"Kamu siapa?" tanya Angel dengan suara lirih pada pria yang tengah berada di atas tubuhnya.
Tapi pria itu tidak mengatakan apapun, hanya terus membuatnya merasa tidak nyaman dengan setiap sentuhannya pada Angel.
Kringggggg Kringggggg
Angel membuka matanya, suara alarm ponselnya membangunkannya. Dengan nafas terengah-engah Angel melihat ke sekeliling kamarnya.
"Hais, mimpi itu lagi. Kenapa aku terus mimpi hal yang sama sejak pindah ke kota ini" gumamnya bingung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Ingatan yang Berbeda
Angel menghela nafas panjang. Dua kali Aline pergi dengannya. Dan dua kali Aline dalam kondisi seperti ini. Apa dia pembawa kesialann untuk Aline? pikirannya sungguh jadi kemana-mana.
"Angel!"
Bibi Martha datang ke klinik dimana Aline dan Angel berada.
Angel segera menghampiri bibinya itu lalu memeluknya.
"Bibi, maaf Aline pingsan lagi" kata Angel.
Darryl melihat rasa bersalah Angel itu. Padahal semua kan memang bukan salah Angel. Hal seperti ini, siapa yang bisa menduga akan terjadi.
"Kenapa minta maaf nak? kamu tidak apa-apa kan? Kenapa Aline bisa pingsan?" tanya bibi Martha.
"Dia pingsan... " Angel menjeda ucapannya.
Angel mencoba mengingat, kenapa tadi Aline pingsan. Tapi, apa yang mungkin dia katakan ini akan masuk akal atau tidak saat didengar oleh bibi Martha dan Darryl yang juga masih berada di ruangan itu.
"Tadi..." Angel menjadi sangat ragu untuk mengatakan atau tidak.
Masalahnya yang dia lihat tadi, hanya sosok bayangan hitam yang mampu membuat semua preman itu jatuh terkulai, tergeletak tak berdaya di atas aspal. Apa hal seperti itu akan bisa diterima nalar bibinya dan Darryl? atau mereka justru akan berpikir Angel juga sedang bermasalah dengan kepalanya. Sampai bisa mengatakan hal-hal seperti itu.
Martha dan Darryl terlihat masih menunggu penjelasan dari Tiara. Namun, saat Tiara masih berpikir akan berkata jujur atau tidak. Aline terlihat bergerak sedikit, sepertinya Aline mulai sadarkan diri.
Martha yang melihat itu, tentu saja segera menghampiri putrinya.
"Aline"
"Ibu"
Angel juga segera mendekat.
"Angel, kamu sudah apa-apa? aku melihat orang-orang saling pukul, mengerikan" kata Aline terlihat masih ketakutan.
Angel mengernyitkan keningnya bingung.
'Saling pukul? Aline melihat para preman itu saling pukul? aku tidak...'
"Tidak apa-apa, sudah tidak apa-apa. Kamu sudah baik-baik saja. Sekarang kita pulang ya!" kata Martha kembali memeluk Aline.
Angel melihat ke arah Aline. Sepupunya itu tidak terlihat seperti sedang mengatakan sesuatu yang tidak benar. Aline terlihat ketakutan dan terlihat seperti memang habis melihat semua itu. Seperti dia memang mengalami yang dia katakan.
Martha segera membantu Aline keluar dari ruangan itu, sementara Angel masih terlihat diam termenung.
"Angel, ayo!" ajak Darryl.
Angel pun keluar dari ruangan itu. Tapi saat kakinya melangkah keluar, dia merasa dadanya berdebar. Debaran yang sama, seperti merasakan keberadaan pria itu di dekatnya. Angel melihat ke arah belakang, tapi tidak ada siapapun disana.
"Ada apa? apa ada yang tertinggal?" tanya Darryl.
Angel menggelengkan kepalanya.
"Tidak kak" jawab Angel pelan dan singkat.
**
Angel merasa sangat penasaran sekali dengan jawaban Aline tadi sore. Dia pun pergi ke kamar Aline setelah makan malam.
Aline sudah terlihat lebih baik ketika mereka sudah kembali ke rumah. Makanya Angel pikir, dia bisa bertanya pada Aline. Kalau kondisi Angel masih ketakutan seperti tadi sore, dia juga tidak akan bertanya meski sangat penasaran.
Tok tok tok
"Aline, boleh aku masuk?" tanya Angel dari depan pintu setelah mengetuk pintu kamar Aline.
"Masuklah Angel!" sahut Aline dari dalam.
Tangan Angel terangkat perlahan memegang handel pintu kamar itu, lalu membukanya. Saat Angel masuk, Aline sedang berada di atas tempat tidurnya, sambil bermain ponsel.
"Bagaimana kondisimu?" tanya Angel yang langsung duduk di tepi tempat tidur dekat Aline berada.
Gadis di depan Angel itu tersenyum.
"Sudah lebih baik. Tidak masalah, besok aku sudah bisa pergi ke kampus. Tadi, mungkin aku sedikit terkejut. Sebaiknya lain kali, kita hubungi kak Darryl sebelum kita benar-benar keluar dari kampus" kata Aline memberikan saran.
Angel mengangguk setuju. Namun, dia kembali melihat ke arah Aline.
"Oh ya, tadi kamu bilang kamu ketakutan karena para preman itu saling pukul?" tanya Angel pada Aline.
Aline yang sekarang gantian mengernyitkan keningnya.
"Loh, bukannya kamu juga ada di sana Angel. Kamu lihat kan, kalau para preman itu saling pukul sampai pada jatuh semua. Terkapar di tanah?" tanya balik Aline.
Angel tidak mengingatnya seperti itu. Tapi apa yang dikatakan Aline ini memang lebih masuk akal sebenarnya dari apa yang dia benar-benar lihat.
"Aku sampai merinding, badan mereka besar-besar kan? kenapa juga mereka saing pukul seperti itu? benar-benar mengerikan!" lanjut Aline lagi.
'Jadi, dia benar-benar mengingatnya seperti itu? pada preman itu saling pukul? tapi yang aku lihat, sosok hitam itu?' batin Angel.
"Kamu tidak takut, Angel?" tanya Aline.
Angel mengangguk perlahan.
"Takut, untung saja kak Darryl datang. Ya sudah, kamu pasti lelah. Istirahatlah!"
"Kamu juga"
Angel mengangguk dan berdiri dari duduknya. Angel menepuk lengan Aline perlahan, dan berjalan keluar dari kamar Aline.
Ceklek
Setelah menutup pintu kamar Aline, Angel juga berjalan ke arah kamarnya.
Angel bahkan mengunci kamarnya itu sebanyak dua kali. Dia mengunci, lalu memeriksanya, mencoba untuk membukanya. Apakah mudah terbuka atau tidak. Lalu, kembali menguncinya lagi. Setelah dia merasa aman. Dia baru pergi ke tempat tidurnya.
Angel membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih itu.
Angel menghela nafas panjang. Sebaiknya memang dia tidak lagi memikirkan semua itu. Benar kata profesor Zaid, mungkin pria itu datang, karena pertama kali dia menuju ke ruang bibinya ini. Mereka melintas di depan rumah besar keluarga Valleroy. Dan saat itu, Angel sempat melihat ke arah rumah itu cukup lama. Mungkin karena itu, segala teori yang dikatakan oleh profesor Zaid itu bisa terjadi.
"Angel, fokuslah. Fokus dengan kuliah, belajar yang benar. Jadilah pengusaha sukses seperti ayah dan ibu" gumamnya mencoba menguatkan tekadnya.
Angel memejamkan matanya setelah dia mengatakan semua itu perlahan. Hingga dia merasa, ada yang menarik selimutnya.
"Aline, apa kamu tidak bisa tidur..."
Ucapan Angel itu terjeda, dia pikir itu Aline. Ternyata yang dia lihat adalah Zevran. Pria itu menarik selimut Angel, lalu dengan santai menggunakan selimut itu dan berbaring di sebelah Angel.
Angel menghela nafas panjang. Dia ingat apa yang dikatakan oleh profesor Zaid.
'Jangan takut padanya Angel, anggap saja dia tidak ada. Dia hanya bagian dari halusinasi mu. Dia tidak benar-benar ada!' batin Angel.
Angel pun kembali berbaring, dia memposisikan dirinya memunggungi Zevran.
'Pejamkan mata, maka dia akan pergi sendiri. Dia akan pergi!' batin Angel lagi.
Zevran yang memang bisa mendengar suara hati Angel, tersenyum miring.
'Gadis nakal!' batinnya.
Zevran menarik lengan Angel. Memaksa gadis itu menghadap ke arahnya.
"Agkhh"
***
Bersambung...
jager apa ya kok lupa 🤭
apa ajaib karena mahal 🤭