Gibran Erlangga terpaksa menikahi Arumi Nadia Karima karena perjodohan orang tuanya yang memiliki hutang budi.
Dua tahun pernikahannya Gibran selalu perhatian dan memanjakan Arumi.
Arumi mengira dirinya wanita paling beruntung, hingga suatu hari kenyataan pahit harus ia terima.
Gibran ternyata selama ini menduakan cintanya. Perhatian yang ia berikan hanya untuk menutupi perselingkuhan.
Arumi sangat kecewa dan terluka. Cintanya selama ini ternyata diabaikan Gibran. Pria itu tega menduakan dirinya.
Arumi memutuskan untuk mengakhiri pernikahan mereka. Saat Arumi telah pergi barulah Gibran menyadari jika ia sangat mencintai istrinya itu.
Apakah Gibran dapat meyakinkan Arumi untuk dapat kembali pada dirinya?.
Jangan lupa tekan love sebelum melanjutkan membaca. Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Cinta tak pernah salah.
Arumi menangis terisak, dadanya terasa sangat sesak. Hatinya terasa hampa. Cinta yang ia jaga dan berikan hanya untuk suaminya harus ia lepaskan.
Dua tahun berumah tangga dengan Gibran, dan diperlakukan bak Ratu, mungkin hanya akan menjadi kenangan.
Pelukan hangat yang ia rasakan setiap malam tidak akan pernah menemaninya lagi. Ia harus ikhlas.
Mama Arumi mendekati putrinya dan membantunya berdiri. Mama menuntun Arumi menuju kamar dan meminta putrinya itu istirahat. Mama menutupi tubuh Arumi dengan selimut.
"Tidurlah,Nak."
"Mama, aku akan memejamkan mata ini. Berharap saat aku bangun semua telah berubah. Aku ingin kembali ke masa dulu. Saat aku belum mengenal dan jatuh cinta pada Gibran."
"Jangan berusaha keras melupakan cinta, karena semakin kamu berusaha menepis dan membuang cintamu, ia akan terus menghantui. Kamu hanya perlu ikhlas. Ingatlah, jika kalian emang berjodoh sejauh apapun kalian terpisah pasti akan bertemu kembali. Sebaliknya, jika ia memang bukan jodohmu, sekuat apapun kamu menggenggam pasti akan terlepas."
"Mama, apakah aku salah karena terlalu mencintai Gibran."
"Tidak ada yang salah saat kita mencintai seseorang, tapi terkadang cinta kita itu berlabuh di tempat yang salah."
"Ma, aku akan berusaha ikhlas dengan semunya. Tolong katakan pada Papa, jangan pecat Mas Gibran. Tempatkan ia pada posisi semula sebelum ia jadi suamiku. Jangan campur urusan kantor dan pribadiku."
"Mama nggak tau, apakah papa setuju."
"Mas Gibran pintar dan terampil. Ia salah satu karyawan andalan perusahaan, bukan? Sejak Mas Gibran memegang perusahaan makin maju. Biarlah ia tetap bekerja. Keluarga Mas Gibran juga masih sangat membutuhkan uang darinya."
"Seandainya emang Papa setuju, apakah Gibran masih mau bertahan diperusahaan? Akan malu jika ia diturunkan jabatan. Pasti ia akan lebih memilih resign."
"Tidurlah, istirahatkan hati dan pikiranmu."
Mama mengecup dahi Arumi sebelum meninggalkan kamar putrinya itu. Setelah itu mama menemui papa.
Mama mengatakan apa yang menjadi keinginan Arumi. Papa tidak setuju, ia tetap dengan keputusannya. Besok ia akan ke Jakarta dan mengumumkan jika Gibran bukan lagi pimpinan perusahaan.
Setelah itu ia akan menghubungi semua rekan kerja perusahaan untuk tidak menghubungi Gibran lagi.
Papa juga akan mengumumkan kalau Arumi dan Gibran telah berpisah. Mama tidak setuju dengan apa yang akan papa lakukan kali ini, karena mama masih berharap Arumi dan Gibran bersama,tapi mama tak berani membantah papa.
.............
Gibran memasuki gedung perusahaan dengan langkah pelan. Semua karyawan menyapa, tidak ada yang disahuti.
Gibran melangkahkan kakinya masuk ke ruang
kerjanya. Matanya menyusuri tiap sudut ruangan. Dua tahun ia menempati ruangan ini. Pasti ia akan merindukan semuanya.
Pandangan Gibran terpaku pada foto di dinding. Foto dirinya dan Arumi saat bulan madu dulu. Arumi tampak tersenyum bahagia.
Gibran mendekati foto itu dan mengusapnya. Ia turunkan foto itu dari dinding. Gibran akan membawanya sebagai kenangan.
Maafkan aku, Arumi. Terlambat bagiku menyadari rasa cinta ini. Seandainya waktu dapat diulang kembali, aku ingin tetap ada disisimu dan memberikan kamu seluruh cinta ini. Memang semua tak ada gunanya.
Semua salahku, seharusnya aku tak mengkhianati pernikahan kami. Aku terlalu terbuai akan rasa marahku sehingga menutupi cintaku.
Aku sadar, semua yang terjadi adalah salahku. Jika memang saat itu aku tak mencintai Arumi, seharusnya aku jujur. Arumi pantas membenciku.
Bersambung
makin menarik alur ceritanya..😁😁😁
GIBRAN YG SALAH, GIBRAN YG MARAH 😡😡.
tapi cinta mu pada Arumi tak bisa di paksakan.
lebih baik sama Alana saja😉