Duar duar duar
Huhhhhhhhhh
suara party Popper dan teriakan para teman-teman sang pemilik pesta memeriahkan malam ulang tahun itu.
malam di mana Seorang wanita cantik mengetahui fakta menyakitkan di dalam hidupnya.
"Aku bersumpah akan merebutnya darimu, cepat atau lambat!" begitulah isi pesan yang di kirim selingkuhan suaminya malam itu
"Lakukan apa maumu! tapi jangan harap bisa mengalahkan ku." Jawab Arneta tak terpengaruh sedikit pun
jika biasanya istri sah akan meraung bahkan tak segan melabrak selingkuhan dari suaminya, Delisa sangat berbeda. ia brani melawan hingga membuat rivalnya berniat untuk mencelakainya.
akankah Arneta dapat mempertahankan pernikahannya? ataukah, Arneta justru kehilangan nyawanya?
simak kisahnya hanya di Novel "Takdir Ke dua"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queenindri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Reyhan Asegaf
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sesampainya di halaman rumah, Vincent langsung berlari masuk ke dalam rumahnya untuk menemui sang istri guna meminta penjelasan darinya soal gugatan yang baru saja ia terima.
Menurutnya hubungan mereka baik-baik saja. bahkan, tadi pagi ketika mereka akan sama-sama pergi ke kantor pun, Komunikasi mereka nampak baik-baik saja seolah tak ada bayangan jika Arneta sudah menggugatnya siang ini.
Lalu, atas dasar apa istrinya itu menggugatnya?
Apa yang sebenarnya terjadi?
Apa yang sebenarnya di sembunyi kan Arneta darinya?
Rasanya kepala Vincent hampir saja pecah jika memikirkan alasan yang mendasari Arneta ingin berpisah darinya.
Sampai nya di salam rumah, Vincent berteriak memanggil nama sang istri, meskipun tak ada sahutan sama sekali.
Yang ada, para pelayan yang tengah bekerja kini justru berkumpul dengan memasang wajah panik.
"Bu, gimana ini?" Tanya salah satu pelayanan pada sang kepala
"Ya bagaimana lagi, Nyonya kan memang sudah pergi dari rumah ini. mau tidak mau, kita harus menjawab apa adanya sesuai dengan yang di perintahkan Nyonya!" Jawab sang kepala pelayan dengan bersisik
Melihat tak ada pertanda keberadaan sang istri, Vincent lantas menghampiri sekumpulan pelayan yang saat ini tengah berdiri tak jauh darinya.
"Kalian, apa kalian melihat Nyonya? dia pasti sudah pulang kan. kenapa dia?" Tanya Vincent dengan keadaan panik
Kondisinya yang berantakan membuat tampilannya saat memprihatinkan, hingga semua orang mulai menebak-nebak apa yang sebenarnya terjadi di antara kedua atasan mereka.
Setelah lama diam, Kepala pelayan kini Memberanikan diri untuk bicara. "Maaf Tuan, Nyonya tidak berada di rumah. Nyonya sudah pergi."
Deg
Vincent terkejut sekaligus tidak percaya. lalu, reflek tangannya menarik kerah baju kepala pelayan itu guna meminta penjelasan dari ucapannya. "Apa katamu?..... jangan Bohong, katakan di mana istriku? di mana Arneta ku!"
Melihat itu, Tommy yang baru saja tiba nampak terkejut dan bergegas menolong kepala pelayan itu dari amukan atasannya.
"Tuan, apa yang anda lakukan?" Tegur Tommy sembari berupaya melepaskan cengkeraman Vincent dan membawanya untuk menjauh dari para pelayan.
"Lepaskan aku. Aku harus membuat perhitungan dengan mereka, Tom! beraninya mereka membiarkan istriku pergi. seharusnya mereka menghubungiku terlebih dahulu jika ada apa-apa di rumah ini! kenapa mereka lancang sekali?"
Vincent terus mengamuk tak terkendali, hingga membuat tubuh para pelayan itu sedikit bergetar ketakutan.
Tommy merasa keadaan mulai kurang kondusif, hingga memerintahkan beberapa pelayan itu untuk pergi dan menyisakan kepala pelayan yang harus tetap tinggal di sana, guna di mintai keterangan.
Di sini, Vincent dan asisten Tommy belum mengetahui jika Arneta pergi dengan membawa semua barangnya. karena, Vincent tak memberi kesempatan kepada kepala pelayan itu untuk menjelaskan semuanya dari awal.
Vincent keburu marah dan mulai tak terkendali hingga membuat semua orang ketakutan.
Setelah Vincent sudah mulai bisa di kendalikan, Barulah Tommy mulai menginterogasi kepala pelayan dengan harapan Bisa menemukan keberadaan Arneta.
"Apakah Nyonya mengatakan kemana dia akan pergi?"
Asisten Tommy melirik ke arah kepala pelayan yang kini tengah tertunduk. nampak jelas jika wanita berusia 40 tahunan itu tengah ketakutan dari caranya meremas tangannya sendiri.
Beberapa saat kemudian, kepala pelayan itu menggeleng lemah namun tetap dalam posisi yang sama yaitu tertunduk.
Melihat itu, Vincent kembali tersulut emosi hingga bangkit dari duduknya untuk menyerang wanita itu. beruntung, Tommy dengan sigap langsung menangkapnya hingga langsung menjatuhkannya kembali ke atas sofa.
"Lepaskan aku, Tom. aku harus membuat perhitungan pada mereka!" Ucap Vincent setelah berhasil di lumpuhkan oleh Tommy
"Tuan tenanglah! jika anda terus seperti ini, maka kecil kemungkinan kita bisa mengetahui di mana keberadaan Nyonya. apalagi, seluruh pelayan nampak sangat tertekan. saya yakin mereka pun tidak mengetahui kemana perginya Nyonya? sama halnya seperti anda. mereka patuh pada semua yang di katakan oleh Nyonya."
Tutur Tommy panjang lebar dengan harapan Vincent dapat mengerti dan tidak terus menekan para pelayan di rumahnya.
Bukankah di sini, justru dirinya lah yang bersalah. sebab perbuatannya sendiri, Ia hampir saja kehilangan istri yang begitu baik seperti Arneta?
Begitu lah isi pikiran Tommy saat ini. namun, ia tak memiliki keberanian untuk mengatakannya secara langsung.
"Tunggu dulu. apakah menurutmu, Arneta tau semuanya???" tanya Vincent, setelah sejak tadi bertanya-tanya alasan Arneta ingin meninggalkan nya.
Tommy pahan betul apa yang di maksud Tuannya, lantas menyuruh kepala pelayan itu untuk pergi dari tempat itu. setelah Kepala pelayan pergi, beberapa saat suasana menjadi hening dan tinggallah mereka berdua.
"Sejujurnya, saya sudah mulai curiga dengan gerak-gerik Nyonya Akhir-akhir ini Tuan."
Deg
Vincent tertegun, lantas menatap Tommy penuh tanya.
"Maksudmu? apa.... apa yang di lakukan Arneta tanpa sepengetahuan ku?"
"Sebelumnya saya minta maaf Tuan, beberapa hari yang lalu saya sempat melihat Nyonya di restoran XX........... saat itu saya....."
Flashback On
"Senang bekerja sama dengan anda Tuan." Ujar Tommy sembari menyambut jabatan tangan dari calon rekan bisnisnya
Ketika itu, Tommy tak sengaja melihat Arneta bersama Mira masuk ke dalam restoran yang kebetulan adalah miliknya.
Setelah kepergian, rekan kerjanya. Tommy memutuskan untuk menyapa istri dari atasannya itu dan berencana untuk memberikan jamuan untuk nya.
Awalnya tak ada sedikitpun pikiran buruk dari Tommy pada designer muda itu.
Saat Tommy berupaya menyapa wanita itu, tak sengaja ia menjatuhkan kunci mobilnya di kolong meja,sehingga membuatnya terpaksa mengambil kunci itu terlebih dahulu.
Di saat itulah, Tommy tak sengaja mendengar seseorang memanggil Nama Arneta.
"Netta," Panggil seseorang yang kini berjalan melewati meja Tommy, tanpa menyadari keberadaan Tommy di sana.
Tommy pun urung menyapa Arneta karena mengira wanita itu tengah sibuk. Namun, ketika ia menyadari siapa yang tengah bersama Arneta saat itu, Tommy sedikit mengerutkan keningnya bingung.
"Di sana saya bertanya-tanya, untuk apa Nyonya bertemu pria berpori sebagai pengacara itu? Namun, saya mengubur dalam-dalam rasa ingin tahu saya. sebab, saat itu ponsel saya bergetar karena anda meminta saya untuk mempersiapkan pemeriksaan untuk Bulan. apakah anda ingat?"
Deg
Vincent tercengang, ia tak bisa berkata-kata lagi. nyatanya, mungkin saja Arneta sudah jauh-jauh hari merencanakan untuk berpisah darinya tanpa ia sadari.
Dugaan jika Arneta mengetahui semua perbuatannya akhir-akhir pun semakin kuat.
"Siapa Firma hukum yang menaungi gugatan Arneta kali ini, Tom?" Tanya Vincent dengan tatapan lelah nya.
Wajahnya yang penuh luka membuatnya nampak begitu menyedihkan.
"RA Low office."
Deg
Vincent semakin terbelalak setelah mengetahui siapa yang menjadi pengacara sang istri.
"Maksudmu, firma hukum milik Reyhan Assegaf?"
"Ya." Jawab Tommy singkat
Mendengar itu membuat Vincent Seketika lemas tak bertenaga.
Hayolo, kapokmu kapan? sok sokan main api, giliran terbakar menyesal kan ku...