Hidup dalam lingkaran kemiskinan, membuat Rea ingin bekerja setelah lulus SMA, semua itu dia lakukan demi keluarga.
Namun takdir berkata lain, Ayahnya sudah memutuskan masa depan Rea, sebagai istri dari seorang lelaki bernama Ryan.
Dia tidak bisa menolak dan menerima keinginan sang ayah.
Hanya saja, Rea tidak pasrah, dia bukan wanita lemah, selama belasan tahun berjuang dalam kesengsaraan, melatih mental yang kuat menahan setiap penghinaan para tetangga.
Sehingga dia akan berusaha membuat Ryan menyesal karena sudah menikah dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shina Yuzuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SPG
Selesai melakukan pembayaran, kini Ryan dan Rea, bersama Qiya juga tentunya, mereka menuju lantai dua.
Dimana lantai dua menjadi tempat kios-kios atau toko-toko yang menjual kebutuhan sehari-hari, seperti pakaian, peralatan rumah tangga, aksesoris, make up, obat-obatan dan termasuk juga swalayan.
Tapi selepas mereka keluar dari salon kecantikan milik Sela, Ryan merasa tidak nyaman. Ketika perhatian orang-orang disekitarnya semakin jelas tertuju kepada dua wanita cantik yang berjalan di belakangnya.
Ryan memasang ekspresi tatapan tajam dan dingin, guna mengintimidasi para lelaki yang coba-coba menggoda Rea.
Sejak awal Rea memang terlahir menjadi sosok yang cantik, namun karena dia hidup dalam keluarga kurang berkecukupan, membuat dirinya tidak tahu bagaimana cara merawat diri atau sekedar berdandan.
Hingga saat ini, setelah melakukan perawatan, seakan pandangan orang-orang tentang Rea, dimana mereka menganggapnya kurang menarik, seperti menjilat ludah sendiri.
Berbeda dari Qiya yang memiliki kecantikan wanita dewasa serta dibekali tubuh dengan aset pribadi penuh pesona. Rea adalah kecantikan dari wajah manis, mata lentik namun tajam, hidung mancung dan lesung pipi.
Walau tidak ada yang bisa dibanggakan dari tubuh kecilnya, tapi bagi Ryan, Rea adalah daya tarik itu sendiri. Terlebih lagi dengan sifat keras kepala, menjadikan istrinya bukan wanita biasa-biasa saja.
"Istriku, kau bisa memilih beberapa pakaian, sepatu, tas, atau apa pun yang kau suka. Kalau bingung tinggal tanyakan saja kepada Qiya, dia akan membantumu." Ucap Ryan.
"Baik tuan." Qiya patuh menerima perintah dari majikannya.
Namun tatapan mata sinis Rea secara langsung di tunjukan kepada Ryan..."Kenapa tidak kau pilihkan sendiri, bukankah kau mengatakan, kalau 'Aku ingin istriku menjadi lebih cantik', jadi itu adalah keinginan mu, urusan mu dan tanggung jawab mu. Jangan menyusahkan orang lain hanya karena kau mengaji kak Qiya."
Rumit wajah Ryan karena permintaan Rea membuatnya bingung...."Aku tidak terlalu pandai memilih pakaian wanita, jadi aku pikir Qiya lebih tahu soal model pakaian yang cocok denganmu."
Karena Ryan tidak memiliki pengetahuan dalam hal fashion, bahkan baju yang setiap hari dia gunakan di rumah, sebagian besar hanya kemeja polos, kaos oblong, celana jeans atau kolor berwarna-warni.
Ini juga menjadi alasan, kenapa Ryan membawa Qiya. Sebagai mantan model dengan cukup pengalaman di bidang
"Aku istrimu, jadi harusnya kau berusaha mencari tahu apa yang aku suka." Tegas Rea dengan keras.
Ryan coba memahami perkataan Rea, hingga dia mendapat satu kesimpulan, bahwa Rea mengharapkan untuk Ryan mengenal istrinya lebih dekat, tentang apa pun yang dia suka dan juga tahu seperti apa keinginannya.
"Baiklah, akan aku lakukan semua demi istriku yang tercinta." Ucap Ryan penuh semangat.
Kini Ryan membawa Rea ke depan toko baju mahal dengan merk Gucai, dimana mereka memiliki bermacam-macam model baju dari segala usia dan juga segala jenis manusia.
Ada pun jaminan kualitas pakaian dengan bahan awet, tahan lusuh, tahan banting, tahan kotor, tahan bakar, tahan tekanan, tahan lama, tahan air, tahan segala macam situasi serta kondisi cuaca bahkan bencana.
Tidak perlu menunggu waktu lama, satu SPG di dalam toko segera datang untuk menyambut Ryan dan Rea. Menunjukan moto 3S yaitu Sapa, senyum dan sopan, tentu menunjukan kalau SPG tersebut memiliki banyak pengalaman tentang pelayanan marketing.
"Selamat siang tuan dan nyonya, ada yang bisa aku bantu ?." Ucap SPG menyapa lembut sedikit genit dan merayu kepada Ryan.
Siapa pun sadar dan mengakui (kecuali Rea) kalau Ryan termasuk dalam standar tampan kelas atas, sehingga membuat SPG itu merasa bersemangat untuk menyapa kedatangan Ryan.
Terlebih lagi toko Gucai adalah toko baju terkenal, berkualitas dan mahal, bisa dipastikan kalau semua pelanggan mereka tergolong dalam kasta orang kaya.
Rea menatap tidak senang dan ada sedikit rasa malu, karena bagaimana pun Rea membandingkan dirinya sekarang. Meski sudah perawatan dari A sampai Z, dia menganggap kalau SPG itu jauh lebih menawan, sopan, berpakaian rapi dan cantik.
Tapi yang Rea tidak sadari adalah Ryan bersikap biasa, tanpa menunjukkan tanda kalau dia tergoda oleh rayuan SPG.
"Aku ingin membeli beberapa baju untuk istri ku." Jawab Ryan dengan santai.
Hanya saja SPG itu melihat diarah yang salah, tatapan matanya tertuju kepada Qiya, dimana dia sedang berdiri disebelah kiri Ryan. Sekali pun ada wanita lain di sebelah kanan, tapi dia mengabaikan Rea.
Rea sudah menerima kenyataan, penampilan Qiya lebih menarik perhatian SPG, sedangkan Rea dianggapnya anak SMA yang bermain di mall setelah pulang sekolah.
SPG itu menghampiri Qiya..."Tentu saja, silakan nyonya."
"Maaf, bukan aku..." Qiya mundur satu langkah ke belakang.
"Oh maaf. Aku salah." SPG bingung, seperti kecewa kepada pengalamannya dalam menilai seseorang.
"Tidak apa-apa, jangan khawatir tentang apa pun." Balas Qiya.
Menjadi SPG bukan hanya dituntut dalam mempromosikan barang jualan semata, mereka harus bisa memahami setiap situasi dan kondisi dari customer, itu dilakukan agar mampu bertindak lebih cepat daripada kilat.
Setelah salah menilai orang, kini SPG beralih kepada Wanita di sebelah Qiya.
Namun ada yang membuat Rea kesal, dimana saat SPG itu melihat ke arahnya, dia merasa, kalau senyum cerah yang ditunjukan sebagai moto 3S (sapa, senyum, sopan) perlahan turun, seakan-akan ada penghinaan terlintas dari ekspresi SPG itu.
"Maaf saja kalau aku tidak cantik, jadi orang lain pikir aku hanya orang yang numpang lewat." Gumam Rea lirih dengan senyum pahit dan kesal.
Tapi Ryan bisa mendengar keluhan Rea..."Jangan bicara seperti itu istriku, tidak peduli orang lain melihatmu seperti apa, kau selalu spesial bagiku."
"Aku tidak akan termakan rayuan mu." Rea semakin kesal.
Rea bingung tentang isi pikiran Ryan yang selalu menganggap dirinya begitu spesial, sedangkan ada banyak wanita-wanita lain di sekitarnya memiliki kecantikan diatas rata-rata.
"Apa salahnya merayu istriku sendiri."
Meski dalam hati Rea selalu menolak rayuan dari Ryan. Kali ini ada sedikit lengkungan senyum muncul di wajahnya. Tapi di sisi lain, Rea tetap tidak mau menerima kekalahan karena termakan rayuan tersebut.
Berjalan memasuki toko, deretan model pakaian tertata rapi dari bermacam-macam jenis, seperti celana panjang atau pun celana pendek, kaos oblong hingga kaos bergambar, kemeja entah yang kotak-kotak, bergaris atau polosan saja, jeans pria dan juga jeans wanita, kain batik dari solo, Pekalongan sampai Jogja.
Ada pun mereka juga menempatkan pakaian sesuai kategori usia, gender, kegunaan, tujuan, manfaat serta tingkatan harga.
Mulai dari pakaian anak, pakaian dewasa, pakaian pria, pakaian wanita, pakaian renang, pakaian menyelam, pakaian pengantin, pakaian ibadah, pakaian luar, luar angkasa, pakaian dalam, kedalaman samudera, dan mungkin pakaian jenazah juga ada.
apa banyak misteri di antara mereka ber dua bukan cuma majikan ma pelayan ,,aihhh
mohon untuk up terus Thor...