpan rahasia tersembunyi jauh sebelum Rania mengenalnya.

Awalnya Rania pikir ini cuma pernikahan transaksi 1 tahun. Tapi ternyata, Adrasta bukan sekedar pria dingin & arogan. Dia manipulatif, licik, kadang menyebalkan — tapi diam-diam protektif, cuek tapi perhatian, keras tapi nggak pernah nyakitin fisik.

Yang bikin susah?
Semakin Rania ingin bebas... semakin Adrasta membuatnya terikat.

"Kamu nggak suka aku, aku ngerti. Tapi jangan pernah lupa, kamu istriku. Milik aku. Sampai aku yang bilang selesai."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PCTA 6

Langit mulai memerah ketika Rania kembali ke kamarnya. Gino menutup pintu di belakangnya dengan kunci otomatis, mengurungnya dalam ruang yang tampak megah namun dingin. Ia berdiri lama di depan jendela, menatap taman yang terlihat begitu tenang, menyimpan kontras dengan badai dalam hatinya.

Rania memeluk tubuhnya sendiri, mencoba menahan gejolak batin yang kian menggulung. Ia merasa seperti boneka cantik di dalam kotak kaca—dipajang, diawasi, dan tak punya kuasa untuk bergerak ke mana pun.

Tapi suara ketukan itu…

Duk. Duk. Duk.

Masih bergema di kepalanya.

Siapa?

Kenapa Adrasta tak ingin ia tahu?

Dan mengapa Gino, yang biasanya tanpa ekspresi, tadi terlihat sedikit gelisah?

Rania duduk di tepi tempat tidurnya, tangannya meraih liontin berbentuk GPS yang menggantung di lehernya. Ia tahu benda itu adalah belenggu—alat pelacak sekaligus pengendali. Tapi juga… mungkin bisa ia akali.

Ia membuka tutup liontin dan mengamati komponen kecil di dalamnya. Tangannya terampil; dulu ia pernah belajar dasar elektronik saat kuliah—keterampilan kecil yang sering dianggap tak berguna… sampai sekarang.

Ia menyisipkan kawat tipis dari jepit rambutnya, lalu mulai mengutak-atik rangkaian di dalam liontin. Tiba-tiba, lampu kecil di liontin itu berkedip dua kali. Ia terdiam. Sebuah ide terlintas.

Jika liontin ini bisa mengirim sinyal…

Mungkinkah ia bisa mengubah fungsinya menjadi penerima juga?

...----------------...

Malam itu, suasana di kediaman Adrasta jauh lebih senyap dari biasanya. Udara terasa berat, seolah seluruh dinding rumah ini menyimpan rahasia gelap yang hampir membusuk karena terlalu lama dikurung.

Rania berbaring di tempat tidurnya, namun pikirannya sama sekali tidak tertidur. Jemarinya masih sibuk dengan liontin GPS yang berhasil ia modifikasi menjadi alat penerima sinyal sederhana. Ia telah memanfaatkan sistem getaran frekuensi rendah—cara kuno tapi cukup efektif untuk menangkap kode pendek dari jarak dekat.

Dan malam itu…

Getaran samar itu datang lagi.

…Duk. Duk. Duk… Duk-Duk.

Rania bangkit. Jantungnya berpacu lebih cepat. Dengan hati-hati, ia mendekati jendela kamarnya yang sedikit mengarah ke sisi belakang mansion—menghadap ke gudang tua itu.

Di balik remang-remang, samar-samar, ia melihat sesuatu.

Sepasang mata.

Mata itu… menatap langsung ke arahnya.

Tatapan yang tajam, namun sama sekali tidak menunjukkan ancaman. Justru ada gurat luka, lelah, dan… harapan.

Siapa dia? batin Rania.

Dan saat ketukan itu kembali terdengar, kini disusul kode morse lainnya, Rania perlahan mulai menerjemahkannya di kepalanya.

"S-T-A-Y A-L-I-V-E"

Tetap hidup.

Seseorang di balik gudang tua itu memperingatkannya.

Dan seolah semesta ikut berkonspirasi, angin malam membawa bisikan pelan dari balik celah gudang…

"Rania..."

Suara serak itu menyebut namanya. Tegas. Penuh luka. Tapi tak asing.

Seketika darah Rania membeku.

Itu suara...

"Rey?"

—Nama dari masa lalunya. Nama seseorang yang pernah ia anggap telah mati dalam kecelakaan bertahun-tahun lalu.

Orang yang dulu menghilang tanpa jejak.

Orang yang seharusnya… sudah terkubur dalam sejarah.

Dan malam itu… Rania baru menyadari satu hal mengerikan.

Adrasta tidak sekedar menculiknya. Adrasta menyembunyikan sesuatu—atau seseorang—yang jauh lebih gila daripada yang pernah ia bayangkan.

Dari balik jeruji kecil di gudang tua itu, sebuah tangan kurus dan penuh bekas luka meraih celah, menggenggam sesuatu.

Sebuah cincin.

Cincin milik Rania.

Yang seharusnya… dikubur bersama Rey di makamnya.

1
🎧✏📖
Semangat✌
Author Sylvia: iya kak makasih 👌☺️
total 1 replies
Sita Silvara
baru kali ini baca novel yang ceritanya bos diajarin sama anak buahnya sendiri
Sita Silvara
selamat
Sita Silvara
yey sah
Sita Silvara
akhirnya datang juga har h
Sita Silvara
tahan Rania,ini ujian
Putri Sylvia
dag Dig dug/Smile/
Putri Sylvia
ampun dah si Dion ini,pake ngajarin Adrasta segala/Joyful//Joyful//Joyful/
Putri Sylvia
selamat menempuh hidup baru
Putri Sylvia
akhirnya sah juga
Putri Sylvia
tahan sebentar lagi kenapa sih,nggak sabaran banget jadi cowok/Slight/
Suhadi Mulyo
bagus
Suhadi Mulyo
kocak banget si dion/Facepalm/
Suhadi Mulyo
akhirnya sah juga
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
turutin aja rania
Sita Silvara
so sweet banget sih kalian berdua
Sita Silvara
memang cowok posesif sama bucin itu kesannya gimana gitu, jadi pengen punya suami kayak Adrasta🤭
Sita Silvara
Alhamdulillah akhirnya hubungan anak dan ayah ini kembali membaik
Putri Sylvia
cemburunya Adrasta memang gak ada obatnya
Putri Sylvia
akhirnya dapat restu juga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!