NovelToon NovelToon
Uang Kaget Bergetar

Uang Kaget Bergetar

Status: tamat
Genre:Matabatin / Sistem / Tamat
Popularitas:16.1k
Nilai: 5
Nama Author: samsuryati

bagaimana rasanya ketika kamu mendapatkan sebuah penawaran uang kaget?

Rara di hina dan di maki selama hidupnya.

Ini semua karena kemiskinan.

Tapi ketika dia merasa sudah menyerah, Dia mendapatkan aplikasi rahasia.

Namanya uang kaget.

Singkatnya habis kan uang, semakin banyak uang yang kau habiskan maka uang yang akan kamu kantongi juga akan semakin banyak.

Tapi hanya ada satu kesempatan dan 5 jam saja.

Saksikan bagaimana Rara menghasilkan uang pertama kali di dalam hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27

Suasana di aula masih hening. Setelah video call dari Arya berakhir, semua orang seolah terjebak dalam diam yang menyakitkan.

"Aduh ini....

"Ahhh siapa sih yang membuat gosip?iss gara gara gosip ini kita jadi salah faham kan, sialan,jika saja aku tau siapa orang nya,ku pecat dari sekolah!!"

"Mana dia,mana orang yang menjadi provokator, katakan siapa orang nya?"

Semua wali murid bersikeras mencari pelaku sebagai kambing hitam.

Padahal tanpa gosip ini saja pandangan mata mereka sejak awal memang sudah salah.

Sekarang mereka hanya malu dan siapa yang bisa di salahkan.

Sementara wali murid berputar putar mencari kambing hitam, Chika dan Tasya berkeringat dingin.

Orang tuanya tidak tahu tapi semua murid tau tentang live streaming kemaren.

Tapi mereka tidak bisa di salahkan , siapa yang mengatakan pertama kali jika perusahaan Mahesa gulung tikar.Tanpa kabar ini, bagaimana mereka bisa nekad melakukan live streaming.

Tapi...

Keduanya saling pandang.

Harus kah kita kabur sekarang?

Menatap kembali ke pakaian yang di pakai, mereka merasa panas.Pakaian ini hanya lah api yang membuat mereka semakin panas dan berkeringat.

Jangan katakan bagaimana semua mata para teman sekelas yang memandang ke arah keduanya dengan mata menuduh.

Ngeri kali.

Glek.

Hanya beberapa murid yang tidak bersinggungan langsung saja yang bisa menatap panggung tanpa rasa bersalah.

Yang lainnya harus saling tuduh dalam diam.

Sementara itu Rara masih berdiri di atas panggung tapi kali ini bukan sebagai gadis pemalu yang sering jadi bahan cibiran. Kini, dia berdiri sebagai seseorang yang tak bisa lagi diremehkan.

Dengan tenang, Rara mengambil mikrofon. Suaranya lembut, tapi setiap katanya terdengar jelas.

“Terima kasih kepada semua guru yang telah mendidik kami hingga hari ini. Saya tahu, hari ini adalah hari perpisahan bukan ajang pertunjukan atau perdebatan.”

“Awalnya saya ingin berbagi sedikit rezeki dengan donasi ini.Saya sempat bilang ingin masalah ini deh rahasiakan.Tapi segalanya sudah sudah terlanjur di luar ekspektasi. Padahal hari ini adalah sebuah momen yang bagus untuk membuat kenang-kenangan . Meskipun begitu di sini saya hanya ingin bilang… saya bersyukur pernah sekolah di sini.”

Tatapannya mengarah ke para guru yang berdiri kaku di samping panggung. Beberapa dari mereka tampak berkaca-kaca. Rara menunduk sedikit ke arah para guru ,dia memberikan hormat kecil ke arah mereka.

Guru adalah pahlawan tanpa jasa dan itu tidak bisa dipungkiri oleh Rara saat ini .

Tanpa para guru di sini dia pasti akan lebih ditekan lagi.

Terima kasih guru.

Kemudian mata nya kembali ke arah teman teman sekelas.Dia berkata"Kalian semua adalah orang orang yang berpendidikan tapi mengapa kalian memiliki moral rendah dengan menyebar kan fitnah yang tidak bertanggung jawab.Jika aku memiliki mental setipis kertas, mungkin akibat nya akan buruk.Tapi tidak masalah...

 “Kalian adalah bagian dari perjalanan hidup saya dan saya akan selalu ingat itu. Terima kasih… Terimakasih semuanya, hari ini aku belajar banyak.Sungguh pengalaman yang tidak terlupakan”

Mata nya seperti sedang merekam semua orang.

Rara pasti tidak akan melupakan nama-nama orang yang menghinanya tadi. Sebuah pelajaran perlu diberikan untuk menjadi pengingat. Agar mereka tidak meremehkan orang lain di masa depan.

Ia meletakkan mikrofon pelan. Dan tanpa menunggu aba-aba atau pujian, Rara melangkah turun dari panggung.

Gaunnya yang sederhana tapi elegan berayun ringan mengikuti langkah mantapnya. Sepatu hitam berhak rendah berdetak pelan di atas lantai aula.

Semua orang menatapnya.

Ibu kepala sekolah merasa tindakannya untuk pamer sangat buruk ,sampai gadis baik itu diintimidasi sedemikian rupa.

Padahal mereka adalah sekolah internasional. Tapi mereka bahkan tidak mampu menutup aib seorang murid terlepas benar atau tidaknya gosip itu.

Para murid yang tadi menggunjing kini hanya bisa menunduk, malu.

Jiwa muda mereka terketuk dengan kejadian hari ini.Rara benar-benar sudah membuat hati nurani mereka terbuka.

Rara tidak si miskin yang mereka duga tapi dia tidak pamer. sebaliknya menyembunyikan hal itu. jika saja kepala sekolah tidak membeberkan masalah Dia memberikan bantuan kepada sekolah, mungkin sampai kapanpun orang tidak akan tahu.

Orang sekelas nyonya Felisha aja pasti akan berkoar ke mana-mana ketika dia memberikan bantuan.Tapi Rara tidak.

Nadia, cila dan beberapa teman yang tidak pernah mencemooh, juga malu untuk mendekati Rara saat ini.

Meskipun mereka tidak pernah menghina tapi sebenarnya mereka juga tidak pernah membela Rara.

Rasa malu menjalar di hati mereka.

Beberapa wali murid juga berbisik-bisik. Tapi saat ini arah pembicaraannya sudah berbeda, mereka merasa bersalah, sementara yang lain mencoba membenarkan ego mereka masing-masing.

Padahal rasa iri lebih condong ke arah mereka.Rupanya gadis yang mereka hina, lebih kaya di banding dengan mereka sendiri.

Tapi apapun jangan pernah mengakuinya.

"Oh rupanya nggak jadi bangkrut, mungkin donasi ini dimaksudkan untuk membuang sial kali ya"

"Kupikir seperti itu juga tapi kita sebenarnya memang salah paham kok"

"Sok kaya benget,aku pikir, jika tidak sekarang, lambat laun dia kan bangkrut beneran deh "

Mereka tidak menyesal malah semakin menuduh.Setelah satu orang, semua nya seperti mendapatkan dukungan untuk terus mengumpat.

“Ah, tetap saja, keluarganya itu hanya pebisnis kelas menengah. Bukan keluarga konglomerat. Tak perlu dibesar-besarkan.” kata Nyonya Felicia.

Dia juga tidak menduga jika arah akan berkembang seperti ini.

Tapi apapun itu .

Mahesa grup bukan apa-apa dibanding dengan perusahaan milik suaminya.

Mereka benar-benar hanya perusahaan kecil.

Namun komentar itu terdengar hambar.Ingat lah tong kosong nyaring bunyinya.

Tak ada lagi orang yang berani menyambung apa yang dikatakan oleh nyonya Felicia.

Donasi dua setengah miliar, jelas sekali perusahaan Mahesa bukan kaleng kaleng.

Nyonya Felicia tidak senang karena tidak ada yang sependapat dengan nya.Wanita setengah baya yang masih cantik itu mendengus tidak bahagia .Di dalam hati kebenciannya semakin meluap-luap.

"Dih hanya dua setengah miliar, aku akan meminta suamiku menyumbang 3 miliar sekaligus. biar kalian semua menganga"gumamnya.

"Hupm..

Matanya menatap tajam ke arah Rara seperti sebilah pedang. jika mata bisa membunuh maka saat ini Rara sudah dilubangi hanya dengan pandangan.

Saat Rara melintasi barisan bangku, seorang pemuda berdiri dari tempat duduknya.

Pemuda yang dulu sempat dikagumi,kini wajahnya tampak kikuk, bahkan agak memerah. Ia melangkah setengah jalan ke arahnya, mencoba membuka mulut.

 “Ra—”

Ada rasa bersalah di dalam nada suaranya.

Andrian Mahendra, sebenarnya dibingungkan dengan kenyataan jika Rara memiliki sugar Daddy. Meskipun mereka tidak memiliki hubungan yang spesial.Tapi sebagai teman sekelas dia tidak pernah menganggap remeh Rara meskipun Rara hanya gadis dari golongan menengah.

Paling tidak mereka berteman kan.

Apalagi Rara sekarang terbukti masih kaya bahkan mungkin setara dengan keluarganya.

Jika saja mereka berdua saling terhubung, maka akan ada hubungan mutualisme di sini.

Hubungan yang saling membutuhkan.

Rara cantik sebenarnya.

Tapi tadi setelah mendengar gosip, dia merasa jijik dan menganggap semuanya adalah kebenaran.

Namun sekarang hal yang benar tadi sudah berubah menjadi sebuah kebohongan.

Dia merasa di rugikan di sini.

Sebenarnya Adrian hanya anak haram, dia di anggap sampah di keluarga nya.Jadi di sekolah dia mencoba mengaet sebanyak mungkin gadis gadis kaya.

Rara hanya di anggap pion, tapi dengan dua setengah miliar, Rara bisa jadi target utama

Paling bagus untuk menjalin hubungan sekarang.

Tapi sayang Rara tidak menghentikan langkahnya. Bahkan tak menoleh sedikit pun. Tidak ada senyum, tidak ada lirikan. Hanya ketegasan di matanya yang lurus ke depan.

"Ra .. Aku minta maaf Aku tidak bermaksud untuk menyinggungmu tapi...

Tapi kenapa masalah ini tidak diklarifikasi lebih awal sehingga tidak menimbulkan fitnah seperti ini.

Kata-kata terakhir hanya bisa dia telan sendiri.

Dia ingat mereka bahkan tidak memberikan Rara kesempatan untuk membela diri.

Andai saja dia tidak menghina Rara.

Dengan penuh penyesalan ada yang Mahendra hanya bisa menatap punggung Rara yang beranjak pergi.

Sampai akhirnya, tepat sebelum keluar dari pintu aula… Rara berhenti.

Ia berbalik perlahan.

Mata semua orang langsung tertuju padanya.

 “Oh ya,” katanya datar namun menusuk. “Untuk Ibu Rini, Pak Darmawan, Ibu Siska, dan… Tasha. terutama untuk Nyonya Felicia. Kalian sempat menyebutkan kalau saya tidak pantas berdiri di tempat terbaik ini.”

“Saya berterima kasih atas segalanya tapi saya akan berikan hadiah sebagai ucapan terima kasih.”

“Sebuah hadiah yang tak akan kalian lupakan.”

Rara tersenyum tipis, bukan senyum mengejek,melainkan senyum penuh keyakinan dari seseorang yang telah melepaskan masa lalu dan melangkah lebih jauh.

“Semoga hidup kalian menyenangkan dengan penyesalan kalian sendiri.” bisiknya di dalam hati.

Tanpa menunggu tanggapan, Rara benar-benar pergi. Membuka pintu aula dengan ringan dan membiarkannya tertutup pelan di belakangnya.

Drop

Suara denting terakhir dari pintu yang menutup itu... seolah menjadi tanda berakhirnya semua ejekan, semua keraguan, semua hinaan.

Pintu aula telah tertutup.

Namun, gaung langkah terakhir Rara masih bergema di benak semua orang yang berada di ruangan itu. Beberapa murid saling pandang, tidak tahu harus berkata apa. Ada yang menunduk, ada pula yang menggigit bibir,menahan rasa malu yang baru sekarang menyadarkan mereka betapa buruknya perlakuan mereka selama ini.

Tasha , Chika dan beberapa gadis yang tadi dengan lantang menyindir kini tampak pucat.

"Apa maksudnya?"

"Apakah Rara akan meminta uang untuk pakaian ini kembali?"

Tangannya mencengkram roknya, sementara matanya terus menatap ke arah pintu seakan berharap Rara akan kembali dan semua itu hanyalah mimpi.

Dia hanya ingin menyebutkan semua ini adalah mimpi.

Seharusnya Mahesa benar-benar bangkrut. Mereka seharusnya tidak memiliki jalan untuk kembali.

Seharusnya seperti itu.

Nyonya Felicia mencoba berdiri dengan anggun tapi terpeleset sedikit karena tumitnya bergetar. Ia tertawa kecil, canggung, lalu cepat-cepat duduk kembali, menyeka keringat dingin di dahinya dengan sapu tangan sutra mahal.

“Yah… dia hanya sedang beruntung,” bisiknya pelan, namun tak ada seorang pun yang menyahut.

Di barisan guru, salah satu guru yang sebelumnya sempat membela Rara menghela napas panjang.

“Anak itu selalu punya potensi. Tapi kita semua… terlalu fokus pada angka dan nama besar,” gumamnya.

Pak Rafi, guru olahraga yang biasanya cuek, mengangguk pelan.

“Dia berjalan keluar dengan kepala tegak, setelah semua hinaan yang dia dapat. Itu bukan hanya soal uang. Itu soal harga diri"

Sementara itu, kepala sekolah terlihat kebingungan. Wajahnya memerah karena menyadari bahwa dirinya juga ikut menyulut kesalahpahaman ini.

“Saya benar-benar mengira dia ingin semua orang tahu… saya hanya ingin mengapresiasi,” katanya lirih sambil menunduk.

Beberapa guru menepuk bahunya

 deg

Kemudian, salah satu murid laki-laki, yang sejak tadi diam dan hanya memperhatikan mengangkat tangannya perlahan. Dia bukan siapa-siapa di sekolah ini. Tak populer, tak kaya, tapi hatinya tergerak.

“Apa… apa kita boleh minta maaf… kalau bertemu dia lagi?”

Tak ada yang menjawab, tapi banyak yang mengangguk pelan.

Sementara itu di luar aula…

Rara berdiri di bawah pohon rindang. Angin siang yang lembut menyibakkan helaian rambutnya.

Dari kejauhan, terlihat sebuah mobil hitam elegan menunggu dengan sopir berpakaian formal yang langsung membukakan pintu.

Namun sebelum masuk, Rara menoleh sekali lagi ke bangunan sekolah yang selama ini mengajarkannya banyak hal bukan hanya pelajaran, tapi tentang manusia… dan betapa kerasnya dunia.

Ia menarik napas pelan.

“Sudah cukup,” bisiknya pada diri sendiri.

Dan dengan satu langkah mantap, ia masuk ke dalam mobil… meninggalkan aula, masa lalu dan semua kenangan pahit dengan kepala tegak dan hati yang jauh lebih kuat.

Mobil perlahan menjauh, meninggalkan jejak yang tidak akan mudah dilupakan oleh siapa pun yang menyaksikannya hari itu.

Tapi pandangan semua orang akan segera berubah.Dan dalam waktu dekat kehidupan beberapa orang juga akan berubah.

1
Heni Setianingsih
Luar biasa
Ainii 2809
apa ini aka dilanjutkan tor ceritanya
Ainii 2809: ok tor tapi jiand kalu dilanjutin bagus endinya gantung sih
Disty Aulya Syamlan: lho udah, gini aja ceritanya
total 3 replies
Rani Muthiawadi
hooot thort pasti seruu soalnya beda sama kiamat yg lainnya
Lala Kusumah
ceritanya bagus seruuuu juga menarik tidak berbelit-belit, teruslah berkarya dengan karya-karyanya yang bagus lagi, semangat sehat ya 💪💪😍
Lala Kusumah
wah giliran Adrian ya yang dapat sistem uang kaget, aku mau juga Thor 😂😂🙏🙏
Disty Aulya Syamlan
semangat athor. luar biasa kejutanmu 🎉🎉🎉🎉🎉🎉
Disty Aulya Syamlan
mulai kembali.......
Endah Herawati
good... going better.. semangat Thor
Lala Kusumah
wadaw...
Wanita Aries
Wuaduh harus berkencan dgn byk pria 🫣
Wanita Aries
Bagus ra udh bener apa yg km lakuin wlw kejam tp mmng apa yg mereka lakukan harus dbayar.
Vivo Y93
semangat
🌻nof🌻
kira2 ada kesempatan kedua buat korban gak?🤔
yanthi
petani tp punya sistem thor
senyaman mu nulis aja thor manut AQ
Endah Herawati
Akan lbh baik kalau Rara akhirnya memberi maaf kpd orang2 yg nyakitin dia, dgn syarat ketat spy mrk jd orang baik.... tdk mengulangi kesalahan mrk. jd kan Rara tokoh yg kuat, tegas tapi baik hati... usul aja Thor... 🤗
Aryanti endah
Luar biasa
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut...ish si Doni yang tak tau diri pengen dihajar itu mah
🌻nof🌻
Jack pikirannya masih bener
Wanita Aries
Doni gilak 😡 seharusnya rara pny bodyguard biar gk di sentuh dgn musuh2nya.

Byk typo ehh author
Kurniawan Khang
wah terima kasih atas novelnya sangat bagus,saya suka sistem pertanian,perikanan,kuliner.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!