NovelToon NovelToon
Transaksi Terakhir

Transaksi Terakhir

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:808
Nilai: 5
Nama Author: Ray Nando

Seoul tidak pernah tidur, tetapi bagi Han Ji-woo, kota ini terasa seperti sedang koma.

Di bawah gemerlap lampu neon Distrik Gangnam, Ji-woo duduk di bangku taman yang catnya sudah mengelupas, menatap layar ponselnya yang retak. Angin musim gugur menusuk jaket tipisnya yang bertuliskan "Staff Event". Dia baru saja dipecat dari pekerjaan paruh waktunya sebagai pengangkut barang bagi para Hunter (pemburu).

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ray Nando, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kartu As Paling Sial

​ BANDAR KEPALA DADU

​Meja VIP itu terbuat dari kulit naga hijau. Di sekelilingnya, iblis-iblis elit berkumpul menonton.

​Master Jackpot, Sang Penguasa Lantai 3, duduk di kursi singgasananya. Kepalanya benar-benar berbentuk kubus dadu raksasa berwarna merah dengan titik-titik putih yang terus berputar dan berubah angka.

​"Hohoho..." tawa Jackpot. Suaranya terdengar seperti koin yang dikocok dalam kaleng. "Seorang manusia dengan utang 10 Juta Poin dan memakai Cincin Kesialan ingin menantangku? Kau pasti masokis."

​Ji-woo duduk dengan susah payah karena beratnya Zirah Beban Hidup. Kursi di bawahnya retak.

"Aku bukan masokis. Aku investor agresif. Apa permainannya?"

​Jackpot menjentikkan jarinya. Sebuah roda raksasa muncul di tengah meja.

THE WHEEL OF CALAMITY (RODA BENCANA).

​Roda itu memiliki 100 juring (slice).

​99 Juring berwarna Hitam: KEMATIAN INSTAN (DEATH).

​1 Juring berwarna Emas: JACKPOT (WIN).

​"Aturannya sederhana," kata Jackpot. "Kita putar bergantian. Siapapun yang mendarat di Hitam, mati dan jiwanya jadi milik Kasino. Siapapun yang mendarat di Emas, menang dan bisa meminta apapun."

​Yuna menarik lengan zirah Ji-woo. "Bos! Peluang menangnya cuma 1%! Dan Bos pakai Cincin Kesialan! Cincin itu pasti akan memaksa jarum berhenti di Hitam!"

​Ji-woo tersenyum miring. "Tepat sekali, Yuna. Cincin ini menjamin hasil terburuk. Tapi pertanyaannya... terburuk bagi siapa?"

​"Aku pasang taruhan," kata Ji-woo. Dia meletakkan kertas kontrak Paylater-nya di atas meja.

"Aku pertaruhkan Utang 10 Juta Poin-ku. Jika aku menang, Kasino ini harus melunasi utangku."

​Jackpot tertawa terbahak-bahak sampai kepalanya berputar.

"Setuju! Aku suka mengambil utang manusia bodoh. Bunganya enak dimakan. Aku duluan!"

​ KEBERUNTUNGAN SETAN VS KESIALAN MUTLAK

​Master Jackpot memutar roda itu dengan kuat.

WHEEEENGgg....

​Roda berputar kencang. Jarum penunjuk berdetak. Tik... Tik... Tik...

Roda melambat. Jarum melewati area hitam... hitam... hitam... dan berhenti tepat, presisi milimeter, di Area Emas.

​TING!

[MASTER JACKPOT: WIN]

​Penonton bersorak. Iblis-iblis bertepuk tangan.

"Lihat?" sombong Jackpot. "Aku adalah perwujudan keberuntungan. Aku tidak bisa kalah."

​"Sekarang giliranmu, Manusia. Putar, dan mampuslah."

​Ji-woo berdiri. Cincin Kesialan di jarinya bersinar ungu gelap, bergetar hebat seolah memperingatkan bahaya.

"Valerius," bisik Ji-woo. "Apa definisi 'Sial' dalam permainan roda?"

​"Berhenti di warna yang salah," jawab Valerius.

​"Salah," koreksi Ji-woo. "Itu sial yang standar. Sial yang mutlak adalah... rodanya tidak berfungsi."

​Ji-woo memegang pinggiran roda.

SKILL CINCIN: BAD LUCK AMPLIFICATION (AMPLIFIKASI KESIALAN).

​Ji-woo memutar roda itu sekuat tenaga otot Dewa Perang-nya.

"PUTAR!!!"

​KRAK!

​Roda itu tidak berputar pada porosnya.

Karena Ji-woo sangat sial, poros roda itu patah tepat saat dia memutar.

Roda raksasa seberat 500 kg itu LEPAS dari meja.

​Roda itu menggelinding liar di lantai kasino dengan kecepatan tinggi.

"AWAS!" teriak para iblis.

​Roda itu menghantam mesin slot (Jackpot!), memantul ke dinding, menghancurkan meja roulette, dan terus menggelinding tak terkendali.

​"Hei! Apa yang kau lakukan?!" teriak Master Jackpot. "Kau merusak properti!"

​"Itu bukan aku!" bantah Ji-woo polos. "Aku cuma memutar. Rodanya saja yang kualitasnya jelek. Sial banget, kan?"

​Roda itu akhirnya memantul kembali ke arah meja VIP.

Roda itu melayang di udara, dan mendarat tepat... membelah kepala dadu Master Jackpot.

​BUGH!

​Master Jackpot terjepit di tengah roda. Wajah dadunya retak.

Jarum penunjuk roda (yang masih menempel) berhenti tepat di dahi Master Jackpot.

Darah ungu muncrat.

​Dan secara kebetulan yang sangat sial (bagi Jackpot), jarum itu menunjuk ke arah saku jas Jackpot di mana dia menyimpan Kunci Brankas Utama.

​Ji-woo melihat posisi jarum itu.

"Hmm... Jarum menunjuk ke Kunci Brankas. Menurut aturan main, jarum menentukan hadiah, kan?"

​ KEMENANGAN TEKNIS (TECHNICAL FOUL)

​"TIDAK SAH!" teriak Jackpot yang kepalanya terjepit. "Ini kecelakaan kerja! Bukan kemenangan judi!"

​"Valerius! Bacakan aturan kasino Pasal 1 Ayat 1!" perintah Ji-woo.

​Valerius, dengan cepat membaca plakat aturan di dinding.

"Pasal 1: Keputusan Jarum adalah Mutlak. Di mana jarum berhenti, di situ hadiah diambil. Tidak ada pengecualian untuk kerusakan teknis."

​Ji-woo merentangkan tangan. "Dengar itu? Jarumnya berhenti di dadamu, tepat di atas kunci brankas. Jadi, kunci brankas itu milikku."

​"Kau... Kau..." Master Jackpot gemetar menahan amarah. Aura iblisnya meledak. Dia menghancurkan roda yang menjepitnya.

​"Persetan dengan aturan! Aku adalah Bandar! Aku yang buat aturan!"

Jackpot berubah wujud. Tubuhnya membesar, kepalanya menjadi tiga dadu yang menyala api.

BOSS MODE: TRIPLE SIX DEMON.

​"AKU AKAN MEMBUNUHMU DAN TEMAN-TEMANMU!"

​Ji-woo menghela napas. "Selalu berakhir dengan kekerasan. Padahal aku mau menyelesaikannya secara perdata."

​Ji-woo mencabut Pedang Meleset (Sword of Miss) dari punggungnya.

"Hei Pedang," bisik Ji-woo. "Kau lihat iblis dadu itu?"

​Pedang itu bergetar takut. "Iya! Seram! Jangan pukul dia! Aku takut!"

​"Tenang," kata Ji-woo. "Aku tidak akan memukulnya."

​Ji-woo mengambil ancang-ancang, lalu melempar pedang itu sekuat tenaga ke arah... Lampu Gantung di atas kepala Master Jackpot.

​Target Ji-woo: Lampu Gantung.

Sifat Pedang: Selalu Meleset dari Target.

​Pedang itu menjerit. "TIDAK MAU KENA LAMPU!"

Pedang itu berbelok tajam di udara, melengkung menghindari lampu gantung, melakukan manuver 360 derajat yang mustahil, dan akhirnya...

​JLEB!

​Pedang itu menancap tepat di mata tengah Master Jackpot.

Karena pedang itu berusaha meleset dari lampu, dia malah mengenai satu-satunya benda lain yang ada di jalurnya: Kepala Bos.

​"ARGHHHH!" Master Jackpot meraung. "MATAKU! KENAPA KAU SANGAT AKURAT?!"

​Ji-woo mengangkat bahu. "Aku membidik lampu, sumpah. Pedangku yang salah."

​ PELUNASAN UTANG

​Master Jackpot tumbang. Tubuhnya berubah menjadi asap hitam dan tumpukan koin emas.

Sistem Menara berbunyi.

​TING!

​[FLOOR CLEARED!]

Master Jackpot dikalahkan.

Bonus Kemenangan: Akses ke Brankas Kasino.

​Pintu brankas di belakang singgasana terbuka.

Di dalamnya, terdapat gunungan Poin Menara. Jutaan... Milyaran Poin.

​"Kita kaya, Bos!" seru Yuna. "Kita bisa bayar utang!"

​Ji-woo berjalan masuk ke brankas. Dia tidak mengambil poin itu.

Dia mendekati sebuah panel komputer di tengah brankas.

SYSTEM TERMINAL: DEBT MANAGEMENT.

​Ji-woo memasukkan kartu identitasnya.

Layar menampilkan: UTANG: 10.000.000 POIN.

​Ji-woo menekan tombol [BAYAR DENGAN ASET KASINO].

​PROCESSED.

Saldo brankas kasino tersedot habis. Nol.

Utang Ji-woo lunas.

​TING!

​[HUTANG LUNAS]

Status Paylater: BERSIH.

Bunga: DIBAYAR LUNAS.

Sisa Saldo Anda: 0 Poin.

​Ji-woo melepaskan Zirah Beban Hidup-nya. Zirah itu hancur menjadi debu karena "Beban" (Utang) yang memberinya tenaga sudah hilang.

Ji-woo kembali ringan.

​"Akhirnya..." Ji-woo meregangkan ototnya. "Rasanya enak sekali tidak punya cicilan."

​"Tapi Bos," kata Yuna, melihat brankas yang kini kosong melompong. "Kita tidak ambil sisa uangnya? Ada sisa Milyaran poin lho tadi."

​"Kalau aku ambil sisanya, aku jadi kaya. Kalau aku kaya, aku lemah. Kalau aku lemah, aku mati di lantai 4," logika Ji-woo tak terbantahkan.

​"Valerius, ambilkan Cincin Kesialan dan Pedang Meleset itu. Kita simpan. Barang rongsokan ini berguna."

​Mereka berjalan menuju Portal Lantai 4.

Di belakang mereka, kasino itu runtuh karena bangkrut. Para iblis staf kasino menangis histeris karena PHK massal.

​Ji-woo melangkah mantap.

"Lantai selanjutnya. Semoga tidak ada urusan uang lagi."

​Portal bergetar.

Tulisan di atas gerbang Lantai 4 muncul:

[LANTAI 4: PABRIK KERINGAT & KERJA PAKSA]

[MISI: LEMBUR SAMPAI MATI]

​Wajah Ji-woo berubah datar.

"Yuna..."

​"Ya, Bos?"

​"Siapkan kopi. Sepertinya kita harus kerja rodi."

1
Pretty_Mia
Author, kapan nih next chapter?
Ray void: terimakasih support nya update nya pagi besok yaa😄😄😍
total 1 replies
Shoot2Kill
Ceritanya keren, bahasanya juga mudah dimengerti!
Ray void: terimakasih atas support nya😁😁😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!