NovelToon NovelToon
Menikahi Bintang Film Dewasa

Menikahi Bintang Film Dewasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Dark Romance / Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / CEO Amnesia
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Vanilla Ice Creamm

Laura Rivas 22 tahun, seorang bintang film dewasa Spanyol dengan nama panggung Karen Monroe di L.A., diasingkan ke Portugal oleh calon kakak iparnya, Diego Torres, setelah skandalnya menjadi "gadis penghibur" Kartel Meksiko menghancurkan reputasi sosial kakaknya, Julia Rivas, dan membatalkan pernikahan Julia.

Asisten utama Diego, Pablo Reyes (32), ditugaskan mengurus Laura di pengasingan, namun Laura yang selalu bermasalah terus melanggar protokol keamanan. Untuk mengatasi kekacauan ini, Diego menyetujui keputusan drastis Pablo untuk menikahi Laura Rivas.

Pernikahan ini, yang mencakup perjanjian pra-nikah dengan klausul properti dan kewajiban kegiatan ranjang, bertujuan memberikan Laura status, perlindungan, dan memindahkan seluruh tanggung jawab pengawasannya ke tangan Pablo.

Awalnya hubungan intim sebagai tugas untuk pengamanan Laura agar tak liar, namun Pablo kecanduan pada kemahiran Laura di ranjang, mengubah "tugas" menjadi candu bak kokain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanilla Ice Creamm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9. Melanggar

Malamnya, Pablo pulang mendapati Laura sedang di dapur membuat kopi, karena jenuh. Laura mencoba mencari celah untuk bisa melakukan kegiatan di luar dengan bekerja.

"Ya... pablo aku ingin mencari kesibukan supaya tidak bosan. Aku ingin bekerja, sebagai pelayan restorant sesuai dengan ijazah terakhirku, sma sederajat."

Pablo meletakkan botol airnya dengan sedikit bunyi, matanya menyipit. Keheningan yang terjadi terasa lebih dingin daripada suhu rumah.

"Bekerja? Tentu saja tidak, Laura. Kau adalah Nyonya Pablo sekarang. Kau tidak akan bekerja di restoran mana pun."

Pablo berjalan lebih dekat ke meja, menekankan kontrolnya. "Aku tahu kau bosan, tapi kau lupa inti dari kontrak ini. Kau sudah melihat Klausul 4.2. Kau dilarang menjalin kontak apa pun dengan pihak luar tanpa izin dariku. Menjadi pelayan restoran melayani ratusan orang per hari adalah pelanggaran keamanan terbesar yang bisa kau lakukan."

"Tujuan dari pernikahan ini adalah untuk mengubur masa lalumu Spanyol itu mati total. Bagaimana mungkin kita menguburnya jika wajahmu setiap hari terpampang di depan umum, melayani hidangan? Uang tunjangan €30.000 per bulan itu bukan untuk menemanimu bekerja; itu adalah bayaranmu agar kau tetap tersembunyi dan diam."

"Kau bisa mencari kesibukan di rumah ini. Kau bisa membeli buku, berlangganan kursus online, atau menyewa guru privat. Tapi kau tidak akan pernah lagi bekerja di tempat umum. Apakah itu sudah jelas?"

Laura menghela napas panjang, memahami logika dingin Pablo, meskipun ia membencinya. Perubahan sikapnya dari perlawanan menjadi kepatuhan sangat nyata.

Ia mengangkat bahu, menunjukkan rasa frustrasi yang mendalam karena kebebasan yang ia bayar mahal ternyata sangat sempit.

"Aku hanya tidak tahu harus berbuat apa di rumah sebesar ini sendirian. Aku bukan tipe wanita yang bisa duduk diam dan hanya berbelanja. Aku hanya ingin melakukan sesuatu yang nyata."

Laura menatap Pablo, mencari panduan dari pengawas barunya. "Baiklah. Kalau begitu, jenis kesibukan atau kursus online apa yang kau izinkan? Aku akan mengikutinya."

Pablo sedikit melembutkan postur tubuhnya, postur yang menunjukkan persetujuan atas kepatuhan yang baru ini.

"Fokus pada hal-hal yang meningkatkan daya pikirmu, bukan yang berisiko. Pelajari bahasa baru, Prancis, atau Mandarin. Itu akan berguna untuk lingkungan sosial kita kelak. Ambil kursus tentang investasi saham, atau manajemen aset. Itu juga akan berguna untuk mengelola uang tunjanganmu yang besar itu."

"Tapi ingat, Laura. Semua pembelian kursus online, tutor privat yang datang ke rumah ini, atau buku, harus mendapatkan persetujuan dariku dulu. Aku tidak ingin ada kontak luar yang tidak terverifikasi masuk ke sini."

"Kirimkan daftar usulanmu besok pagi, dan aku akan menyetujuinya. Sekarang, selesaikan makan malammu."

.

.

Kamar mandi utama yang luas di suite Laura. Uap tipis memenuhi udara, membawa aroma sandalwood dan vetiver wangi maskulin yang jelas menempel pada kamar itu. Laura berendam di bak mandi marmer, airnya hangat dan nyaman.

Laura memejamkan mata, kepalanya bersandar di tepi bathup. Ia menikmati wangi sabun mandi yang masih tersisa, wangi yang ia yakini milik Pablo, dan ia berpikir akan membelinya wangi yang feminine lain waktu.

"Ah, nyaman sekali. Musim panas di Madrid membuatku meleleh." Laura bergumam pelan. "Aku ingin kursus membuat kue saja. Otakku akan meledak jika menuruti saran kursus saham dari Pablo."

Tiba-tiba, ia merasakan perubahan atmosfer. Suhu udara terasa lebih dingin, dan keheningan di luar bak mandi terlalu pekat.

Laura perlahan membuka matanya. Jantungnya seolah berhenti berdetak. Pablo berdiri di ambang pintu kamar mandi, memegang gelas wine merah di tangannya. Ia bersandar santai di kusen pintu. Dia tidak mengetuk. Dia hanya berdiri di sana, mengawasinya, sementara Laura telanjang dan rentan di dalam air.

Senyum tipis dan dingin tersungging di bibir Pablo, senyum yang menunjukkan bahwa ia mendengar setiap kata yang Laura gumamkan.

Suaranya rendah dan tenang, lebih mematikan daripada teriakan. "Otakmu akan meledak karena kue, Nyonya Pablo?"

Laura menjerit tertahan, dengan cepat menutupi tubuhnya yang basah dengan kedua tangan.

"Pablo! Sejak kapan kau...!"

Pablo menyesap wine-nya, tidak sedikit pun mengalihkan pandangan tajamnya dari Laura.

"Sejak kau memutuskan bahwa otakmu tidak sanggup menjalankan tugas baru yang kuperintahkan. Dan sejak kau memutuskan bahwa lorong di luar sana bukan perbatasan. Kau melanggar perintahku bahkan dalam pikiranmu."

Ia melangkah dua langkah maju, gelas wine di tangan. Keintiman dan bahaya memenuhi udara. Pablo kini membahas apa yang Laura pikirkan di bak mandi

"Aku juga mendengar kau menyukai wangi ini. Jika kau sudah memutuskan bahwa jalur intelektual terlalu menantang, mungkin ada kebutuhan lain yang bisa kita penuhi, seperti yang kusebutkan di Lisbon."

Ia meletakkan gelasnya di counter di samping bak mandi. Tatapannya kini sepenuhnya fisik, mengklaim.

"Ini bukan tentang apa yang kau inginkan, Laura. Ini tentang apa yang harus kupastikan. Dan saat ini, aku ingin kau memandangku, dan mengingat siapa yang memegang kendali penuh di rumah ini."

"Keluar dari bak mandi itu. Sekarang."

Laura mengerjap, pupil matanya melebar karena terkejut, namun segera menyadari fakta yang lebih dingin: Pablo yang begitu tenang, kembalinya yang tiba-tiba, dan tatapan

"Dia tahu. Tentu saja dia tahu. Aku masuk ke kamarnya. Aku melanggar batas yang dia tetapkan. CCTV. Bagaimana aku bisa lupa, ini rumah dengan pengaman maximal?" hatinya bermonolog.

Laura tergagap, menenggelamkan tubuhnya lebih dalam ke air hangat, berusaha menutupi diri.

"Aku... aku... hanya ingin tahu."

"Ingin tahu? Kau adalah Subjek di bawah pengawasan. Bukan turis. Dan tentu saja aku tahu, Laura. Di rumah ini, mataku ada di mana-mana."

Ia mengabaikan air mata Laura dan ketakutannya. Tangannya meraih handuk tebal yang tersampir di gantungan.

"Kau melanggar perbatasan fisik tadi sore, dan kau melanggar perjanjian kita dengan pikiranmu barusan. Kau menunjukkan padaku bahwa ancaman pengasingan mungkin tidak cukup untuk menjamin kepatuhanmu."

"Malam ini, kita akan memperkuat perbatasan lain. Sekarang, keluar dari sana."

Laura keluar dari kamar mandi setelah membilas. Ia mengenakan piyama sutra sederhana yang terasa canggung di tubuhnya. Wajah putih Laura semakin pucat karena ketakutan.

Berjalan hati-hati mendekati Pablo, suaranya gemetar.

"Pablo, aku minta maaf. Tolong jangan kembalikan aku ke Lisbon. Aku mohon."

Pablo membuang puntung rokoknya ke asbak kristal dan berbalik perlahan. Ia tidak langsung menjawab. Ia hanya berjalan maju satu langkah, menutup jarak antara mereka, membuat Laura harus mendongak.

"Lisbon adalah hukuman yang mahal, Laura. Bukan hanya untukmu, tapi juga untuk logistikku. Aku tidak akan mengulang kesalahan Adrian. Konsekuensi dari melanggar perbatasan, dan menunjukkan kepadaku betapa mudahnya kau bosan dan penasaran, dimulai di sini.

1
Vanilla Ice Creamm
Hai semua... aku up setiap hari ya, minta tolong klik Like dan ulasannya ya... boleh banget lho kritik, saran dan komentarnya, agar author makin semangat menulisnya.
Vanilla Ice Creamm
Hai semua... minta dukunganan like & koment utk saran ya readers.
dan... akhirnya /hr 5 bab selama 4 hari done!
Yolanda
langsung baca
Park Nana
suka sama karakter cewe2 rebel ini....
Park Nana
dari judulnya, ibarat makanan itu.. "menggugah selera" lebih ke kategori romance yg dikemas dg cerita yang ada tujuannya, bkn soal hubungan fisik semata.
dari karakter Laura, Laura ini blak-blakan dan grusa grusu ya... cocok sm karakter Pablo yg disiplin spy lbh terarah.
Vanilla Ice Creamm: hai terima kasih sdh mampir
total 1 replies
Bengkoang Studio
Anjay, dah pada mateng usianya 😌
Sweet Moon |ig:@sweet.moon2025
salfok Julia uda hamil gede disini 🤗
Vanilla Ice Creamm: eh iya dong, di GN kan ada perjanjian sm diego utk hamil.. sdikit mengambil rulenya Christiano Ronaldo & Georgina Rodriguez
total 1 replies
Enjel
Selamat atas karya pertama author kesayanganku yang pindah kemari.. jangan ragu utk baca karya kak vanilla
Vanilla Ice Creamm: terima kasih ud mampir ya, kak
total 1 replies
Enjel
wah laura... laura... emang perlu banget sih ya laki-laki itu diminta ketegasannya dari awal... jgn ksh kendor💪
VIC
penasaran deh
VIC
good job, mi vida
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!