NovelToon NovelToon
Jangan Salahkan Aku, Ibu

Jangan Salahkan Aku, Ibu

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / Bullying dan Balas Dendam / Hamil di luar nikah / Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:300
Nilai: 5
Nama Author: Widhi Labonee

kisah nyata seorang anak baik hati yang dipaksa menjalani hidup diluar keinginannya, hingga merubah nya menjadi anak yang introvert dengan beribu luka hati bahkan dendam yang hanya bisa dia simpan dan rasakan sendirian...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widhi Labonee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Buku Ini Aku Pinjam

Setelah peristiwa Tiwi yang berhasil mengalahkan Akamsi Heru yang terkenal jagoan motor dengan mudahnya itu, maka nama Tiwi menjadi sangat populer di desa Jambu itu. Hal yang sangat biasa dia dapatkan di desa asalnya. Semua orang tahu bahwa dirinya adalah seorang gadis tomboy yang jago naik motor. Tukang balap liar jalanan. Jadi ketika ia dipuja-puja begitu sudah jadi hal biasa baginya. Yang pusing adalah pak Slamet, guru SD itu bingung menjawab pertanyaan mengenai siapa Tiwi sebenarnya. Kok bisa sejago itu mengendarai motor yang tanpa modifikasi mesin..

Hehehehe…belum tau aja mereka ya?!

Pagi ini seperti biasa Tiwi berangkat bersama Umi, dan sesampainya di depan kelas Umi mereka berpisah karena kelas Tiwi ada dibagian belakang. Di dekat lapangan basket dan juga laboratorium.

“Wi, nanti kamu tunggu aku ya kalau pulang, kita bareng lagi ..” teriak Umi yang keluar lagi setelah menaruh tasnya di bangku.

Tiwi hanya memberikan kode oke lewat tangan.

“Itu anak kelas berapa Um?” Tanya Bayu pada Umi yang masih berdiri memandangi Tiwi yang berjalan dan membelok di depan koperasi itu.

“Eh, kamu… ya kelas satu lah sama dengan kita Bay…” jawab Umi enteng.

“Maksud ku kelas satu apa dodol ..!” Bayu mengusak rambut Umi.

Umi terpana, hatinya jedag jedug nggak karuan. Cowok yang sangat dia sukai ternyata mau menyentuh rambutnya.

“Heh, malah melamun! Jawab dong…” ujar Bayu lagi.

“Eh, eng .. satu tujuh. Kenapa?” Tanya Umi balik.

“Nggak… cuma wajahnya lucu..imut…hehehehe..salam ya!” Kata Bayu sembari berlaku dari hadapan Umi.

Gadis itu melongo. Salam? Nggak salah tuh? Apa kata Tiwi nanti, cewek judes itu pasti marah…. Batin Umi.

—-----------

Sementara dikelas Tiwi sedang kebingungan mencari buku catatan matematika nya, bukankah semalam sudah dia masukkan ke dalam tas? Masak jatuh? Nggak mungkin lah, wong tasnya nggak sobek.

Bu Diah, sang pengajar matematika yang sedang hamil itu menyuruh untuk mengumpulkan catatan matematika yang akan diperiksa olehnya. Dengan menahan rasa takut, Tiwi maju ke depan meja Guru.

“Ada apa Wi?’ Tanya Bu Diah ketus.

“Buku saya ketinggalan Bu, bolehkah saya ambil sebentar di kost?”

“Kost mu jauh apa dekat?”

“Dekat Bu .. sebentar kok Bu, ya?” Punya Tiwi dengan memasang wajah melas.

“Ya sudah, cepetan!” kata Bu Diah dengan nada tinggi

Tiwi pun berlari ke depan ke arah Guru piket, dia meminta ijin untuk keluar sebentar ke kost mengambil buku dan hanya diberi waktu sepuluh menit. Dengan berlari kencang dia menuju kost nya, membuka kamar dan mencari-cari buku catatan nya tapi tidak ada. Dengan tergesa dia melihat di meja belajar milik Umi, tapi juga nggak ada.

“Ada apa Wi?” Tanya ibu kostnya..

“Ini Bu, apakah ibu melihat buku catatan saya jatuh?”tanya Tiwi cemas.

“Nggak ada, dari kalian berangkat tadi, aku menyapu rumah, dan tidak menemukan ada buku yang jatuh atau tertinggal..”

“Oh, ya sudah Bu, aku balik ke sekolah lagi ..”

Tiwi kembali berlari ke sekolah nya, dia tidak mau dikunci dan tidak boleh masuk jika lebih dari sepuluh menit.

Dengan nafas terengah-engah gadis itu berjalan kembali ke kelasnya. Tapi saat melewati kelas Umi, dia belok dan meminta ijin pada Guru yang sedang mengajar untuk bertemu Umi sebentar.

“Ada apa Wi? Kok kamu sampai ngos-ngosan gini?” Tanay Umi heran.

“Apa kamu melihat buku catatan Matematika ku? Hari ini jadwalku jam pertama loh..dan aku baru saja kembali ke kos tapi di kamar nggak ada, juga ibuk kost tidak menemukan buku catatan matematika ku itu..” jawab Tiwi dengan lesu.

Umi menutup mulutnya dan membelalakkan matanya.

“Aduh maaf Wi, aku yang ambil dari tasmu semalam, Hehehhe…soalnya Bayu pinjam catatan matematika itu. Dan kutahu jika catatan matematika milikmu lengkap dan tapi, makanya tadi aku berikan pada nya..maaf ya Wi.. maaf…” ujar Umi menyesali kesalahannya meminjam buku tanpa ijin.

Tiwi membuang nafas kasar,

“Cepetan ambil, aku bisa dimarahi dan dihukum Bu Diah kalau terlalu lama .. cepat!”

Dengan setengah berlari Umi masuk ke kelas dan meminta buku catatan matematika milik Tiwi yang tadi dia pinjamkan kepada Bayu.

“Huuuuu…” teman sekelasnya menjadi ramai membuat PK Guru yang sedang mengajar menjadi marah.

Dengan wajah memerah Umi menyerahkan buku itu dan segera masuk meminta maaf pada Gurunya.

Tiwi tidak peduli itu semua yang penting dia cepat berlari ke kelasnya dan langsung menyerahkan buku itu pada Bu Diah.

Setelah mendapatkan omelan dari Gurunya Tiwi duduk dan bertanya pada teman sebangkunya apa yang telah dia lewati.

Dari bangku belakang Imran memperhatikan gadis yang telah mencuri hatinya itu. Dalam hati dia merasa kasihan melihat gadis itu harus berlari ke kost dan kembali dalam waktu sesingkat itu. Pasti dia capek sekali, kasian….

—------

Saat istirahat tiba-tiba ada Bayu yang muncul dikelas Tiwi. Dengan ditemani oleh Umi, dia menuju bangku Tiwi yang sedang menyalin ketertinggalannya tadi.

“Wi…maafin aku ya .. kamu nggak marah kan ke aku?” Tanya Umi dengan wajah memelasnya.

Tiwi hanya tersenyum datar. Dia tidak memperdulikan adanya Bayu yang juga sedang memperhatikan dia yang tengah menulis itu.

“Aku yang salah yang meminta Umi untuk meminjam buku catatanmu. Tapi kami tidak mengira jika kamu ternyata ada jam pertama. Maafin aku ya Wi,” ujar Bayu lembut.

Tiwi cuma melirik sesaat kemudian melanjutkan menulis lagi.

“Tapi habis ini aku masih boleh kan pinjam bukumu itu?” tanya Bayu lagi.

Tiwi mengernyitkan dahinya, mengapa cowok ini ngeyel mau pinjam buku nya sih?

“Boleh ya Wi… kayaknya lebih dulu dikelas mu deh daripada di kami,” imbuh Umi.

Akhirnya ketika Tiwi selesai menulis, buku catatan matematika nya diserahkan pada Umi.

“Kembalikan Besok! Lusa aku ada pelajaran ini lagi! Jangan lupa!” Tiwi berkata lugas.

Bayu langsung menyahut buku itu, dan mencium sampulnya.

“Oke, jangan kuatir … besok akan aku kembalikan!”ujarnya kemudian lalu melangkah keluar dari kelasnya.

Umi hanya bisa melambaikan tangan pada Tiwi dan berjalan menyusul Bayu.

“Eh, itu anak satu empat kan ya?” Tanya mbak Mugi.

Tiwi hanya mengangguk, dia memang jarang ngomong. Dia keluar ke koperasi sebentar untuk membeli minuman lalu segera kembali lagi ke bangku nya. Sesaat matanya bertemu pandang dengan Imran yang sedang bergurau dengan anak-anak lain di depan kelas.

Tiwi segera menunduk. Dia selalu malu jika bertemu pandang begitu.

Belum selesai pikirannya berisik karena kelakuan aneh anak kelas satu empat itu. Tiwi sedang malas berinteraksi dengan orang lain yang cukup menguras energinya.

Dan hari itu berlalu dengan berbagai tanya dalam hati Tiwi.

*********

1
Widhi Labonee
Bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!